Anda di halaman 1dari 24

Oleh

Aos Santosa Hadiwijaya


Praya, 28 Mei 2008
PENINGKATAN MUTU GURU SBG UPAYA
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

MUTU
PENDIDIKAN

MUTU KBM

KINERJA GURU

KOMPETENSI
KESEJAHTERAAN
GURU
GURU
2
“PEMERATAAN DAN PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN”
9 1 4
Perluasan Akses
Pendanaan Biaya
Pendidikan Kecakapan Pendidikan Wajar
Operasional Wajar 9
Hidup pada Jalur Non-
tahun
Formal

10 5
Perluasan Akses
Pendidikan
Perluasan Akses SMA/
Keaksaraan bagi
SMK dan SM Terpadu
Penduduk usia ≥ 15
tahun

PEMERATAAN DAN
11 6

Perluasan Akses Perluasan Akses SLB


Perguruan Tinggi PERLUASAN AKSES dan Sekolah Inklusif
PENDIDIKAN
12
Pemanfaatan ICT 7
Pengembangan
sebagai Media Sekolah Wajar
Pembelajaran Jarak Layanan Khusus bagi
Jauh Daerah Terpencil/
Kepulauan yang
13 Berpenduduk Jarang
Peningkatan Peran dan Terpencar
Serta Masyarakat
dalam Perluasan Akses
SMA/SMK/SM Terpadu,
SLB, dan Perguruan 8

Tinggi Perluasan Akses PAUD


2 3

Penyediaan Sarana
Rekruitmen Pendidik
dan Prasarana
dan Tenaga
Pendidikan Wajar 9 3
Kependidikan
tahun
“PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI, DAN DAYA SAING”
9 1 4

Pembangunan Sekolah Implementasi dan


Pengembangan Guru
Bertaraf Internasional Penyempurnaan SNP dan
sebagai Profesi
di setiap Provinsi dan/ BSNP
atau Kabupaten/Kota

5
10
Pengembangan
Mendorong Jumlah Kompetensi Pendidik
Jurusan di PT Masuk dan Tenaga
dalam 100 Besar Asia Kependidikan

11 PENINGKATAN 6

Perbaikan Sarana dan


Akselerasi Jumlah
MUTU, RELEVANSI, Prasarana
Prodi, Kejuruan, DAN DAYA SAING
Vokasi dan Profesi
7

Perluasan Pendidikan
12 Kecakapan Hidup
Peningkatan Jumlah
dan Mutu Publikasi
Ilmiah dan HAKI
8

Pengembangan
13
Sekolah Berbasis
Penerapan Telematika Keunggulan Lokal di
dalam Pendidikan setiap Kabupaten/
Kota
2 3

Penjaminan Mutu
Perluasan dan
secara Terprogram
Peningkatan Mutu
dengan Mengacu 4
Akreditasi
pada SNP
“PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS DAN
PENCITRAAN PUBLIK”
9 1 4

Pelaksanaan Inpres Peningkatan SPI Peningkatan Kapasitas


No. 5 Tahun 2004 Berkoordinasi dengan dan Kompetensi
tentang Percepatan BPKP dan BPK Manajerial Aparat
Pemberantasan KKN

5
10 Peningkatan Ketaatan
Intensifikasi Tindakan- Aparat pada
tindakan Preventif Peraturan Perundang-
oleh Itjen undangan

PENGUATAN
11 TATA KELOLA, 6
Penataan Regulasi
Intensifikasi dan AKUNTABILITAS, DAN Pengelolaan
Ekstensifikasi Pendidikan
Pemeriksaan oleh
PENCITRAAN PUBLIK
Itjen, BPKP, dan BPK
7
Peningkatan
12 Pencitraan Publik
Penyelesaian Tindak
Lanjut Temuan-
temuan Pemeriksaan
Itjen, BPKP, dan BPK
8

13 Peningkatan Kapasitas
Pengembangan dan Kompetensi
Aplikasi SIM secara Pengelola Pendidikan
Terintegrasi

2 3
Peningkatan Kapasitas dan
Peningkatan Kapasitas dan
Kompetensi Aparat dalam
Kompetensi Pemeriksaan
Aparat Itjen
Perencaanaan dan 5
Penganggaran
Standar Nasional Pendidikan
(PP NO 19 Th 2006)
1. standar isi;
2. standar proses;
3. standar kompetensi lulusan;
4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
5. standar sarana dan prasarana;
6. standar pengelolaan;
7. standar pembiayaan;dan
8. standar penilaian pendidikan.
STANDAR ISI
PERMEN DIKNAS No 22 Th 2006)
(KELOMPOK MATA PELAJARAN)

• kelompok mata pelajaran agama dan akhlak


mulia;
• kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian;
• kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi;
• kelompok mata pelajaran estetika;
• kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan.
Agama dan Akhlak Mulia
Dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
• SD/MI dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir
dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandiri.
• SMP/MTs dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif dan mandiri.
• SMA/MA dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif dan mandiri.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
• Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
• Beragam dan terpadu
• Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
• Relevan dengan kebutuhan kehidupan
• Menyeluruh dan berkesinambungan
• Belajar sepanjang hayat
• Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah
Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah Daerah (PP 19 th 2006
Pasal 59)
Pemerintah Daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang
pendidikan dengan memprioritaskan program:
• wajib belajar;
• peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang
pendidikan menengah;
• penuntasan pemberantasan buta aksara;
• penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun
masyarakat;
• peningkatan status guru sebagai profesi;
• akreditasi pendidikan;
• peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat; dan
• pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
pendidikan.
INDIKATOR KUNCI DAN TARGETNYA DALAM PILAR MUTU

TARGET
INDIKATOR
2005 2006 2007 2008 2009
Rata-rata nilai UN SD/MI - - - 5.00 5.50
Rata-rata nilai UN SMP/MTs 6.28 6.54 6.72 7.00 7.00
Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA 6.52 6.68 6.84 7.00 7.00
Kualifikasi Guru yang memenuhi 30% 32% 34% 37.5% 40%
minimum S1/D-IV
Kualifikasi Dosen yang memenuhi 50% 55% 60% 65% 70%
minimum S2/S3
Pendidik yang memperoleh - - 5% 20% 40%
sertifikasi profesi
Grafik 1
Pola Hubungan Rata-rata Nilai UN SMP/MTs Dengan Rata-rata APK SMP/MTs
Untuk Kabupaten-Kota
Rata-rata UN Tiap Provinsi, Tahun 2005
Kwadran I:
Gejala Peningkatan Mutu i
 
Rangking Provinsi ke i secara Nasional dengan menghitung Cross Product APK dan UN
Mengorbankan APK (nilai UN dikonversi dalam interval 1-100 terlebih dahulu)
(6 prov)
Kwadran II:
7.00 6.97 APK dan UN
6.89
8
Bali
6.92 3

diatas Rata-rata
Sulsel
23 6.77 12
Jatim
(11 prov.)
Jambi 9 6.59 6.56 6 6.59 2
28 6.45 6.50 25 Sulut

DKI Sumut
 6.53

1

 
Rata-rata UN SMP/MTs Sulbar
Gorontalo 20 6.41 14 DIY
Kab-Kota Banten
21 6.25 6.28  
Sultra
5 6.29
6.36 4
Jateng

6,15  Sumsel 6.11 6.10


Malut 16 6.17 13
6.19 19  Sumbar

  Maluku  7 6.14

 5.98 10 Riau
Jabar
22 6.08
6.00 31 5.97
26 6.05
Kepri
 Kaltim  17
Lampung
Kalteng 5.87 NTB
5.76 Babel  15
27
Sulteng  5.62
5.54 29 Kalsel 24 5.54 11
33 5.43 5.43 32  Kalbar 5.46
 NAD

18
Papua
 Irjabar Bengkulu
5.23 30
NTT APK Nasional SMP

Kwadran IV:
Kwadran III: Gejala Perluasan APK
APK dan UN Mengorbankan Mutu
Di bawah Rata-rata (6 prov.)
Rata-rata APK SMP/MTs
(10 prov) Provinsi

4.50
 57,21% 61,57% 66,12% 74,74% 80%
81,1
 88,47%

95%97,92% 103,09% 114,00% 
NB: Cross Product
Dalil Phytagoras
85,22% Rata-rata APK
94,33%
2 + (US)2
Nilai Provinsi=
√ (APM) 96,35%
13
Grafik 2
Pola Hubungan Rata-rata Nilai UN SMA/MA/SMK Dengan Rata-rata APK SMA//MA/SMK
Kwadran I: Untuk Kabupaten-Kota
Gejala Peningkatan Mutu Tiap Provinsi, Tahun 2005
Mengorbankan APK
7.00 (10 prov)
! ! 1 ! !
8
Jatim !6.84
Bali
Kwadran II:
6.70
12 6.57 6.57
10
Sulsel ! 6 5
Sulut
3 APK dan UN
di atas Rata-rata
DKI
Rata-rata UN SMA/MA/SMK Jabar ! ! DIY 6.53
!
6.53
! 6.55 ! (7 prov)
14 Jateng 4
9
19 Banten 6.35 15
6.29
!6.15 ! Sumsel Gorontalo
16 Sultra 7
Sumbar
6.27
28 6.27 !!
6.23
6.24
! Sumut
6.17
!
6.09 21
! 20 !
6.00 !Sulbar Riau
Babel 6.02
! ! 22 !
5,99 Lampung
25 5.96 ! ! 5.95Kepri 18 Malut
!
24 5.88
5.85
!
Kaltim
5.84 11
! 2
Kwadran IV:
Jambi 13 Maluku
5.68 Gejala Perluasan APK
30
27 5.65
Kalsel ! !
NTB
5.65
! Mengorbankan Mutu
NTT (7 prov)
33 5.46 5.45
Kalbar ! 5.38
! 29 26 5.38 23 17
! 32 Sulteng Irjabar ! Bengkulu
5.31
NAD

Kwadran III:
Kalteng 5.27 31
!! 5.24
! 5.30
!
APK dan UN Papua
di bawah Rata-rata
(9 prov)
! ! ! !
APK Nasional
SMA/MA/SMK
Rata-rata APK Propinsi
SMA/MA/SMK i Rangking Provinsi ke i secara Nasional dengan menghitung Cross Product APK dan UN
(nilai UN dikonversi dalam interval 1-100 terlebih dahulu)
4.50
38,39 70% 95%
23,24%
NB: Cross Product
52,2
33,02%
Dalil Phytagoras 36,76% 43,96% 46,096% 52,46 61,95 APK
APK Target Nasional
Target Nasional
14
Nilai Provinsi= √ (APM) 2 + (US)2
APA SAJA KOMPETENSI PENDIDIK?
(1) Aspek potensi peserta didik (2) teori belajar
Pemahaman peserta didik, peran- & pembelajaran, strategi, kompetensi & isi, dan meran-
Pedagogis cangan, pelaksanaa, & evaluasi cang pembelj;(3) menata latar & melaksanakan; (4)
asesmen proses dan hasil; dan (5) pengemb akademik
Pembelajaran, pengemb.PD & nonakademik

(1) Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dgn


Kepribadian Mantap & Stabil, Dewasa, norma; (2) mandiri & etos kerja; (3) berpengaruh positif
Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia & disegani; (4) norma religius & diteladani; (4) jujur;

Menguasai keilmuan bidang studi; (1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan
Profesional dan langkah kajian kritis pendalam- yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari;
dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis,
an isi bidang studi kreatif dan inovatif terhadap bidang studi

Sosial Komunikasi & bergaul dgn peserta Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong,
menjadi panutan, komunikatif, kooperatif16
S1 PGSD FKIP UNRAM didik, kolega, dan masyarakat
GURU/DOSEN
Pasal 8 Pasal 45
KUALIFIKASI
AKADEMIK KOMPETENSI

WAJIB
MEMILIKI
SEHAT SERTIFIKAT
JASMANI DAN PENDIDIK
ROHANI

Khusus Dosen :
KEMAMPUAN UNTUK
MEWUJUDKAN TUJUAN MEMILIKI KUALIFIKASI YANG
DIPERSYARATKAN SATUAN
PENDIDIKAN NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI TEMPAT
BERTUGAS
S1 PGSD FKIP UNRAM 17
GURU

KUALIFIKASI SERTIFIKAT
AKADEMIK KOMPETENSI PENDIDIK

Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11

PT Program Pendagogik Sertifikasi


Sarjana / diselenggarakan
Diploma Empat Kepribadian oleh perguruan
tinggi yang
Sosial
memiliki LPTK
Profesional yang terakreditasi
secara obyektif,
transparan dan
akuntable
Pendidikan Profesi
S1 PGSD FKIP UNRAM 18
Pasal 12
Kemitraan Pengembangan
Profesi Guru

Depdiknas

Guru
Pemerintah Daerah

LPTK/LPMP Organisasi Profesi


Tugas Organisasi Profesi
• Penyusunan Kode Etik Profesi Guru
yang bermartabat
• Pengembangan kemampuan
profesional anggota secara
berkelanjutan dan sistematik
• Penegakan disiplin profesi secara
konsisten
• Perlindungan terhadap tugas profesi
Kode Etik Guru
• Guru memiliki dan melaksanakan
kejujuran professional.
• Guru berusaha memperoleh informasi
tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
• Guru rnenciptakan suasana sekolah
sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
Tugas Organisasi Profesi
• Penyusunan Kode Etik Profesi Guru
yang bermartabat
• Pengembangan kemampuan
profesional anggota secara
berkelanjutan dan sistematik
• Penegakan disiplin profesi secara
konsisten
• Perlindungan terhadap tugas profesi
Kode Etik Guru
• Guru memiliki dan melaksanakan
kejujuran professional.
• Guru berusaha memperoleh informasi
tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
• Guru rnenciptakan suasana sekolah
sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai