Anda di halaman 1dari 32

By : Team K3

 Semua permukaan datar harus dibersihkan setiap hari


semua peralatan yang ada dan berkaitan dengan
pasien didisinfeksi
 Tempat disekitar pasien harus bebas dari
peralatan/perlengkapan yang tidak perlusehingga
memudahkan untuk dibersihkan
 Tempat tidur, peralatan serta ruangan pasien harus
didisinfeksi sebelum digunakan oleh pasien
berikutnya
 Prosedur penggunaan Mops, Cloths, Solution:
 Gunakan lap/kain yang basah
 Gunakan cairan pembersih setiap hari dan ganti jika kotor atau
terkontaminasi
 Ganti MOPs setiap hari dan bersihkan setelah dipakai dan biarkan
kering sebelum dipakai kembali
 Jaga kebersihan lingkungan dan lakukan pembersihan 2 x
sehari atau jika kotor
 Lakukan pembersihan di area perawatan dengan disinfeksi
 Gunakan lap basah dan peralatan kebersihan standar (
trolly kebersihan, Mop, 2 ember dan alat pemeras kain pel,
penampung/kantong limbah cairan pembersih/disinfektan)
 Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh :
bed rails, light switch dll
 Jangan melakukan disinfeksi fogging di area keperawatan
 Hindari metode pembersihan permukaan yang luas yang
menghasilkan mist atau aerosol
 Jangan menggunakan disinfektan tingkat tinggi untuk
peralatan non kritikal dan permukaan lingkungan
 Pilih disinfektan yang terdaftar dan gunakan sesuai
petunjuk pabrik, jika tidak ada petunjuk pembersihan
dari pabrik ikuti prosedur tertentu
 Hindari penggunaan karpet
 Tidak mengizinkan bunga segar atau kering atau
tanaman pot di area perawatan pasien
 Kultur permukaan lingkungan ?
 Selesai tindakan operasi pasien dan sebelum
pasien berikutnya bersihkan dan disinfeksi
permukaan meja, lampu, dinding, lantai dll
 Segera bersihkan dan dekontaminasi
tumpahan darah & cairan tubuh atau cairan
kontaminan lainnya
 Gunakancairan disinfektan sesuai petunjuk
pabrik
 Bunga dan tanaman Pot serta akuarium tidak
dianjurkan di area pelayanan pasien
 Tidak mengizinkan bunga segar atau kering
di area perawatan
1. Spill Kit Tumpahan Air Raksa / Mercury
2. Spill Kit Tumpahan Bahan Kimia
3. Spill Kit Tumpahan Cairan Tubuh
1. Alat-alat yang digunakan Spill Kit tumpahan air raksa meliputi :

a. Masker.
b. Sarung tangan.
c. Botol/ Wadah limbah B3
d. Senter.
e. Spuit 20 cc.
f. Double Tape.
g. Kantong plastik ukuran 2 Kg dan 5 Kg.
h. Spidol.
i. Stiker no. 121.
j. Kertas karton.
k. Tali pengikat.
l. Lembar peringatan.
m. Laporan Kejadian.
.
2. Prosedur

a. Segera melaporkan area tersebut kepada penanggung jawab ruangan


b. Kemudian melokalisir area yang terkena tumpahan mercuri
c. Ventilasi di buka dan AC segera dimatikan
d. Cari/ lihat MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data
Pengaman (LDP) Mercuri.
e. Segera ambil Spill Kit/ Box/ Kontainer
f. Pasang lembar peringatan di sekitar tumpahan air raksa
g. Sebelum membersihkan tumpahan air raksa gunakan alat pelindung
diri (masker, sarung tangan).
h. Gunakan senter untuk melihat tumpahan air raksa, selanjutnya air
raksa dikumpulkan dengan menggunakan kertas karton dan sedot dengan
menggunakan spuit 20 cc, kemudian masukan pecahan kaca beserta spuit
yang berisi air raksa kedalam botol/ wadah limbah B3.
i. Untuk sisa-sisa tumpahan air raksa yang kecil-kecil diambil dengan
menggunakan double tape dimasukan kedalam botol/ wadah limbah B3,
kemudian ditutup.
j. Untuk memastikan air raksa sudah bersih dilakukan
penyinaran ulang dilokasi tumpahan.
k. Masukan semua masker, sarung tangan, plastik
berisi tumpahan bahan air raksa ke dalam kantong
plastik 5 kg dan diikat yang kuat diberi label limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
l. Petugas cuci tangan.
m.Lakukan pencatatan dilembar laporan kejadian
kemudian hubungi unit Unit Kesling & Nosokomial
untuk mengambil limbah mercuri.
n. Limbah mercuri di simpan di gudang TPS Barang
Beracun dan Berbahaya (B3) untuk selanjutnya akan
di kirim ke PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri)
1. Alat-alat yang digunakan Spill Kit tumpahan bahan kimia meliputi :
a. Masker.
b. Sarung tangan.
c. Sikat bulu + Pengki plastik.
d. Tissu towel.
e. Absorben
f. Kantong plastik ukuran 2 Kg dan 5 Kg.
g. Botol spray uk. 500 ml, berisi cairan dekontaminasi.
h. Wash lap/ kanebo.
i. Tali pengikat.
j. Spidol.
k. Stiker No. 121.
l. Lembar Peringatan.
m. Laporan Kejadian.
2. Prosedur :
a. Cara penanganan tumpahan bahan kimia padat.
1) Cari/ lihat MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data
Pengaman (LDP).
2) Segera siapkan Spill Kit tumpahan bahan yang dimaksud.
3) Pasang lembar peringatan di dekat tumpahan bahan kimia.
4) Sebelum melaksanakan kegiatan gunakan alat pelindung diri
(masker, sarung tangan).
5) Kumpulkan/ sapukan bahan tumpahan dengan menggunakan sikat
bulu dan pengki plastik, kemudian tumpahana dimasukkan ke dalam
kantong plastik yang berukuran 2 Kg dan diikat selanjutnya kantong
diberi label sesuai dengan nama bahan kimia yang tertumpah.
6) Lantai yang terkena tumpahan semprot dengan cairan desinfektan,
kemudian dikeringkan menggunakan wash lap/ kanebo.
7) Masukkan masker, sarung tangan, plastik berisi tumpahan bahan
kimia dan wash lap/ kanebo ke dalam kantong plastik ukuran 5 kg dan
diikat kuat dan diberi label limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun).
8) Petugas cuci tangan.
9) Lakukan pencatatan dilembar laporan kejadian kemudian dikirim ke
Unit Kesling & Nosokomial.
b. Cara Penanganan tumpahan bahan kimia cair.
1) Cari/ lihat MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Pengaman
(LDP).
2) Segera ambil Spill Kit/ Box/ Kontainer.
3) Pasang lembar peringatan di sekitar tumpahan bahan kimia.
4) Sebelum membersihkan tumpahan bahan kimia gunakan alat pelindung diri
(masker, sarung tangan dan kacamata/gogles).
5) Pasang tissue towel di sekitar tumpahan bahan kimia untuk pembatas agar
bahan kimia yang tumpah tidak meluas.
6) Setelah itu taburkan absorben pada bahan kimia cair yang tumpah agar
meresap/ mengering, lalu diamkan ± 3 menit
7) Kumpulkan/ sapukan bahan kimia dengan menggunakan sikat bulu dan
pengki pastik, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik yang berukuran 2
Kg dan di ikat, kemudian kantong diberi nama sesuai dengan bahan kimia yang
tumpah.
8) Lantai yang terkena tumpahan bahan kimia di lakukan desinfektan kemudian
dikeringkan menggunakan wash lap/ kanebo.
9) Masukan semua masker, sarung tangan, plastik berisi tumpahan bahan
kimia dan wash lap/ kanebo ke dalam kantong plastik 5 kg dan di ikat yang kuat
diberi label limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
10) Petugas cuci tangan.
11) Lakukan pencatatan dilembar laporan kejadian kemudian dikirim ke Unit
Kesling & Nosokomial.
1. Persiapan Alat :
a. Alat pelindung diri
b. Kertas penyerap/kertas tissue / koran bekas.
c. Larutan hipoklorit 0.5 % , detergen
d. Lap bersih.
e. Sarang cuci tangan pada air mengalir.
f. Kantong plastik kuning & pengikat

2. Cara Kerja :
a. Cuci tangan pada air mengalir.
b. Pakai sarung tangan rumah tangga, masker, kacamata / pelindung wajah.
c. Serap darah / cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas / koran
bekas tissue.
d. Buang kertas penyerap bersama sampah media dalam kantongan yang
kedap air berwarna kuning.
e. Semprotkan area bekas tumpahan cairan tubuh dengan natrium hipoklorit 0.5
% biarkan 10 – 15 menit kemudian bersihkan kembal
f. Bilas dengan lap basah/ tissu dan deterjen yang bersih hingga klorin
terangkat.
g. Lepas APD dan tempatkan ke wadah yang sesuai untuk pembersihan dan
disinfeksi lebih lanjut
h. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
JANGAN PANIK
 A. Bila terjadi Kebakaran
 I. Kepala IGD :
 i. Bersama Perawat menuju lokasi kebakaran.
 ii. Segera evakuasi korban ke tempat aman
 iii. Lakukan triase pertama pada korban, beri label
 sesuai kondisi korban. II. Dokter IGD :
 i. Lanjutkan penanganan korban, bila perlu serahkan
penanganan selanjutnya ke dokter ahli.
 ii. Pindahkan korban ke ruang rawat inap. B. Bila terjadi Gempa /
Gedung runtuh
 I. Kepala IGD :
 i. Pimpin dan koordinasi perawat menuju lokasi.
 ii. Segera evakuasi korban ke tempat aman.
 iii. Lakukan triase pertama pada korban, beri label
 sesuai kondisi korban.
A. Bila terjadi kecelakaan massal
I. Pra Rumah Sakit
i. Dokter Penanggung jawab IGD : Lakukan triase ditempat kejadian.
ii. Dokter IGD dan Perawat :
Lakukan penanganan korban dan beri label
pada korban. II. Di Rumah Sakit
i. Dokter jaga IGD :
Lakukan triase ulang pada korban.
ii. Dokter jaga IGD & Perawat :
Lakukan penanganan korban sesuai urutan
prioritas label yang diberikan. B. Bila terjadi keracunan massal
I. Pra Rumah Sakit
i. Dokter Penanggung jawab IGD :
Lakukan Triase ditempat kejadian. ii. Dokter IGD & Perawat :
a. Lakukan penanganan korban dan beri label pada korban.
b. Ambil sampel makanan atau minuman, muntahan atau tinja korban untuk
keperluan diagnostik. II. Di Rumah Sakit
i. Dokter jaga IGD :
Lakukan triase ulang pada korban.
ii. Dokter jaga IGD, Dokter IGD & Perawat : Lakukan penanganan korban sesuai urutan
prioritas label yang diberikan.
 Beri pertolongan pertama sesuai Lembar Data Keamanan Bahan.
 Bila terkena mata :
 buka kelopak mata dan bilas dengan air mengalir selama ± 15 menit,
 segera bawa korban ke Instalasi Gawat Darurat.
 Bila terkena kulit dan pakaian,
 lepas baju yang terkontaminasi,
 Bilas kulit yang terpapar dengan air mengalir selama 15 menit.
 Bila tertelan, beri pertolongan sesuai Lembar Data Keamanan Bahan, pilih salah
satu :
 Jangan dimuntahkan;
 kecualidiarahkanuntuk melakukannya olehtenaga medis.
 cuci mulut korban dengan air ( bila korban masih sadar ).
 berikan segelas penuh air atau susu untuk diminum.
 segera bawa korban ke Instalasi Gawat Darurat.
 Beri rangsangan untuk muntah ;
 bila kondisi pasien sadar, cuci mulut korban dengan air.
 beri korban 2 – 4 gelas air atau susu untuk diminum.
 segera bawa korban ke Instalasi Gawat Darurat.
 Bila terhirup;
 segera bawa korban ke udara terbuka atau pindahkan korban dari area paparan dan
pakaikan selimut.
 berikan nafas bantuan bila korban tidak bernafas.
 segera bawa korban ke Instalasi Gawat Darurat.
Membuang limbah B3 di
tempat sampah/plastik
warna merah/ umgu
Apa bila erjadi
kebakaran disekitar
anda, apa yang anda
lakukan ???
Satpam yang mengetahui dan menerima informasi adanya kebakaran
atau kode merah/Code Red wajib melakukan :
1. Tetap tenang jangan panik.
2. Segera telpon ke Informasi,sampaikan dengan jelas telah terjadi:
Kebakaran di : ……………….. Nama pelapor : ………………..
Instalasi/bagian : ………………..
3. Segera menghubungi anggota Satpam yang lain (Pos II,Pos
Rawat Inap dan Patroli jaga)untuk segera mendatangi TKP.
4. Setelah mendengar kode merah,Satpam Pos II sebelum menuju
ke TKP,mengambil APAR dan kunci box hidran di Pos I
terlebih dahulu.
5. Anggota Satpam dari Pos II membawa APAR dan kunci box hidran langsung
menuju ke lokasi terjadinya kebakaran dan padamkan api dengan APAR.
6. Anggota Satpam yang berada di TKP melaporkan situasi dan
kondisi di TKP pada Pos I guna tindak lanjut berikutnya.
7. Apabila kondisi tidak bisa diatasi dan api semakin membesar
maka anggota Satpam di TKP segera menghubungi Pos I,beritakan dengan jelas bahwa
api tidak dapat dikendalikan,segera evakuasi dan pergunakan hidran.
8. Satpam di Pos I setelah menerima berita dari anggota Satpam
yang berada di TKP segera telpon ke informasi dan beritakan dengan jelas situasi
terakhir di TKP.
9. Anggota Satpam Pos I tetap siaga di Pos I,mengatur tersedianya jalan masuk bagi
bantuan luar yang datang,memberi
pengarahan/petunjuk bagi bantuan luar yang datang dan selalu berkoordinasi dengan
regu/pihak lain.
10. Anggota Satpam dari Pos rawat inap yang berada di TKP
menyelamatkan dokumen serta aset rumah sakit yang dapat
diselamatkan ke titik berkumpul terdekat.
11. Satpam patroli yang ada di TKP mengamankan area gedung
yang terbakar,mengatur lalu lintas di sekitar gedung,mengatur perpindahan
kendaraan di tempat parkir ke tempat lain yang aman.
12. Setelah bencana kebakaran dinyatakan aman,melakukan
penyisiran ke TKP dan sekitarnya untuk memeriksa korban dan aset rumah sakit yang
perlu diselamatkan/diperbaiki.
13. Membuat laporan serta kronologis kejadian dan diserahkan ke pimpinan.
 Helm merah : Prioritas memadamkan api
 Helm Kuning : Prioritas menyelamatkan pasien
 Helm Biru : Prioritas menyelamatkan aset
 Helm Putih : Prioritas menyelamatkan
Dokumen
A. JANGAN MENGGUNAKAN LIFT pada saat kebakaran atau gempa
1. Jangan panik dan segeralah menuju pintu keluar
2. Ada ruangan berasap segeralah merangkak kearah pintu
3. Jangan buka pintu jika pintu terasa panas dan dan bacalah bagian bawah
4. Bukalah pintu dan segeralah ke tangga darurat terdekat
5. Jika koridor berasap merangkaklah ke tangga darurat terdekat
6. Turunlah lewat tangga hingga anda menemukan tanda Assembling Point

B. Jika pintu terasa panas, tetap di ruangan anda


1. Matikan pendingin ruangan
2. Jika keberadaan anda di dalam kamar hubungi operator di no “100”
3. Jangan membuka pintu hingga mendapat instruksi selanjutnya
4. Gunakan handuk dari kain basah untuk mencapai pintu keluar
5. Pecahkan jendela jika terdapat asap di dalam kamar

C. Jika terjadi gempa berlindunglah di ruangan anda, jauhi jendela hingga


mendapat instruksi selanjutnya
Titik kumpul berada di
depan RS dan di parkir
belakang RS
 Alarm oksigen bila habis akan berbunyi secara otomatis
 Matikan alarm dengan mekan tombol warna merah dimesin alarm
 Saat akan mengganti oksigen tabung central, matikan/tutup dulu
tabung semua oksigen yang telah terpakai habis, pastikan benar2
tertutup rapat
 Lalu ambil lebel di oksigen yang sudah kosong / habis
 Buka dengan perlahan oksigen tabung yang masih baru / penuh
 Berikan label pada oksigen yang baru dibuka, ini untuk
mempermudah bahwa oksigen maakah yang sedang aktif/
digunakan
 Saat keluar ruang oksigen central pastikan untuk mengunci raung
oksigen central terlebih dahulu
 Alarm oksigen akan otomatis berubah menjadi warna hijau, dan
akan alarm akan berbunyi otomatis ketika oksigen tabung central
telah habis
 Saat akan menggunakan oksigen pastikan
humidifire telah benar terpasang dengan benar
 Bersihkan humidifire jka kotor
 Berikan air sesuai takarannya
 Pasang selang oksigen dan setel volume aliran
oksigen yang dibutuhkan dengan memutar
tombol di humidifire
 Pakaikan oksigen pada pasien dengan benar
 Tambahka fiksasi tambahan jika dibutuhkan
 Saat listrik PLN padam, hendaknya segera
menyalakan genset
 Sebelum menyalakan genset pastikan saklar
listrik yag terhubung ke PLN sudah dimatikan
 Nyalakan genset dengan menekan tombol
power dimesin control utama yang berada di
genset
 Setelah listrik PLN hidup kembali, segera
matikan genset terlebih dahulu
 Nyalakan saklar listrik agar terhubung ke
listrik PLN

Anda mungkin juga menyukai