Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK EVALUASI BIOAKTIVITAS

KELOMPOK 1
S1-VI.C
Annisa Fajriyah
Dian Nur Cahyu
Dwi Andreyas
Junida Apni
Rike Andriani
Widya Lestari

DOSEN PENGAMPU
Novia Sinata M.Farm,Apt
Review Jurnal

Uji Efek Analgetik Ekstrak Rumput Teki (Cype


1 rus Rotundus L.) Pada Tikus Putih Jantan Gal
ur Wistar (Rattus Novergicus)

Efek Analgetik Asam Docosahexaenoic ( DHA ) Dim


ediasi Oleh Modulasi Aktivitas Mikroglia Di Ganglia
2 Akar Dorsal ( DRP ) Dalam Model Tikus Nyeri Neuro
patik

4
Uji Efek Analgetik Ekstrak Rumput
1 Teki (Cyperus Rotundus L.) Pada
Tikus Putih Jantan Galur Wistar (R
attus Novergicus)
Abstrak

Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosio


nal yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Rumput teki (Cyperus rotund
us L.) mengandung flavonoid yang berpotensi untuk mengurangi rasa nyeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek analgetik dari ek
strak Rumput Teki dengan dosis 3,15 g/kgBB, 6,3 g/kgBB dan 12,6 g/kgBB
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Subjek penelitian ini ialah 15 ekor Tik
us Wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (
Aquades), kelompok kontrol Positif (Parasetamol) dan kelompok ekstrak Ru
mput Teki.
Pengujian efek analgetik dilakukan dengan cara memberikan
rangsangan nyeri pada hewan uji, berupa rangsangan panas dengan su
hu 65°C. Respon tikus yang diamati yaitu gerakan menjilat kaki dan at
au melompat. Pengamatan dilakukan selama 1 menit. Pengamatan dila
kukan sebelum pemberian zat uji, kemudian berturut-turut pada menit
ke-30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian zat uji. Hasil penelitian menu
njukkan ekstrak Rumput Teki dengan dosis 3,15 g/kgBB, 6,3 g/kgBB
dan 12,6 g/kgBB memiliki efek analgetik pada Tikus Putih Jantan Gal
ur Wistar terutama pada dosis 6,3 g/kgBB.
Pendahuluan

 Analgetik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi rasa
sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran (Sumardjo, 2009).
 Saat ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali tumbuh-tumbuhan sebagai obat
semakin meningkat, dikarenakan efek sampingnya yang relatif tidak ada.
 Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional adalah Rum
put Teki. Namun belum banyak masyarakat yang memanfaatkannya dikarenakan inform
asi ilmiah dan bukti manfaat yang menunjang masih kurang. Rumput Teki diduga menga
ndung flavonoid. Flavonoid bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase yang da
pat menurunkan sintesis prostaglandin sehingga mengurangi terjadinya vasodilatasi pem
buluh darah dan aliran darah lokal sehingga migrasi sel radang pada area radang akan me
nurun (Reynertson, 2007).
Metode Pengujian
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode hot plate
atau pelat panas dimana hasil yang diamati adalah respon hewan uji
berupa menjilat kaki atau melompat.

Sampel
Sampel berupa ekstrak etanol Rumput teki (Cyperus r
otundus L.)

Pengujian dilakukan terhadap tikus putih jantan galur wistar (Rattus


novergicus) yang berumur 2 - 3 bulan dan berat badan 100 - 130 gra
m dengan jumlah 15 ekor.
Perhitungan dosis

Perhitungan Dosis Ekstrak Rumput


Perhitungan Dosis Paracetamol Teki

Dosis PCT = 500 mg Faktor konversi dosis = 0,018


Faktor konversi dosis = 0,018 Rata-rata berat orang Indonesia
Rata-rata berat orang Indonesia = 50 kg
= 50 kg Dosis rumput teki = 50 gr

Konversi dosis Konversi dosis


70 70
= x 500 mg x 0,018 = x 50 gr x 0,018
50 50
= 12,6 mg/200 gr BB tikus = 1,26 gr/200 gr BB tikus
= 63 mg/kg BB = 6,3 gr/kg BB
Ekstrak rumput teki dibuat dalam seri dosis bertingkat, yaitu :

Kelompok P1 Kelompok P2 Kelompok P3


= 0,5 x 6,3 g/k = 1 x 6,3 g/kg = 2 x 6,3 g/kg
gBB BB BB
= 3,15 g/kgBB = 6,3 g/kgBB = 12,6 g/kgBB

1 2 3
Pengujian efek analgetik
Beaker glass dimasukkan ke dalam w
Setelah tikus ada di dalam beaker g
aterbath yang berisi air, kemudian wa
lass maka responnya diamati, yaitu
terbath dipanaskan hingga suhu 65°C
berupa gerakan menjilat kaki dan at
. Setelah suhu mencapai 65°C, tikus
au melompat. Pengamatan dilakuka
dimasukkan ke dalam beaker glass te 01 02 n selama 1 menit
rsebut.
Kepada masing-masing kelom
• Sebelum pemberian zat uji pok tikus diberikan larutan eks
• Menit ke-30 setelah pembe 06 trak, larutan obat pembanding
03
rian zat uji dan aquades sebagai kontrol n
• Menit ke-60 setelah pembe egatif. Tikus lalu diistirahatka
rian zat uji Menit ke-90 set n untuk diamati kembali pada
elah pemberian zat uji Men menit ke-30.
it ke-120 setelah pemberian 05 04
zat uji Pengamatan dilakukan hingga menit ke
-120, dengan interval waktu 30 menit u
Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali,
ntuk setiap pengamatan
yaitu :
Hasil
Kesimpulan
 Hasil pengujian pada kelompok eksperimental (ekstrak rumput teki) yang di
beri dosis berbeda, menunjukkan adanya Efek Analgetik Ekstrak Rumput Te
ki pada hewan uji. Efek analgetik dari ekstrak rumput teki dosis 3,15g/kgBB
, 6,3g/kgBB dan 12,6g/kgBB mulai terlihat pada menit ke-30 dan terus mem
berikan efek pada menit ke-60. Pada menit ke-90 efek analgetiknya mulai m
enurun, tetapi masih menunjukkan efek analgetik.
 Pada grafik rata-rata jumlah respon tikus menunjukan bahwa dosis 6,3 g/kgB
B merupakan dosis maksimum karena pada dosis tersebut sudah mencapai k
adar terapeutik maksimum. Hal ini menunjukkan tidak selalu dosis yang ting
gi memberikan efek yang baik. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
positif yang diberi parasetamol, efek analgetik dari ekstrak rumput teki lebih
rendah dari parasetamol.
Efek Analgetik Asam Docosahexaen
oic ( DHA ) Dimediasi Oleh Modulasi
2 Aktivitas Mikroglia Di Ganglia Akar
Dorsal ( DRP ) Dalam Model Tikus N
yeri Neuropatik
Abstrak
Efek analgetik asam docosahexaenoic (DHA, 22: 6 n-3) dipelajari meng
gunakan model Chronic Constriction Injury ( CCI ) pada tikus, dan dinamika iba-
1 (+) mikroglia / makrofag dalam Dorsal Root Ganglia (DRG) yang ditandai. DH
A mengurangi intensitas dan durasi nyeri neurogenik. Penerapan DHA menyebab
kan stabilisasi awal dari bantalan berat dalam tes incapacitance dan mencegah pen
gembangan cold allodynia dan perubahan degeneratif pada jaringan ekstremitas d
enervated. Pengobatan DHA secara signifikan mengurangi reaksi glia satelit dan e
kspresi pro-apoptosis p53 protein dalam DRG tersebut. Dengan demikian, efek an
ti-nyeri DHA mungkin hasil dari modulasi mikroglia / aktivitas makrofag dan pen
gembangan efek saraf pada tingkat dorsal ganglia root.
Pendahuluan
 Saat ini, pilihan pengobatan untuk sindrom nyeri neuropatik sangat terbatas, dan terapi m
odern tidak sepenuhnya efektif untuk menghentikan rasa sakit dan konsekuensi neurodes
tructive nya. Pengembangan treatment nyeri yang baru dan efektif membutuhkan gagasa
n yang lebih jelas tentang mekanisme fisiologis, biokimia dan psikofisiologis nyeri neuro
patik dan penekan endogennya.
 Docosahexaenoic acid (DHA) adalah salah satu dari lipid struktural utama dalam membr
an sel neuron dan sangat mempengaruhi jaringan saraf. Menstabilkan struktur membran
sel dalam sistem saraf pusat dan perifer dan penurunan sintesis sitokin pro-inflamasi dala
m jaringan yang rusak dapat dianggap sebagai mekanisme aksi antiinflamasi dan analget
ik DHA. Dalam penelitian ini, di duga DHA memiliki aktivitas analgetik dengan mempe
ngaruhi aktivitas mikroglia/ makrofag di Dorsal Root Ganglia ( DRP ) atau ganglia akar
dorsal
Sampel
Asam Docosahexaenoic (DHA ) diekstraksi dari hati
cumi-cumi Berryteuthis magister.

Penelitian ini dilakukan pada tikus jantan Wistar (240


± 20 g, umur 2 bulan) .
Metode pengujian
• Berat defisit bantalan dievaluasi menggunakan incapacitance tester. Cold allodynia di
evaluasi menggunakan Cold / Hot Plate Analgesia Meter. Hasil perilaku nociceptive
mengungkapkan dua periode pembangunan nyeri ropathic neutrofil: fase inisiasi (1 m
inggu) dan periode pemeliharaan proses nyeri (4 minggu). Jaringan untuk pemeriksaa
n histologis diperoleh dari masing-masing periode ini ( dilakukan isolasi jaringan ).
• Untuk mengevaluasi aktivitas mikroglia / makrofag dari DRG, dilakukan deteksi dan
pengukuran reaksi iba-1-immunoperoxidase (anti iba-1 antibodi poliklonal kelinci 1:
500, Abcam (ab108539), USA); untuk deteksi apoptosis pada neuron p53-immunorea
ctivity (anti-P53 antibodi monoklonal tikus, 01:50, Thermo Scientific (MS-182-P), U
SA). Antibodi sekunder yang sesuai terkonjugasi ke lobak peroksidase (PI-1000, anti
-kelinci; PI-2000, anti-mouse) digunakan sesuai intruksi pabrikan (Vector Laboratori
es, USA, 1: 100). Kontrol negatif menggunakan PBS bukan antibodi primer yang dig
unakan untuk mengontrol reaksi immunohistokimia.
• DRG parafin-embedded bagian (10 m) diwarnai dengan toluidin biru kemudian diperiksa deng
an mikroskop cahaya. Untuk menentukan indeks neuroglial, sel-sel satelit besar (> 50 m), men
engah (30-50 m) dan kecil (10-30 m) neuron dengan nukleolus terlihat dihitung di setiap irisan
kedelapan, penghitungan itu dilakukan sekitar 100 neuron yang dipilih secara acak dengan uk
uran yang sama di setiap hewan kelompok.
• Data yang diperoleh dari studi imunohistokimia dianalisis statistik menggunakan ANOVA sat
u arah dilanjutkan dengan uji post hoc Tukey. Data yang diperoleh dari hewan uji fisiologis di
bandingkan dengan menggunakan Mann-Whitney. Semua uji statistik yang dilakukan menggu
nakan GraphPad Prism 4.00 software.

Hasil
1. Efek perilaku pengobatan DHA dalam pengembangan nyeri neuropatik
Uji Cold Allodynia
2. DRG mikroglia / respon makrofag untuk CCI dan pengobatan DHA

3. Perubahan indeks neuro-glial dari DRG


Kesimpulan

 Perubahan aktivitas mikroglia/ makrofag di ganglia akar dorsal ( DRG), sepe


rti yang ditunjukkan dalam penelitian, menunjukkan keterlibatannya dalam p
engembangan perubahan patologis yang terkait dengan nyeri neuropatik. Dar
i hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan indeks neuroglial dan ju
mlah makrofag mikroglial iba-1-positif dalam DRG disertai dengan ekspresi
protein p53 pro-apoptosis pada neuron.
 Treatment DHA secara signifikan mengurangi aktivasi mikroglia/ makrofag,
pembentukan satelit dan apoptosis pada tikus DRG CCI. Selain itu, DHA sec
ara signifikan mengurangi aktivitas dan perkembangan nyeri neurogenik, ya
ng mengarah ke stabilisasi sistribusi berat dini dab mencegah perkembangan
perubahan neurodegeneratif.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai