KELOMPOK 1
S1-VI.C
Annisa Fajriyah
Dian Nur Cahyu
Dwi Andreyas
Junida Apni
Rike Andriani
Widya Lestari
DOSEN PENGAMPU
Novia Sinata M.Farm,Apt
Review Jurnal
4
Uji Efek Analgetik Ekstrak Rumput
1 Teki (Cyperus Rotundus L.) Pada
Tikus Putih Jantan Galur Wistar (R
attus Novergicus)
Abstrak
Analgetik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi rasa
sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran (Sumardjo, 2009).
Saat ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali tumbuh-tumbuhan sebagai obat
semakin meningkat, dikarenakan efek sampingnya yang relatif tidak ada.
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional adalah Rum
put Teki. Namun belum banyak masyarakat yang memanfaatkannya dikarenakan inform
asi ilmiah dan bukti manfaat yang menunjang masih kurang. Rumput Teki diduga menga
ndung flavonoid. Flavonoid bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase yang da
pat menurunkan sintesis prostaglandin sehingga mengurangi terjadinya vasodilatasi pem
buluh darah dan aliran darah lokal sehingga migrasi sel radang pada area radang akan me
nurun (Reynertson, 2007).
Metode Pengujian
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode hot plate
atau pelat panas dimana hasil yang diamati adalah respon hewan uji
berupa menjilat kaki atau melompat.
Sampel
Sampel berupa ekstrak etanol Rumput teki (Cyperus r
otundus L.)
1 2 3
Pengujian efek analgetik
Beaker glass dimasukkan ke dalam w
Setelah tikus ada di dalam beaker g
aterbath yang berisi air, kemudian wa
lass maka responnya diamati, yaitu
terbath dipanaskan hingga suhu 65°C
berupa gerakan menjilat kaki dan at
. Setelah suhu mencapai 65°C, tikus
au melompat. Pengamatan dilakuka
dimasukkan ke dalam beaker glass te 01 02 n selama 1 menit
rsebut.
Kepada masing-masing kelom
• Sebelum pemberian zat uji pok tikus diberikan larutan eks
• Menit ke-30 setelah pembe 06 trak, larutan obat pembanding
03
rian zat uji dan aquades sebagai kontrol n
• Menit ke-60 setelah pembe egatif. Tikus lalu diistirahatka
rian zat uji Menit ke-90 set n untuk diamati kembali pada
elah pemberian zat uji Men menit ke-30.
it ke-120 setelah pemberian 05 04
zat uji Pengamatan dilakukan hingga menit ke
-120, dengan interval waktu 30 menit u
Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali,
ntuk setiap pengamatan
yaitu :
Hasil
Kesimpulan
Hasil pengujian pada kelompok eksperimental (ekstrak rumput teki) yang di
beri dosis berbeda, menunjukkan adanya Efek Analgetik Ekstrak Rumput Te
ki pada hewan uji. Efek analgetik dari ekstrak rumput teki dosis 3,15g/kgBB
, 6,3g/kgBB dan 12,6g/kgBB mulai terlihat pada menit ke-30 dan terus mem
berikan efek pada menit ke-60. Pada menit ke-90 efek analgetiknya mulai m
enurun, tetapi masih menunjukkan efek analgetik.
Pada grafik rata-rata jumlah respon tikus menunjukan bahwa dosis 6,3 g/kgB
B merupakan dosis maksimum karena pada dosis tersebut sudah mencapai k
adar terapeutik maksimum. Hal ini menunjukkan tidak selalu dosis yang ting
gi memberikan efek yang baik. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
positif yang diberi parasetamol, efek analgetik dari ekstrak rumput teki lebih
rendah dari parasetamol.
Efek Analgetik Asam Docosahexaen
oic ( DHA ) Dimediasi Oleh Modulasi
2 Aktivitas Mikroglia Di Ganglia Akar
Dorsal ( DRP ) Dalam Model Tikus N
yeri Neuropatik
Abstrak
Efek analgetik asam docosahexaenoic (DHA, 22: 6 n-3) dipelajari meng
gunakan model Chronic Constriction Injury ( CCI ) pada tikus, dan dinamika iba-
1 (+) mikroglia / makrofag dalam Dorsal Root Ganglia (DRG) yang ditandai. DH
A mengurangi intensitas dan durasi nyeri neurogenik. Penerapan DHA menyebab
kan stabilisasi awal dari bantalan berat dalam tes incapacitance dan mencegah pen
gembangan cold allodynia dan perubahan degeneratif pada jaringan ekstremitas d
enervated. Pengobatan DHA secara signifikan mengurangi reaksi glia satelit dan e
kspresi pro-apoptosis p53 protein dalam DRG tersebut. Dengan demikian, efek an
ti-nyeri DHA mungkin hasil dari modulasi mikroglia / aktivitas makrofag dan pen
gembangan efek saraf pada tingkat dorsal ganglia root.
Pendahuluan
Saat ini, pilihan pengobatan untuk sindrom nyeri neuropatik sangat terbatas, dan terapi m
odern tidak sepenuhnya efektif untuk menghentikan rasa sakit dan konsekuensi neurodes
tructive nya. Pengembangan treatment nyeri yang baru dan efektif membutuhkan gagasa
n yang lebih jelas tentang mekanisme fisiologis, biokimia dan psikofisiologis nyeri neuro
patik dan penekan endogennya.
Docosahexaenoic acid (DHA) adalah salah satu dari lipid struktural utama dalam membr
an sel neuron dan sangat mempengaruhi jaringan saraf. Menstabilkan struktur membran
sel dalam sistem saraf pusat dan perifer dan penurunan sintesis sitokin pro-inflamasi dala
m jaringan yang rusak dapat dianggap sebagai mekanisme aksi antiinflamasi dan analget
ik DHA. Dalam penelitian ini, di duga DHA memiliki aktivitas analgetik dengan mempe
ngaruhi aktivitas mikroglia/ makrofag di Dorsal Root Ganglia ( DRP ) atau ganglia akar
dorsal
Sampel
Asam Docosahexaenoic (DHA ) diekstraksi dari hati
cumi-cumi Berryteuthis magister.