Anda di halaman 1dari 22

PROTHESA

PADA KUSTA
Pendahuluan
• Sebagaimana kita ketahui cacat pada penderita
penyakit kusta terbanyak adalah anestesi kaki.
Gangguan ini biasanya berlanjut menjadi luka
plantar dan lain-lain komplikasi seperti fistula,
osteo-artritis, tendo-vaginitis, osteomielitis,
kerusakan arsitektur kaki, kelainan bentuk kaki,
kaki lunglai dan lain sebagainya. Bila kita
temukan kelainan ini maka selain pengobatan
dan perawatan untuk menyembuhkannya, maka
sangat diperlukan alat bantu kaki yang sangat
berguna untuk:
ALAT BANTU CACAT

1. BRACE
2. ALAS KAKI
3. PROTHESA
ALAS KAKI
Prinsip pembuatan:
1. Melindungi kaki
2. Membagi tekanan berat badan
3. Melindungi jari kaki
4. Stabil
5. Tidak ada bagian yang membahayakan
• ALAS KAKI:
• Alas kaki merupakan alat pelindung
dalam usaha mencegah terjadinya luka
baru atau cacat yang lebih lanjut pada
penderita kusta dengan telapak kaki
yang anastesi.
• Alas kaki dapat berbentuk sandal
ataupun sepatu. Yang sering dibuat
adalah “Sandal MCR”. Sandal ini dibuat
dari karet MCR (micro cellular rubber),
dan bagian atasnya dibuat dari bahan
yang kuat.
– Prinsip pembuatan alas kaki:
• 1. Melindungi
• Pada umumnya penderita mempunyai kelainan
anestesi pada daerah telapak kaki, oleh karena itu
diharapkan alas kaki yang dibuat harus:
• Tidak menyebabkan timbulnya luka atau iritasi: daerah
yang bersentuhan dengan kaki terbuat dari bahan
lunak, tidak ada bagian yang menonjol, tak memakai
bahan yang kasar ataupun logam (paku, cincin tali,
dan sebagainya). Sebaiknya terbuat dari bahan kulit
lunak yang cukup ideal untuk kaki, walaupun terkena
air.
• Mencegah terjadinya gangguan akibat pengaruh dari
luar: bagian luar alas kaki terutama pada bagian
telapak harus terbuat dari bahan yang cukup kuat
untuk menahan terinjaknya paku / bahan tajam lain,
teriris benda tajam, benturan batu, dan sebagainya.
• Alas kaki terbuat dari bahan yang tidak licin jika
dipakai menginjak, walau pada permukaan basah.
Modifikasi Sandal MCR
Arc Support Meta- • Bantalan arkus medial kaki 
mempertahankan arkus plantar medial
tarsal Pad (ASMP) • Indikasi: flat foot, paska plantaritis, paska
TPT

• Bantalan sepanjang sendi MT 


Metatarsal Bar mempertahankan arkus plantar transversal
• Indikasi: kelemahan otot intrinsik, claw toes

Lateral Bar • Bantalan lateral kaki


• Indikasi: kaki inversi

• Lubang / cekungan pada alas kaki


Digging Hole • Indikasi: ulkus plantar, tonjolan tulang,
parut
• Membagi tekanan
• Dalam keadaan berdiri tekanan berat
badan diterima oleh bagian tumit, telapak
kaki bagian depan (“ball of the foot”) dan
ujung jari kaki (terutama pada kelainan
claw toes). Tekanan pada tumit sekitar
50 %, telapak depan 40 % dan ujung jari
10 % dari berat badan.
Modifikasi Sandal MCR
Arc Support Meta- • Bantalan arkus medial kaki 
mempertahankan arkus plantar medial
tarsal Pad (ASMP) • Indikasi: flat foot, paska plantaritis,
paska TPT

• Bantalan sepanjang sendi MT 


Metatarsal Bar mempertahankan arkus plantar
transversal
• Indikasi: kelemahan otot intrinsik, claw
toes
Lateral Bar • Bantalan lateral kaki
• Indikasi: kaki inversi

• Lubang / cekungan pada alas kaki


Digging Hole • Indikasi: ulkus plantar, tonjolan tulang,
parut
ALAS KAKI
Prinsip pembuatan:
2. Membagi tekanan berat badan
• Alas kaki yang dibuat mengikuti permukaan
telapak sampai bagian samping kaki dapat
memperluas bagian yang mendapat tekanan
berat badan. Dengan demikian beban dibagi
lebih merata dan lebih ringan.
• Pembagian tekanan ini merupakan “kunci” dari
prinsip pembuatan alas kaki pada penderita
kusta, terutama dengan kelainan anasthesi
daerah telapak kaki. Jangan sampai ada bagian
yang mendapat tekanan berlebihan, yang
memungkinkan timbulnya lepuh ataupun luka.
• Tidak dianjurkan mempergunakan alas kaki
dengan tumit tinggi, karena berakibat timbulnya
tekanan yang lebih besar pada kaki bagian
depan. Maksimal ketinggian bagian tumit yang
diperkenankan adalah 3 cm.
• Melindungi ujung jari kaki
• Bagian ujung jari kaki perlu mendapat
perlindungan, utamanya bagi penderita
dengan adanya atau kemungkinan
mendapat kelainan claw toes. Pada
kelainan ini ujung jari kaki tampak
menghadap kebawah, sehingga mudah
mendapat tekanan berlebihan saat
bersentuhan dengan permukaan dan
mendapatkan luka
• Untuk mencegah terjadinya hal tersebut,
maka sebaiknya alas kaki:
– Lebih panjang dari ujung kaki, sekitar 1 ¼ cm.
– Memiliki tali pengikat dibelakang tumit,
sehingga seluruh alas kaki ikut terangkat
sewaktu mengangkat kaki.
– Modifikasi Sandal MCR:
• Pada keadaan cacat tertentu bentuk dan
bagian sandal dapat dirubah atau ditambah
sesuai dengan kebutuhan, misalnya:
• ASMP (“Arch Support Metatarsal Pad”):
• Diberikan tambahan karet atau bahan lain
yang cukup kuat pada sisi medial pertengahan
alas kaki, sehingga dapat membentuk kembali
dan mempertahankan arkus kaki.
• Untuk kaki yang kehilangan lengkungan
telapak (arkus) akibat kerusakan fasia
plantaris. Keadaan ini terjadi akibat ulkus
plantar dengan komplikasi plantaritis, atau post
operasi TPT sehingga kehilangan tendon otot
tibialis posterior yang membantu
mempertahankan arkus plantar.
• Metatarsal bar:
• Pada kaki yang terdapat gangguan otot-
otot intrinsik sering terjadi
menghilangnya lengkungan transversal
kaki dan mudah timbul luka diujung jari.
• Diberikan bantalan melintang, tepat
dibawah kepala tulang metatarsal.
• Gunanya untuk mengurangi beban pada
kepala metatarsal dan mengembalikan
lengkungan transversal kaki, sekaligus
membantu memperbaiki bentuk jari kaki
kiting.
• Lateral bar:
• Untuk melakukan koreksi kaki yang
inversi.
• Diberikan bantalan pada sisi lateral alas
kaki, sehingga dapat mengoreksi
keadaan kaki yang inversi.
• Digging hole:
• Dibuat cekungan atau lubang pada alas
kaki.
• Gunanya untuk mengurangi beban pada
daerah tonjolan tulang atau jaringan
parut yang mudah timbul luka.
• FDS (Foot drop spring):

Dipakai pada penderita kaki lunglai yang
baru atau sementara penderita
dipersiapkan menjalani operasi
rekonstruksi.
• Dipasang per dari punggung sandal yang
dihubungkan dengan sabuk kecil yang
dipasang di daerah 2/3 atas tungkai
bawah.
• Dengan adanya per ini maka kaki tidak
terseret waktu berjalan.
Tujuan
1. Mencegah luka pada kaki anestesi.
2. Mencegah luka lebih parah.
3. Mengoreksi dan mencegah parahnya
cacat kaki lain.
4. Membantu penderita mobilisasi.
5. Mengurangi masa rawat inap.
• ALAT BANTU CACAT (BRACE):
• Brace atau alat bantu cacat adalah suatu alat
yang dibuat untuk membantu kaki atau
bagian kaki yang mengalami kelainan
didalam menjalankan fungsinya
• Prinsip dari alat bantu cacat ini adalah:
• Penyokong / penopang berat badan.
• Memelihara kestabilan tubuh.
• Koreksi kelainan anggota gerak / tubuh.
• Membantu mengontrol gerakan refleks.
• Mobilisasi.
• Melindungi anggota gerak terhadap trauma.
• Jenis-jenis alat bantu cacat ini tergantung pada
cacat yang ada, yang umum dikenal adalah:
– Bohler’s Iron:

Dibuat dari bahan pelat besi sebagai penyangga
dan alas dengan lapisan karet.
• Gunanya untuk memfiksasi tungkai bawah
sampai kaki tergantung, sehingga telapak kaki
tidak lagi menerima beban berat badan.
• Indikasi pemakaian untuk imobilisasi kaki karena
berbagai sebab: ulkus plantar luas, sinus
kalkaneus, Charcot’s joint, dan sebagainya.
• Dipakai pada penderita kaki lunglai.
• Gunanya untuk memfiksasi sendi
pergelangan kaki.
• Indikasi mirip dengan FDS, untuk pasien
yang tidak mau terlihat adanya alat bantu
di kakinya

Anda mungkin juga menyukai