Anda di halaman 1dari 21

Asfiksia Neonatorum

Definisi
• Asfiksia neonatorum adalah kegagalan nafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir yang disebabkan faktor-faktor yang timbul
dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
lahir

• Menurut AAP: keadaan yang disebabkan oleh


berkurangnya O2 pada udara respirasi yang ditandai
dgn:
– Asidosis pada darah arteri umbilikal
– APGAR setelah menit ke 5 tetap 0-3
– Manifestasi neurologis ( kejang,hipotoni, koma atau hipoksik
iskemia ensefalopati)
– Gangguan multiorgan
KLASIFIKASI

Asfiksia Vigorous baby


Asfiksia berat
ringan-sedang (normal)
• Skor APGAR • Skor APGAR • Skor APGAR
0-3 4-6 7-10
Epidemiologi
• Diperkirakan bahwa sekitar 23% seluruh angka kematian neonatus
di seluruh dunia disebabkan oleh asfiksia neonatorum, dengan
proporsi lahir mati yang lebih besar.
• Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
bahwa sejak tahun 2000-2003 asfiksia menempati urutan ke-6,
sebagai penyebab kematian anak diseluruh dunia setelah
pneumonia, malaria, sepsis neonatorum dan kelahiran prematur.
• Diperkirakan 1 juta anak yang bertahan setelah mengalami asfiksia
saat lahir kini hidup dengan morbiditas jangka panjang seperti
cerebral palsy, retardasi mental dan gangguan belajar.
• Menurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, tiga penyebab
utama kematian perinatal di Indonesia adalah gaangguan
pernapasan/respiratory disorders (35,9%), prematuritas (32,4%)
dan sepsis neonatorum (12.0%).
FAKTOR RISIKO
Faktor
Faktor Ibu Faktor Plasenta Faktor Bayi
Neonatus
• Hipertensi • Lilitan tali • Bayi • Depresi pusat
dlm pusat prematur napas pd
kehamilan • Tali pusat • BBLR neonatus ec:
• Perdarahan pendek • Kelainan • Anelgesia
antepartum • Prolapsus tali kongenital • Trauma
• Infx dlm pusat • Air ketuban persalinan
kehamilan bercampur
• Anemia mekonium
• Partus lama
• Demam saat
persalinan
atau sebelum
persalinan
Patofisiologi
Manifestasi klinis
a. DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak teratur
b. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
c. Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot, dan
organ lain
d. Depresi pernafasan karena otak kekurangan oksigen
e. Bradikardi (penurunan frekuensi jantung) karena kekurangan oksigen
pada otot-otot jantung atau sel-sel otak
f. Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot jantung,
kehilangan darah atau kekurangan aliran darah yang kembali ke
plasenta sebelum dan selama proses persalinan
g. Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-
paru atau nafas tidak teratur/megap-megap
h. Sianosis (warna kebiruan) karena kekurangan oksigen didalam darah
i. Pucat
Diagnosis
a. Anamnesis :
• Gangguan/kesulitan waktu lahir
• lahir tidak bernafas/menangis.

b. Pemeriksaan fisik:
• Tanda-tanda gawat janin selama kehamilan
• Pemeriksaan APGAR skor
c. Pemr penunjang
• Foto polos dada
• USG kepala
• Laboratorium :
darah rutin
analisa gas darah
serum elektrolit
Komplikasi
Meliputi berbagai organ yaitu :
 Otak :
hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri,
palsi serebralis
 Jantung dan paru :
hipertensi pulmonal persisten pada neonatus,
perdarahan paru, edema paru
 Gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans
 Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH
 Hematologi : DIC
PENATALAKSAAN
1. Resusitasi
a. Tahapan resusitasi tidak melihat nilai apgar
(lihat bagan)
b. Terapi medikamentosa
A. TAHAPAN RESUSITASI
B. TERAPI MEDIKAMENTOSA
EPINEFRIN :
Indikasi :
• Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak 30 detik
dilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada.
• Asistolik.

Dosis :
• 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000 (0,01 mg-0,03
mg/kg BB) Cara : i.v atau endotrakeal. Dapat diulang setiap
3-5 menit bila perlu.
B. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Volume ekspander :
Indikasi :
• Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia
dan tidak ada respon dengan resusitasi.
• Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok.
Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah, dan
pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.
Jenis cairan :
• Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer Laktat)
• Transfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah
banyak.
Dosis :
Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang
sampai menunjukkan respon klinis.
B. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Bikarbonat :
Indikasi :
• Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi. Diberikan
bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
• Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus
disertai dengan pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi.

Dosis :
1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/Kg BB (4,2%) atau 1 ml/kg bb (8,4%)

Cara :
• Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara
intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.

Efek samping :
• Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak
fungsi miokardium dan otak.
PENATALAKSANAAN
2. Suportif
• Jaga kehangatan.
• Jaga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka.
• Koreksi gangguan metabolik (cairan, glukosa
darah
dan elektrolit)
• Meletakkan bayi degan posisi yang benar
• Menghisap mulut dan faring
• Stimulasi taktil
• Nilai keadaan bayi  pernapasan,jantung,kulit
• Ventilasi tekanan positif
Prognosis
• Asfiksia Ringan Tergantung pada kecepatan
penatalaksanaan
• Asfiksia Berat  dapat terjadi kematian atau
kelainan saraf pada hari-hari pertama

Anda mungkin juga menyukai