Anda di halaman 1dari 10

BY : KEL 6

Dosen pembimbing : ibu Mei Lestari S,. Kep,. Ns. M.,Kes


DEVINISI PNEUMONIA

 Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah


yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada
anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia
interstiasialis dan bronkopneumonia
 Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agen infeksius. Pneumonia adalah penyakit
infeksius yang sering mengakibatkan kematian. Pneumonia
disebabkan terapi radiasi, bahan kimia dan aspirasi. Pneumonia
radiasi dapat menyartai terapi radiasi untuk kanker payudara dan
paru, biasanya enam minggu atau lebih setelah pengobatan sesesai.
Pneoumalitiis kimiawi atau pneumonia terjadi setelah menjadi
kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi. Jika suatu bagian
substasial dari suatu lobus atau yang terkenal dengan penyakit ini
disebut pneumonia lobaris
Etiologi

 Penyebab Pneumonia adalah streptococus pneumonia dan


haemophillus influenzae. Pada bayi dan anak kecil
ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab
pneumonia yang berat, dan sangat profesif dengan
mortalitas tinggi.
1. Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa,
eneterobacter
2. Virus: virus influenza, adenovirus
3. Micoplasma pneumonia
Manifestasi Klinik
 Manifestasi non spesifik infeksi dan toksisitas berupa demam
(39,5 ºC sampai 40,5 ºC).
 Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk,
takipnuea (25 – 45 kali/menit),
 Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada
bawah kedalam saat bernapas bersama dengan peningkatan
frekuensi napas)
 Tanda efusi pleura atau empiema, berupa gerak ekskusi dada
tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah,
suara napas melemah,
NEXT
 Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu
jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.
 Tanda infeksi ekstrapulmonal.
Komplikasi Pneumonia
 Abses kulit, abses jaringan lunak, otitis media, sinus sitis,
meningitis pururental, perikarditis dan epiglotis kaang
ditemukan pada infeksi H. Influenzae tipe B
WOC
Etiologi: jamur virus protozoa

Terhirup/teraspirasi

Masuk ke paru-paru

Proses peradangan

Infeksi Infeksi Kerja sel terhambat

Produksi O2berkurang

Akumulasi sputum di jalan nafas

MK :Bersihan jalan nafas tidak efektif


Pemeriksaan Penunjang
 Sinar X
 GDA/nadi oksimetris
 Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah
 JDL
 Pemeriksaan serologi: mis, titer virus atau legionella,aglutinin dingin.
membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
 Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps
alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain. Mungkin
terjadi perembesan (hipoksemia)
 Elektrolit : Natrium dan Klorida mungkin rendah
 Bilirubin : Mungkin meningkat.
 Aspirasi perkutan / biopsi jaringan paru terbuka : dapat menyatakan
jaringan intra nuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMP ;
kareteristik sel rekayasa(rubela))
Penatalaksanaan
 Oksigen 1-2 L / menit
 IVFD (Intra Venous Fluid Drug)/ (pemberian obat melalui intra
vena) dekstrose 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1, + KCL 10 mEq /
500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai dengan berat badan,
kenaikan suhu, dan status hidrasi.
 Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai dengan makanan
entral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feding drip.
 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan
salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki
transpormukosilier.
 Koreksi gangguan keseimbangan asam - basa dan elektrolit.
 Antibiotik
ASKEP PNEUOMONIA

OPEN

Anda mungkin juga menyukai