Asam Amino 16-1
Asam Amino 16-1
BAGIAN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
Asam amino unit terkecil pembentuk protein
Fungsi :
Membangun sel baru
Memperbaiki jaringan yang rusak
Membentuk enzim dan hormon
Membentuk antibodi untuk melawan serangan bakteri & virus
Membangun nukleoprotein (RNA dan DNA)
Berperan pada :
Aktivitas metabolisme
Proses transport oksigen ke seluruh tubuh
Membentuk sistem kekebalan
Aktivitas otot
dll
Struktur Asam Amino
Secara umum asam amino
mempunyai kerangka gugus asam
karboksilat dan gugus amino yang
terikat kepada atom karbon jenuh
Rantai Samping (Substituen = R)
Contoh lain :
ISOMER ASAM AMINO
• Semua AA yang terdapat dalam protein,
kecuali glysin, adalah senyawa optik aktif.
– Optik aktif = senyawa yang dapat memutar bidang
polarisasi cahaya.
– Ciri khas : punya atom C khiral (atom C yang
mengikat 4 gugus atom/molekul yang berbeda
– AA pada protein : L-family
– Isomernya (D-family) ditemukan di alam namun
tidak ditemukan dalam protein
Muatan pada Asam Amino
Adanya gugus karboksilat, gugus amino dan rantai
samping pada asam amino memberi muatan secara
parsial
• Gugus karboksilat (-COOH) :
– Mudah terdissosiasi : muatan (-)
• Gugus amino (-NH2) :
– Mudah terprotonasi : muatan (+)
• Rantai samping :
– muatan tergantung gugus fungsi yang dimilikinya
Gugus rantai samping berbeda-beda pada
setiap asam amino.
Gugus rantai samping yang berbeda-beda,
menentukan:
• Struktur
• Ukuran
• Muatan elektrik
• Sifat kelarutan di dalam air
Penggolongan asam amino
Berdasarkan gugus fungsinya:
• Asam amino dg gugus NH2 dan COOH
• Asam amino dg gugus –OH
• Asam amino dg rantai R mengandung –S-
• Asam amino dg gugus amina sekunder
• Asam amino dg cincin aromatis
• Asam amino dg 2 gugus COOH
• Asam amino dg gugus amida
• Asam amino dg 2 gugus basa
Asam amino mengandung hanya gugus NH2 dan COOH
+ + NH 3+
NH 3 NH 3
NH 3+ NH 3+
CH3 CH3
Isoleusin (Ile)
Leusin (Leu)
Asam amino yang mengandung gugus -OH
NH 3+ OH NH 3+
NH 3+
HS CH2 CH COO-
L - systein (Cys)
NH 3+
L - methionin (Met)
Asam amino dengan
gugus amino sekunder, siklis
N + -
COO
H2
L-prolin (pro)
Asam amino yang rantai R mengandung cincin
aromatis
NH 3+
NH 3+
- CH2 CH COO-
HO CH2 CH COO
NH 3+
CH2 CH COO-
N
H
L - tryptofan (Trp)
Asam amino mengandung gugus NH2 dan 2 gugus
COOH
NH 3+
O NH 3+
H 2N C CH2 CH COO-
L - asparagin (Asn)
O NH 3+
L - glutamin (Gln)
Asam amino mengandung dua gugus basa
NH 3+
H2
NH 3 + HC C C CH COO-
H 2N (CH2)4 CH COO- N NH
L - lysin (lys)
L - histidin (His)
NH
NH 3+
H 2N C NH (CH2)3 CH COO-
L - arginin (arg)
Klasifikasi Asam Amino
Secara garis besar asam amino dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
• Gugus Rantai Samping yang dimiliki (-R)
• Dapat – tidaknya asam amino disentesis
di dalam tubuh manusia atau hewan
Klasifikasi berdasarkan sifat rantai samping:
Hidroksilisin
modifikasi lisin, terdapat pada kolagen dan miosin
(protein kontraksi pada otot)
Taurin
asam amino yang mengandung mercaptan terlibat
secara biokimia pada asam empedu
KARNITIN (Asam-Beta-hidroksi-gama-trimetil-amino-butirat)
PROTOLISIS ASAM AMINO
L - aspartat
bermuatan - 1
L - glutamat
L - lysin
bermuatan + 1
L - arginin
• Muatan total asam amino dalam larutan akan
menentukan kelarutannya, sebagai fungsi pH.
• pH dimana masing-masing asam amino
mempunyai jumlah muatan positif dan negatif
yang sama (sehingga secara keseluruhan
molekul secara elektrikal tidak bermuatan
(netral)) disebut pH isoelektrik (pI).
Karena asam amino memiliki beragam gugus samping
(-R) dengan berbagai gugus fungsi, maka setiap asam
amino memiliki titik Isoelektrik masing-masing
Fungsi pH Isoelektrik (pI)
– Untuk mengkristalkan asam amino/protein
pengendapan isoeletrik
– Dengan mengetahui titik isoelektrik dapat
meramalkan proses migrasi protein dalam
medan elektrikum Dasar untuk pemisahan
asam amino dengan elektroforesis
pH Titik Isoelektrik (pI)
• Pada pI, kelarutan asam amino <<<, oleh
karena itu pada pI asam amino akan
mengendap.
• Jika pH > pI maka :
– muatan AA (-) dan akan bergerak ke elektroda
positif
• pH < pI maka :
– muatan AA (+) dan akan bergerak ke elektroda
negatif
ELEKTROFORESIS
Titrasi Asam amino
IKATAN PEPTIDA
Ikatan yang menghubungkan 2 asam amino melalui
gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus
amino dari asam amino yang lain
Karakterisasi ikatan peptida
Figure 6.3
O O
+H3N CH2 C O- + +H3N CH C
O
CH3
glysin alanin O
O
H
+H3N C C N C C O- + H2O
H2
CH3 C-terminal
N-terminal ikatan peptida
gly - ala
(glysinalanin)
N – terminal
= asam amino yang gugus aminonya bebas/tidak terikat
C – terminal
= asam amino yang gugus karboksilnya bebas/tidak terikat
Berdasarkan jumlah asam amino yang berikatan pada
rantai polipeptida, dikenal istilah:
9. Substance P
– Oligomer : dekapeptida
– Bertindak sebagai neurotransmitter