Anda di halaman 1dari 23

Dukungan Keluarga

pada Kesehatan
Remaja
Definisi Dukungan Keluarga

• Menurut Smet dalam Christine (2010) dukungan


keluarga merupakan proses hubungan antara
keluarga berupa informasi verbal atau non verbal,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah yang dapat
memberikan berpengaruh pada tingkah laku dan
sikap penerimanya.
Slide Title

Menurut penelitian Triyanto dkk. (2011)


mengungkapkan bahwa kenakalan remaja lebih
disebabkan oleh keluarga yang merupakan lingkungan
utama dalam membentuk perilaku.
Macam – Macam Dukungan
Keluarga
• Menurut Friedman (2010), dukungan keluarga
mencerminkan ketanggapan orang tua atas
kebutuhan anak. Bentuk dukungan keluarga
dapatberupa:
• Dukungan penilaian yaitu memahami kejadian
depresi misalnyaremaja diarahkan untuk mencari
sumber masalah dan mengatur strategi untuk
memperbaiki.
• Dukungan instrumental penyediaan pelayanan,
bantuan finansial dan material dengan
memfasilitasi kebutuhan remaja masa kini untuk
mengakses pengetahuan dengan mengunakan
teknologi.
Slide Title

• Dukungan informasional yaitu komunikasi, tanggung jawab


termasuk memberikan solusi dari masalah, memberikan nasihat,
pengarahan misalnya keluarga mengarahkan anak tentang
pertumbuhan, dan perubahan pada masa remaja.
• Dukungan emosional yaitu memberikan individu perasaan nyaman,
merasa dicintai, adanya kepercayaan, perhatian, semangat, empati,
mendengarkan dan didengarkan, misalnya keluarga memberikan
dukungan terhadap remaja yang gagal menghadapi permasalahan
yang dihadapi, agar remaja merasa akannya di cintai.
Menurut Friedman (1998)
Tingkat Keperawatan Keluarga

1. Keluarga sebagai Konteks


2. Keluarga sebagai kumpulan dari
anggota keluarga
3. Keluarga sebagai klien
1. Keluarga sebagai
Konteks

• Keluarga dipandang sebagai konteks bagi klien


Keluarga sbg bagian sistem pendukung sosial klien
Keterlibatan/ partisipasi keluarga akan mempercepat
proses penyembuhan
2. Keluarga sebagai
kumpulan dari anggota
keluarga
• Keluarga dipandang sbg kumpulan atau jumlah
individual anggota keluarga Pada tingkat ini, yg mjd
pokok terpenting adl masing2 klien yg dilihat sbg unit
yg terpisah bukan unit yg saling b’interaksi
3. Keluarga sebagai klien

• Keluarga dipandang sbg klien atau fokus utama


pengkajian& perawatan
• Keluarga mjd fokus utama dg setiap anggt kelg sbg
latar belakangny/ konteks
• Keluarga sbg sistem yg b’interaksi
INDIKATOR UTAMA UNTUK PENANDA STATUS
KESEHATAN KELUARGA
Menurut Departemen
Kesehatan

Keluarga mengikuti Ibu melakukan


program keluarga persalinan di
berencana (KB) fasilitas kesehatan

Bayi mendapatkan Bayi Balita mendapatkan


imunisasi dasar mendapatkan pemantauan
lengkap ASI eksklusif pertumbuhan
Penderita TB Paru Penderita hipertensi Penderita gangguan
mendapatkan melakukan jiwa mendapatkan
pengobatan sesuai pengobatan secara pengobatan dan tidak
standar teratur terlantarkan

Keluarga sudah
Anggota keluarga
menjadi anggota Keluarga mempunyai
tidak ada yang
Jaminan Kesehatan akses sarana air bersih
merokok
Nasional

Keluarga mempunyai
akses atau
menggunakan jamban
sehat
Sehat
badan
dan
sehat
jiwa

Terpenu Tercipta
hinya Ciri-ciri nya
makana Keluarg lingkun
n a Sehat gan
bergizi bersih

Interaksi
sesuai
dengan
etika
dan
hukum
Tujuan Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga

• Untuk meningktakan
kemampuan keluarga dalam
Tujuan memelihara kesehatan keluarga
mereka sehigga dapat
Umum meningkatkan status kesehatan
keluarga.
• Meningkatka kemampuan keluarga dlam
mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga.

Tujuan • Meningkatkan produktifitas keluarga dalam


meningkatkan mutu hidupnya
• Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menanggulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga

Khusus • Meningkatkan kemampuan keluarga dalam


mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
• Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam
megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Promosi
kesehatan

Ruang
Pencegahan lingkup Pemulihan
penyakit kesehatan
kesehatan
keluarga

Intervensi
keperawatan
PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENGATASI PERILAKU
MEROKOK PADA ANAK USIA REMAJA
• ANALISIS
Menurut jurnal yang saya baca, berjudul Peran Komunikasi Keluarga Dalam Mengatasi
Perilaku Merokok Pada Anak Usia Remaja
“Pengaruh lingkungan yang saat ini sering terjadi pada anak usia remaja adalah perilaku merokok,
dimana anak-anak remaja memulai pergaulan mereka dengan caracara yang seharusnya tidak pantas
untuk dilakukan namun karena factor lingkungannya yang kemudian membawa mereka terjerumus pada
hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan apalagi yang berhubungan dengan rokok sebab rokok pada
umumnya telah dilarang untuk anak usia remaja karena dapat mengpengaruhi perkembangan dari
anakanak tersebut.” sesuai dengan Sumber Dukungan Menurut Rook dan Dooley dalam Srikuntjoro,
2002 yakni:
1. Natural : melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang
berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami, dan kerabat) teman dekat atau relasi.
2. Artifisial : dukungan sosial yang dirancang kedalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan
keluarga akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.
Hal tersebut sesuai dengan dukungan keluarga Natural karena pada anak usia remaja memulai
pergaulan dengan cara yang seharusnya tidak pantas disebabkan oleh pergaulan atau teman dekat
dalam lingkungannya.
“Bentuk komunikasi terbuka sering terjadi antara keluarga dan anak, dalam
mengatasi perilaku merokok pada anak usia remaja. Komunikasi secara
terbuka antara orang tua dengan anak, selalu terjadi dalam upaya keluarga
untuk selalu memberikan penyampaian tentang bahaya merokok tersebut
bagi anak remaja. Komunikasi terbuka sering terjadi dalam situasi berkumpul
bersama-sama, ataupun ketika berada di ruang makan, di jalan diantara
banyak orang, keluarga selalu memberikan penyampaian tentang bahaya
morokok tersebut kepada anak-anak, hal ini dilakukan keluarga, agar supaya
selain keluarga yang mengontrol perilaku anak, masyarakat sekitar juga bisa
mengontrol perilaku anak remaja yang mulai mencoba merokok, yang
tentunya tidak baik bagi kesehatan mereka.” hal tersebut sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja dengan tugas perkembangan
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Dikarenakan
dengan adanya tugas tersebut, terdapat upaya keluarga untuk memberikan
penyampaian tentang bahaya rokok bagi remaja.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU
• ANALISIS
Menurut jurnal yang saya baca, berjudul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Penderita TB Paru
“Dukungan keluarga sangat menunjang keberhasilan pengobatan pasien TB Paru dengan cara selalu
mengingatkan penderita agar makan obat, pengertian yang dalam terhadap penderita yang sedang sakit
dan memberi semangat agar tetap rajin berobat. Dukungan keluarga yang diperlukan untuk mendorong
pasien TB Paru dengan menunjukkan kepedulian dan simpati, dan merawat pasien. Dukungan keluarga,
yang melibatkan keprihatinan emosional, bantuan dan penegasan, akan membuat pasien TB Paru tidak
kesepian dalam menghadapi situasi serta dukungan keluarga dapat memberdayakan pasien TB Paru
selama masa pengobatan dengan mendukung terus menerus, seperti mengingatkan pasien untuk
mengambil obat-obatan dan menjadi peka terhadap penderita TB Paru jika mereka mengalami efek
samping dari obat TB. Menurut Zahara (2007), dalam penelitiannya ia menemukan bahwa dukungan
keluarga merupakan faktor penting keberhasilan pasien TB dalam mematuhi program pengobatan.” hal
tersebut sesuai dengan definisi dukungan keluarga yaitu Dukungan Keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan danbantuan jika diperlukan (Friedman, 2003).
“Menurut Illu, Picauly dan Ramang (2012), semakin
memburuknya keadaan ekonomi seseorang, kelompok penduduk
miskin bertambah banyak, daya beli makin menurun,
kemampuan memenuhi kebutuhan pokok makin berkurang dan
dikhawatirkan keadaan ini akan memperburuk kondisi kesehatan
masyarakat khususnya penderita TB paru.” hal tersebut sesuai
dengan factor-factor yang mempengaruhi dukungan keluarga
Menurut Purnawan dalam Rahayu, 2008 yakni Faktor Eksternal
yaitu dari faktor ekonomi yaitu menjelaskan bahwa semakin
tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat
tanggap terhadap masalah yang dirasakan. Dikarenakan
memburuknya keadaan ekonomi, ia bahkan tidak tanggap
terhadap masalah kesehatan yang dirasakan.
“Penelitian tentang dukungan keluarga dan keberhasilan pengobatan banyak diteliti
para peneliti, diantaranya penelitian yang dilaksanakan Rachmawati, Laksmiati dan
Soenarsongko (2008), dukungan keluarga mempunyai peran yang sangat penting bagi
kepatuhan pasien TB paru. Selain sebagai pihak yang selalu mendukung untuk
kesembuhan keluarga juga bertanggung jawab sebagai Pengawas Minum Obat (PMO)
yang nantinya akan berperan untuk mengawasi dan mengingatkan secara terus
menerus kepada pasien agar pasien meminum obatnya secara teratur dan tepat waktu
sesuai dengan dosis yang sudah ditetapkan oleh petugas kesehatan.” hal tersebut
sesuai dengan Tugas Keluarga Menurut Friedman, ada 5 tugas keluarga, yaitu:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan
Dikarenakan Tugas Keluarga sangat mendukung untuk keberhasilan pengobatan para
penderita TB
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DUKUNGAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PRIMER
HIPERTENSI
• ANALISIS
Menurut jurnal yang saya baca berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan keluarga
dalam pencegahan pencegahan primer hipertensi.
“Menurut analisa peneliti bahwa lebih dari separuh jumlah responden merasakan dukungan keluarga dalam
pencegahan primer. Tiga bentuk dukungan keluarga yang dirasakan responden dengan nilai tertinggi adalah keluarga
mengingatkan responden untuk menjaga tekanan darahnya, keluarga menganjurkan untuk makan sayur dan buah
setiap hari, dan keluarga menjaga kedekatan dan kehangatan untuk memotivasi responden menjaga tekanan darahnya.
Sedangkan tiga bentuk dukungan keluarga yang dirasakan responden ada beberapa masih harus ditingkatkan karena
memiliki nilai terendah yaitu bantuan keluarga dalam memecahkan setiap masalah dan kendala dalam hal menjaga
tekanan darah responden, upaya keluarga dalam mengingatkan responden meluangkan waktu untuk rekreasi saat hari
libur, dan upaya keluarga dalam menyediakan buah dan sayur yang dibutuhkan oleh responden.” hal tersebut sesuai
dengan Fungsi Keluarga menurut Friedman, 2003 yaitu:
1. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
2. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial : proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat
anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan.
3. Fungsi reproduktif : untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi perawatan kesehatan : untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Dan juga sesuai dengan Manfaat Dukungan Keluarga. Menurut Johnson
& Johnson (1991) ada empat manfaat dukungan keluarga, yaitu:
1. Dukungan sosial dihubungkan dengan pekerjaan akan meningkatkan
produktivitas
2. meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dengan
memberikan rasa memiliki
3. memperjelas identitas diri, menambah harga diri, dan mengurangi
stress meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik
4. pengelolaan terhadap stress dan tekanan.esuai dengan Manfaat
Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga sangat berpengaruh dengan Hipertensi
dikarenakan keluarga mengingatkan untuk menjaga tekanan darah,
memotivasi penderita, dan menjaga kehangatan dalam keluarga untuk
membuat tekanan darah penderita tersebut menjadi stabil.
“Menurut Brown (2004) dalam Elita, Nurchayati, & Amelia (2014) menjelaskan bahwa
tingkat ekonomi yang rendah berdasarkan dengan pendapatan pribadi atau rumah
tangga, pendidikan, pekerjaan dan area tempat tinggal berhubungan dengan
rendahnya tingkat kesehatan baik fisik maupun emosi hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular salah satunya adalah penyakit hipertensi.
Satya & Putri (2015) menjelaskan bahwa tingkat ekonomi keluarga khususnya orang
tua berpengaruh terhadap dukungan keluarganya. Ellis (2010) menjelaskan bahwa
orang atau keluarga yang pendapatannya tinggi, lebih mudah untuk membeli makanan
sesuai diet yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit kronis. Keluarga dengan kelas sosial menengah juga mempunyai
tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada keluarga dengan
kelas sosial bawah. Menurut Purnawan (2008) bahwa tingkat ekonomi atau
pendapatan keluarga yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan
memengaruhi cara bereaksi terhadap penyakitnya.” hal tersebut sesuai dengan factor-
factor yang mempengaruhi dukungan keluarga Menurut Purnawan dalam Rahayu,
2008 yakni Faktor Eksternal yaitu dari faktor ekonomi yaitu menjelaskan bahwa
semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap
terhadap masalah yang dirasakan. Dikarenakan memburuknya keadaan ekonomi, ia
bahkan tidak tanggap terhadap masalah kesehatan yang dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai