Anda di halaman 1dari 10

Musyarakah

Pengertian
• Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masingmasing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana.
Subjek
• Mitra aktif:
Mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola sendiri
atau menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut.
• Mitra pasif:
Mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah.
Karakteristik
• Para mitra (syarik) bersama-sama menyediakan
dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam
musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan
maupun yang baru.
• Selanjutnya mitra dapat mengembalikan dana
tersebut dan bagi hasil yang telah disepakati
nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada
mitra lain.
• Investasi musyarakah dapat :
• Kas, setara kas, atau
• Aset nonkas.
Karakteristik (2)
• Keuntungan usaha dibagi:
• secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan atau;
• sesuai nisbah yang disepakati oleh para mitra.
• Rugi dibebankan secara proporsional sesuai dengan
dana yang disetorkan.
• Jika salah satu mitra memberikan kontribusi atau nilai
lebih dari mitra lainnya, dapat memperoleh keuntungan
lebih besar untuk dirinya. (dapat berupa pemberian
porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi dananya
atau bentuk tambahan keuntungan lainnnya).
Karakteristik (3)
• Porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan
berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha
yang diperoleh selama periode akad, bukan dari
jumlah investasi yang disalurkan.
• Pengelola musyarakah mengadministrasikan
transaksi usaha yang terkait dengan investasi
musyarakah yang dikelola dalam pembukuan
tersendiri.
Alur Pembiayaan Musyarakah
Jenis Musyarakah
• Musyarakah permanen:
Bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
• Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha):
Bagian dana mitra akan dialihkan secara bertahap kepada
mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan
pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi
pemilik penuh usaha tersebut.
Contoh Musyarakah
Kerjasama Usaha Bagi Hasil:
• Seorang peternak lele, mampu menghasilkan 50 Kg lele
per harinya. Dia berencana menaikan kapasitas
produksinya hingga mencapai 100 Kg / hari. Namun,
Keuntungan yang diperolehnya tidak mencukupi untuk
membiayai keseluruhan kebutuhan penambahan luas
kolam lele, pembelian bibit dan pakan lele.
• Peternak lele kemudian menawarkan kerjasama usaha
kepada investor, dengan persyaratan modal dari
investor 60% dan peternak sisanya. Porsi keuntungan
dapat disepakati, apakah dari keseluruhan kapasitas
produksi 100 kg/hari, atau mengunakan hasil
penambahan kapasitas produksi sebesar 50 kg/hari.
Contoh Musyarakah (2)
Pembiayaan KPR Bank Syariah:
Pada Akad KPR Syariah ini terdapat contoh akad musyarakah
dan contoh akad ijarah di bank syariah. Akad ini juga
merupakan contoh akad musyarakah menurun, sebab porsi
nisbahnya tidak tetap selama masa kontrak kerjasama.
Sederhananya musyarakah mutanaqisah dalam akad KPR
syariah dapat diuraikan sebagai berikut:
• Merupakan kerjasama kepemilikan rumah antara bank dan nasabah,
• Untuk diusahakan dengan cara disewakan kepada nasabah,
• Dengan pembagian keuntungan sewa bagi bank dan nasabah,
• Mengunakan nisbah dengan skema multi nisbah, yang tidak tetap selama
masa perjanjian.
• Dan keuntungan porsi nasabah digunakan untuk membeli porsi
kepemilikan bank, selama masa kontrak perjanjian sewa.

Anda mungkin juga menyukai