Anda di halaman 1dari 54

“ Karsinoma Mammae ”

dr. Saptadi Setya Basuki, Sp.B(K) Onk


Definition
Kanker payudara (Ca Mammae) adalah kanker berasal dari jaringan
payudara yang timbul ketika sejumlah sel di payudara tumbuh dan
berkembang secara tidak terkendali. Sel-sel tersebut dapat menyerang
jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh (Puspitasari, 2012).

Keseimbangan antara proliferasi, diferensiasi dan kematian sel-sel kelenjar


payudara berperan penting dalam proses perkembangan sel payudara.
Gangguan dalam keseimbangan ini akan dapat mengakibatkan terjadinya
kanker (Kumar, et al., 2000).

Kanker merupakan penyakit klonal yang disebabkan oleh peringkat multi


genetik atau epigenetik dengan perubahan gen supressor tumor dan
onkogen (Khan, et al., 2006). Kanker ditandai dengan pembelahan sel yang
tidak terkendali. Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan
oleh kerusakan DNA akibat mutasi di gen vital yang mengontrol
pembelahan sel (Murray, et al., 2003).
Epidemiologi

Sumber: http://www.news-medical.net/health/Breast-Cancer-Epidemiology.aspx
Epidemiologi
 Menempati urutan kedua setelah kanker mulut
rahim
 Rata-rata 10 dari 100.000 wanita di Indonesia
menderita kanker payudara
 Karsinoma mammae jarang sebelum umur 25
tahun dan tidak biasa sebelum umur 30 tahun,
tetapi insidensinya meningkat dengan cepat
setelah umur 30 tahun dengan rata-rata
medium age 60 tahun.

Sumber: Data Departemen Kesehatan RI


tahun 2010
Anatomi
Vaskularisasi
 Payudara diinervasi atau diperdarahi oleh cabang :
1. a.mammaria interna yang mendarahi tepi medial
2. a.thorakalis lateralis (mammaria eksterna) yang
mendarahi bagian lateral
3. a.thorako-akromialis yang mendarahi bagian dalam
4. a.thorako-dorsalis yang mandarahi m.latissimus dorsi dan
m.serratus magnus
 Aliran limfe dari payudara dibagi menjadi 3:
I. Dari kulit payudara yang mengalir ke supraclavicula,
mammaria interna, dan pektoralis
II. dari papilla dan areola mengalir ke plexus subareola
III.dari jaringan payudara yang mengalir ke plexus pektoralis.
PUBERTAS : duktus laktiferus
berkembang

FISIOLOGI PAYUDARA
SIKLUS MENSTRUASI :
Hari ke 8 haid, payudara menjadi lebih
besar. pembesaran maksimal setelah
beberapa hari haid. Beberapa hari
menjelang haid, payudara tegang dan
nyeri.

HAMIL dan MENYUSUHI :


Payudara menjadi lebih besar karena
epitel duktus lobus dan duktus alveolus
berpoliferasi dan tumbuh duktus baru,
sekresi hormon prolaktin dari hipofisis
anterior memicu proses laktasi, air susu
diproduksi oleh sel alveolus dan mengisi
asinus yang kemudian dikeluarkan
Faktor resiko
• Umur > 45 tahun
• Menarche usia dini
Unchangeable • Menepose usia lanjut
• Riwayat keluarga
• Riwayat penyakit
Faktor payudara jinak
Resiko
• Riwayat kehamilan
Changeable • Obesitas & konsumsi
lemak tinggi
• Penggunaan kontrasepsi
dan suntik hormon
Faktor resiko
• Mutasi Genetik
• (BRCA 1, BRCA 2, p53,
Herediter CHEK2)

• EXPOSURE HORMON
• (jenis kelamin, usia
Sporadik menarche dan
menopause, riwayat
reproduksi dan menyusui,
estrogen eksogen)
Manifestasi
1. Benjolan keras di payudara ( tidak
nyeri keci-besar, melekat pada kulit
2. Retraksi puting, terasa sakit dang
mengeluarkan cairan/darah
3. Perubahan pada kulit payudara:
berkerut, iritasi seperti kulit jeruk
Peau d’orange
4. Benjolan-benjolan kecil disekitar
5. Luka dipayudara yang sulit sembuh
6. Payudara terasa panas, merah, &
bengkak
7. Gatal disekitar puting
8. Benjolankeras terfiksasi
9. Bila kanker, benjolan berawal dari 1
payudara saja.
Patogenesis
Klasifikasi
Initiation -> adanya perubahan genetic dari sel normal
Heredity Early menstrual period Exposure
(BRCA 1 & 2) Radiasi and late menopause DES
Life style

Promotion -> mulai expansi klonal dan menjadi lesi preneoplastik

Endocrine factors Inflammation

Conversion -> perubahan genetik menuju lesi malignant

Lesi Preneoplastic menjadi lesi malignant karena perubahan genetik

Progression
Penunjang
Proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar X dengan meletakkan
semacam piringan pada payudara yang
dilakukan untuk mencari perubahan
anatomis pada jaringan payudara seperti
Mamografi benjolan dengan akurasi sampai 90%.

Dalam mamogram, jaringan payudara


yang padat tampak berwarna putih.
Bagian payudara lainnya yang terdiri dari
jaringan lemak dengan kepadatan rendah
akan ditampakkan dengan warna abu-
abu. Sedangkan keberadaan tumor akan
ditunjukkan dengan gambar berwarna
putih sama seperti jaringan payudara
yang padat.
MAKROSKOPIS

Massa yg keras
dan firm, dgn
batas ireguler
Di bagian sentral
terdapat material
kalsifikasi
keputihan
Mikroskopis
• Tumor berasal dari epitel TDLU yang
bisa berproliferasi ke luar dan ke
dalam lumen sehingga membentuk
pola Tubular, Comedonal, Cribriform,
maupun Solid.

• Sel tumor atypi, hyperkromasi,


terdapat mitosis patologis serta
menginvasi stroma sekitarnya.

• Terdapat “desmoplastic reaction”.


The Patterns

A B

C D
Commedo

E
PROGNOSIS

Metastasis : paru-paru, liver, otak


(hematogen, limfogen, direct) TREATMENT
Kombinasi : Lumpectomy, Mastectomy, Axillary node
dissection, Radiation, Chemotherapy, Hormonal therapy,
Biologic targeted therapy (bergantung pada staging)
• Paling umum
metastasis ke
limfo nodi
regional, tulang,
paru, hepar dan
otak..
Large-needle (core-needle) biopsy
BIOPSI mengambil bagian sentral atau inti jaringan dengan jarum
yang besar. Mudah dilakukan
diklinik dan cost-effective

Open biopsy
Fine-needle dapat berupa biopsy insisional at
aspiration biopsy au biopsi eksisional. Pada biopsi
(FNAB) dilanjutkan deng insisional mengambil sebagian
an pemeriksaan sitologi massa payudara yang dicurigai,
merupakan cara praktis dilakukan bila tidak tersedianya
dan lebih murah daripada core-needle biopsy
biopsi eksisional dengan Pada biopsi eksisional, seluruh
resiko yang rendah. massa payudara diambil. dalam diagnosis adalah
Insidensi false-positive
sangat rendah, sekitar 1-
2% dan tingkat false-
negative sebesar 10%.
Biomarker

Nilai prognostik dan prediktif dari


biomarker untuk karsinoma mammae anta
lain petanda proliferasi seperti
proliferating cell nuclear antigen
(PNCA), BrUdr dan Ki-67; petanda
apoptosis seperti bcl-2 dan rasio
bax:bcl-2; petanda angiogenesis seper
vascular endothelial growth factor
(VEGF) dan indeks angiogenesis; growt
factors dan growth factor receptors
seperti human epidermal growth recept
(HER)-2/neu dan epidermal growth fact
receptor (EGFr) dan p53.
Skrinning kanker payudara

American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan


Breast Self Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun,
clinical breast examination oleh seorang tenaga kesehatan
Professional
 Setiap 3 tahun untuk wanita usia antara 20-39 tahun
 Setiap tahunnya setelah usia 40 tahun,
 Mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas.
 Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk
melakukan mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-
3 tahun sampai usia 50 tahun.
 Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan
setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan mamografi
sedikit sekali dilaporkan.
 Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah
Benjolan merupakan lesi nodular atau kistik
Tatalaksana

Stadium I, II, II awal (stadium operable) : sifat pengobatannya ku


Stadium I, II pengobatan : radikal mastektomi atau modified ra
mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika ajuvan

Stadium IIIA : simple mastektomi dengan radiasi dengan sitostati

Stadium IIIB dan IV : sifat pengobatan : paliatif


Tatalaksana
Operatif
 Operabel locally advanced : Mastektomi radikal Modified
atau mastektomi radikal klasik, dilanjutkan dengan
radioterapi dan kemoterapi adjuvant
 Inoperabel locally advanced:
Diberikan neoadjuvan kemoterapi 3 siklus, nilai respon.
Bila respon parsial atau kompletdilakukan mastektomi
radika modified atau mastektomi radikal klasik. Bila
respon minimal atau rogresif ganti regimen kemoterapi
dengan second line kemoterapi dan radioterapi. Paska
pembedahan kemoterapi dilengkapi sampai 6 siklus, 1
bulan paska kemoterapi diberikan radiasi lokoregional.
Hormonal terapi diberikan bila ER atau PR positif.
Modalitas terapi pada kanker payudara
terdiri atas:
1. Operatif
Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker
payudara adalah:
- BCS (Breast Conserving Surgery)
Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan
apabila penderita masih ingin mempertahankan
payudaranya. BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak
multipel,tidak terletak di sentral, mamografi tidak
memperlihatkan adanya tanda keganasan lain yang difus :
penderita belum pernah mendapatkan terapi radiasi di
dada, dapat kontrol teratur, dan tersedia sarana radio
terapi yang memadai.
Pembedahan

- Lumpektomi:
Operasi ini hanya
menghilangkan benjolan
payudara dan beberapa
jaringan normal di
sekitarnya. Pengobatan
radiasi biasanya diberikan
setelah operasi jenis ini.
- Mastektomi:
Mengangkat semua jaringan payudara, jaringan terdekat
lainnya juga ikut diangkat

a. Mastektomi total / sederhana


Seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar
limfe aksila dan otot pektoralis
b. Mastektomi radikal termodifikasi
Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara
serta beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan
tetapi tetap mempertahankan otot pektoralis mayor dan
minor
c. Mastektomi radikal klasik
Mengangkat seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan
minor serta kelenjar limfe aksila
Radioterapi

Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi


tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker
ataupun menyusutkan ukuran tumornya
Kemoterapi

Penggunaan obat pembunuh sel kanker. Obat ini bisa


dimasukkan melalui infus vena, suntikan, dalam
bentuk pil atau cairan.
1. Kemoterapi ajuvan
2. Kemoterapi neoajuvan
3. Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut
 Kemoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara
haruslah kombinasi. Adapun kombinasi yang sering
dipakai antara lain:
o CMF (Cyclophospamide, Metotreksat, 5 Fluoro Uracil)
o CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil)
o CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil)
o Taxane + Doxorubicin
o Capecetabin
Terapi Hormon
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi hormon:
1. Tamoxifen ® dan toremifene (Fareston ®)
2. Fulvestrant
3. Aromatase inhibitor
Terapi hormonal dapat terdiri dari :
- Ablative : bilateral ovarektomi
- Additive: Tamoxifen
- Optional: aromatase inhibitor, GnRH
Terapi biologis (molecular targetting therapy)

Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :


a. Kanker payudara stadium 0 : Dilakukan BCS atau mastektomi
simpel
b. Kanker payudara stadium dini atau operabel : Dilakukan tindakan
pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal
modifikasi), yang disertai dengan pemberian terapi adjuvant (baik
berupa radiasi, kemoterapi, maupun terapi hormonal)
c. Kanker Payudara lokal lanjut
 Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi
adjuvant + terapi hormonal
 Inoperabel:
1. Radiasi kuratif +kemoterapi + Terapi hormonal
2. Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
3. Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi +
Radiasi + Terapi hormonal
4. Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh
 Sifat terapi paliatif
 Terapi primer berupa terapi sistemik (kemoterapi
dan terapi hormonal)
 Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan)
apabila diperlukan

Anda mungkin juga menyukai