Anda di halaman 1dari 17

TRANSMISI OTOMATIS

FA R I S I R N A N TA , S . T

2017
CVT ???
CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem otomatik yang dipasang

pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Sistem ini menghasilkan perbandingan

reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran mesin, dan pengoperasiannya dilakukan

secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. sehingga pengendara

terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan santai.

Sistem CVT banyak kita jumpai pada motor matic seperti yamaha mio,honda

vario , suzuki spin dan lainya.Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi

dengan sistim pendingin untuk mengurangi panas yang timbul karena gesekan sehingga

bisa tahan lebih lama. Sistim aliran pendingin V-belt ini dibuat sedemikian rupa sehingga

terbebas dari kotoran / debu dan air. Lubang pemasukan udara pendingin terpasang

lebih tinggi dari as roda untuk menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di

daerah banjir.
KELEBIHAN UTAMA SISTIM CVT

Sistim CVT dapat memberikan perubahan


kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda
belakang secara otomatis. Dengan perbandingan
ratio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi,
seperti pada motor transmisi konventional. Dengan
sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul
pada pemindahan gigi pada mesin-mesin
konventional. Perubahan kecepatan sangat lembut
dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistim CVT
terdiri pulley primary dan pulley secondary yang
dihubungkan dengan V-belt
RANGKAIAN RUTE TENAGA

1. Poros engkol langsung mengkopel pulley


primary dan dengan V-belt memutar pulley
secondary.
2. untuk menggerakan roda belakang
menggunakan kopling centrifugal yang akan
memutar rumah kopling
3. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke
putaran roda, direduksi melalui roda gigi perantara
(gearbox) sehingga menghasilkan dua tahap
reduksi.
REDUKSI ???

Reduksi adalah penurunan kecepatan putar,


jadi gir kecil dengan kecepatan putar tinggi
memutar gir yang lebih besar, tetapi kecepatan
putarnya lebih rendah. Tujuan dari reduksi ini adalah
untuk melipat-gandakan torsi sesuai dengan
perbandingan reduksi gir-nya.
Contoh paling gampang adalah perbandingan
akhir (final reduction) yaitu perbandingan gir depan
(mesin) dan belakang (roda belakang) yang
dihubungkan dengan rantai.
CONTOH REDUKSI

Pada gambar di atas, jika gir “B” adalah


penggerak (drive) dan gir “A ” adalah yg
digerakkan (driven).

maka nilai reduksinya adalah = jumlah mata


gir A / jumlah mata gir B

Misalnya gir B = 15 sedangkan gir A =45, maka


reduksinya adalah 45/15 =3. Dengan reduksi
ini kita hanya memerlukan torsi 1/3 nya dari
torsi yang dibutuhkan untuk menggerakkan
kendaraan. Misanya untuk menggerakkan
kendaraan dari kondisi diam diperlukan torsi
30 Nm, maka dengan reduksi seperti itu mesin
hanya mengeluarkan torsi 10 N.m dan
kendaraan sudah bisa bergerak.
KONTRUKSI TRANSMISI OTOMATIS

Didalam CVT ada 4


komponen utama
yaitu

1)primery sheave
2)v-belt
3)secondary sheave
4)gear reduksi
KONTRUKSI TRANSMISI OTOMATIS
Bagian pulley primary
(Drive pulley/Primary shave)
Pada bagian poros engkol terdapat collar yang
dikopel menyatu dengan fixed sheave (kita sebut
F sheave), yaitu bagian pulley yang diam dan
cam. Adapun sliding sheave (kita sebut S sheave)
piringan pulley yang dapat bergeser terdapat
pada bagian collar. Untuk menarik dan menjepit
V-belt terdapat rangkaian slider section. Piringan
pulley yang dapat bergeser ( S sheave ) akan
menekan V-belt keluar melalui pemberat (roller
weight) karena gaya centrifugal dan menekan S
sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit
mengakibatkan diameter dalam pulley akan
membesar.
Fungsi Komponen Pully Primary
• fixed sheave
berfungsi sebagai penahan v-belt.komponen ini
tidak bergerak.berbentuk piringan,biasanya
bagian sisinya menyerupai kipas sebagai
pendingin mesin.
• sliding sheave
komponen ini berfungsi menekan v-belt dalam
putaran tinggi.karna sliding sheave ini dapat
bergerak kekanan ataupun ke kiri.
• Collar
fungsinya adalah sebagai tempat dudukan dari
fixed sheave,sliding sheave dan cam
• Cam
fungsinya sebagai tempat dudukan slider
• Slider
fungsinya sebagai pendorong roller yang roller
sendiri akan mendorong sliding sheave.slider ini
bergerak saat putaran mesin tinggi.
• Roller
fungsinya sebagai penekan sliding sheave,cara
kerjanya sesuai putaran mesin,apabila putaran
mesin tinggi roller ini menekan sliding sheave dan
begitu pula sebaliknya gaya di atas biasa di
sebut gaya sentrifugal.
V-BELT

fungsinya sendiri adalah


sebagai penghubung antara
sliding sheave dan secondary
sheave yaitu meneruskan
putaran mesin dari sliding
sheave.biasanya v-belt ini
memiliki gerigi-gerigi yang di
rancang agar v-belt tidak
terlalu panas akibat gesekan
terus menerus.
BAGIAN PULLEY SECONDARY
(SECONDARY SHEAVE)

Terdiri dari piringan yang diam ( fixed

sheave ) berlokasi pada as primary drive

gear melalui bearing dan kopling

centrifugal (clutch carrier) terkopel pada

bos di bagian fixed sheave. Piringan pulley

yang dapat bergeser / sliding sheave

menekan V-belt ke piringan yang diam (F

sheave ) melalui tekanan per. Rumah

kopling terkopel menjadi satu dengan as

drive gear. Pada saat putaran langsam

kopling centrifugal terlepas dari rumah

kopling sehingga putaran mesin tidak

diteruskan ke roda belakang.


FUNGSI KOMPONEN PULLEY SECONDARY
(SECONDARY SHEAVE)
• sliding sheave
berfungsi menekan v-belt.perbedaan
sliding sheave di secondary sheave
dengan sliding sheave di primary sheave
adalah tidak memiliki sirip.
• fixed sheave
berfungsi sebagai penahan v-belt atau
bagian statis.
• Per
berfungsi sebagai pendorong sliding
sheave
• torque cam
berfungsi membantu menekan otomatis
sliding sheave pada saat motor
memerlukan akselerasi.
• clutch housing
biasa disebut rumah kopling fungsinya
adalah penerus putaran dari v-belt ke
poros roda
• sepatu kopling
fungsinya adalah sebagai penghubung
putaran ke poros roda belakang.sistem
kerjanya model sentrifugal yaitu bekerja
sesuai putaran tinggi redahnya.
• gear reduksi
Komponen ini berfungsi untuk
mengurangi kecepatan putaran
yang diperoleh dari cvt agar
dapat melipat gandakan tenaga
yang akan dikirim ke poros roda.
Pada gigi reduksi jenis dari roda
gigi yang digunakan adalah jenis
roda gigi helical yang bentuknya
miring terhadap poros.
CARA KERJA SISTEM PENGGERAK CVT
• Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros
engkol diteruskan ke Pulley Primary V-belt Pulley Secondary dan
Kopling Centrifugal. Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi,
maka kopling centrifugal belum mengembang. Disebabkan gaya tarik
per pada kopling masih lebih kuat dari gaya centrifugal, sehingga
kopling centrifugal tidak menyentuh rumah kopling dan roda belakang
tidak berputar.
• Saat Mulai Berjalan
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya centrifugal
bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu
kopling mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-
belt di bagian pulley primary pada posisi diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley
secondary pada posisi luar (besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi
yang besar nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling centrifugal menyentuh
rumah kopling. Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm.
Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm
• Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary
mulai bergerak keluar karena gaya centrifugal dan menekan primary
sliding sheave ( piringan pulley yang dapat bergeser ) system fixed
sheave (piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt kelingkaran
luar dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary
membesar dan menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.
Ini dimungkinkan karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter
pulley primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil
sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya
putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.
• Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka
gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga
semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar dari pulley primary
(diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin
mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran
yang semakin tinggi
Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada
pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran
yang semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai