Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 5

Intan Hajar Fauzanin 1606856473


Paskalinda M.Y. Bandur 1706094406
Rizqie Putri N. 1706004783
• Infeksi yang sering terjadi dan lebih berat pada individu dengan
sistem kekebalan yang terganggu/lemah, termasuk yang
diperantarai oleh HIV
• Risiko terbesar untuk mengalami IO  jumlah CD4 <200 kopi/ml,
tetapi juga bisa ketika jumlah CD4 <500 kopi/ml
• Terjadi rata-rata 7-10 tahun setelah infeksi
• Pengobatan yang lebih baik, mampu menurunkan jumlah HIV di
dalam tubuh dan menjaga sistem kekebalan tubuh  menurunkan
risiko IO
• Tanpa terapi antiretroviral yang efektif, pasien umumnya hanya
mampu bertahan 1-2 tahun setelah manifestasi awal AIDS
(U.S. Department of Health & Human Services, 2017; CDC, 2018;
(CDC, National Institutes of Health and HIV Medicine Association of
the Infectious Diseases Society of America, 2018)
 Mereka tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV
 Tidak mengonsumsi ARV
 Mengonsumsi ARV tetapi tidak berespon optimal dan virus
telah melemahkan sistem kekebalan tubuh 
ketidakpatuhan, farmakokinetik yang kurang baik, atau
faktor biologis yang tidak dapat dijelaskan

(U.S. Department of Health & Human Services, 2017;


Centers for Disease Control and Prevention, 2018)
• tuberkulosis, Mycobacterium avium complex disease (MAC),
Infeksi bakteri
pneumonia bakteri dan septisemia (blood poisoning)
• Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), toksoplasmosis,
Infeksi protozoa microsporidiosis, cryptosporidiosis, isosporiasis, dan
leishmaniasis
• kandidiasis, cryptococcosis (cryptococcal meningitis (CRM)),
Infeksi jamur
dan penicilliosis

• cytomegalovirus (CMV), virus herpes simplex, herpes zoster,


Infeksi virus
dan hepatitis

Keganasan terkait
• sarkoma Kaposi, limfoma, dan karsinoma sel skuamosa
HIV

Gangguan neurokognitif
terkait HIV
• kehilangan sedikit memori hingga demensia

(United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), 1998; AVERT, 2018)


• IO yang sering dijumpai di Indonesia:
• Tuberkulosis, kandidiasis oral, diare, Pneumocystis Pneumonia
(PCP), dermatitis generalisata, limfadenopati generalisata persisten,
dan Pruritic Papular Eruption (PPE)

• Pencegahan IO
• mengurangi risiko dengan menghindari paparan
• menggunakan ARV secara rutin untuk menjaga viral load tetap
dalam level yang tidak terdeteksi atau sangat rendah sehingga
sistem kekebalan tubuh dapat tetap kuat

(U.S. Department of Health & Human Services, 2017;


Centers for Disease Control and Prevention, 2018)
Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
• Diare • Mual dan muntah
• Pembesaran hati atau limpa • Gejala neurologis
• Demam • Ruam di perut, lengan, kaki,
• Pembesaran kelenjar getah dan wajah
bening • Sakit tenggorokan
• Sakit kepala • Sariawan, infeksi jamur
• Nyeri otot umum pada mulut yang
disebabkan oleh Candida

(University of California San Francisco, 2018)


 Gejala-gejala ini biasanya hilang dalam seminggu hingga
sebulan dan mungkin disalahartikan sebagai infeksi virus
lainnya
 Selama periode ini, orang yang terinfeksi sangat mudah
menulari dan konsentrasi HIV diketahui sangat tinggi
 Beberapa orang mungkin memiliki gejala dalam beberapa bulan
dan yang lain mungkin bebas gejala selama bertahun-tahun
 Anak yang lahir dengan HIV biasanya memiliki gejala dalam dua
tahun kelahiran. Anak-anak dapat tumbuh dengan lambat atau
sering sakit
 Orang dengan infeksi HIV diklasifikasikan menjadi 4 tahap klinis
(WHO, 2007; University of California San
Francisco, 2018)
Indentifika
Respon si mikroba:

Tanda dan kekebalan Mikrobiolo


gejala tubuh gi
klinis: host:

Sindrom Serologi
• Dewasa
Minimal dua tanda mayor dan satu tanda minor, tanpa
adanya penyebab dari imunosupresi lain

Gejala Mayor Gejala Minor


• Penurunan ≥ 10% dari berat badan • Batuk persisten > 1 bulan
• Diare kronis > 1 bulan • Dermatitis pruritus umum
• Demam berkepanjangan > 1 bulan • Herpes zoster berulang
(intermiten atau konstan) • Kandidiasis orofaringeal atau
sariawan
• Infeksi herpes simpleks kronis
progresif
• Limfadenopati generalisata
persisten
• Anak-anak
Minimal dua tanda mayor dan dua tanda minor, tanpa
adanya penyebab dari imunosupresi lain

Gejala Mayor Gejala Minor


• Penurunan berat badan atau • Limfadenopati generalisata
pertumbuhan yang lambat • Kandidiasis orofaringeal
• Diare kronis > 1 bulan • Infeksi umum berulang (otitis,
• Demam berkepanjangan > 1 bulan faringitis)
(intermiten atau konstan) • Batuk terus-menerus
• Dermatitis umum
• Ibu dengan infeksi HIV
Adanya sarkoma Kaposi atau meningitis kriptokokal
sudah cukup sebagai diagnosis AIDS
Kriteria klinis untuk diagnosis HIV tingkat lanjut pada orang
dewasa dan anak-anak dengan infeksi HIV yang telah
dikonfirmasi:
diagnosis presumtif atau definitif dari setiap kondisi pada stadium
3 atau 4.
dan/atau
Kriteria imunologi untuk mendiagnosis HIV lanjut pada orang
dewasa dan anak-anak di atas 5 tahun dengan infeksi HIV yang
telah dikonfirmasi:
Jumlah CD4 kurang dari 350 per mm3 darah.
dan/atau
Kriteria imunologi untuk mendiagnosis HIV lanjut pada anak
di bawah usia lima tahun dengan infeksi HIV yang telah
dikonfirmasi:
% CD4+ <30 pada anak < 12 bulan
% CD4+ <25 pada anak berusia 12-35 bulan
% CD4+ <20 pada anak berusia 36-59 bulan.
STIGMA dan DISKRIMINASI

 Stigma digambarkan sebagai proses devaluasi yang dinamis yang 'secara signifikan
mendiskreditkan' seorang individu di mata orang lain (UNAIDS, 2005).

 Stigma terkait HIV mengacu pada keyakinan negatif, perasaan dan sikap terhadap orang
yang hidup dengan HIV, keluarga mereka, orang-orang yang bekerja dengan mereka
(penyedia layanan HIV), dan anggota kelompok yang telah banyak terkena dampak HIV
seperti; pria gay dan biseksual, tunawisma, pemuda jalanan, dan orang sakit jiwa (CDC,
2018).
 Stigma dapat mengarah pada diskriminasi (DFID, 2007).

 Diskriminasi terdiri dari tindakan atau kelalaian yang berasal dari stigma dan diarahkan
kepada orang-orang yang distigmatisasi.
 Diskriminasi HIV mengacu pada perlakuan tidak adil terhadap seseorang berdasarkan status
HIV mereka baik itu yang sebenarnya maupun yang merupakan dugaan semata. Diskriminasi
juga dapat memengaruhi keluarga dan teman, dan orang-orang yang merawat orang dengan
HIV(CDC, 2018).
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan;

Kesalahpahaman tentang penularan HIV yang menyebabkan ketakutan


tertular HIV melalui kontak sehari-hari dengan orang yang terinfeksi; dan

Nilai yang menghubungkan orang dengan HIV dengan perilaku yang


dianggap tidak pantas dan tidak bermoral.
Sex workers,
injecting drug
users,
and other
marginalized
groups
are seen as
responsible for

are seen
as HIV/ AIDS

People living
with HIV and
AIDS
Terhentinya
Kehilangan Diputusnya Kehilangan Kegagalan dalam
keinginan
pendapatan, pekerjaan, keluarga, pernikahan,
mempunyai anak,

Mundur dari
Miskin layanan Hilangnya harapan Perasaan yang Serta kehilangan
layanan perawatan
kesehatan, hidup, dan sangat sedih, reputasi.
di rumah,
 Inisiatif pengurangan stigma (berbasis komunitas atau berfokus pada
masyarakat termasuk upaya media)
Cth: memobilisasi tokoh masyarakat untuk mendorong keterbukaan
yang lebih besar seputar isu-isu terkait seksualitas dan HIV di dalam
komunitas dengan membangun norma sosial yang positif
 Tindakan anti-diskriminasi (pengaturan khususnya tempat kerja atau
layanan kesehatan)
Cth: memobilisasi sektor swasta untuk menerapkan kebijakan non-
diskriminatif
 Pendekatan Hukum dan Hak Asasi Manusia dan
Cth: melakukan kampanye kesadaran hak, termasuk mempromosikan
pemahaman masyarakat tentang hak ODHA
 Perjalanan inveksi HIV menjadi AIDS melewati 3 tahapan : tahap akut, kronis dan AIDS,
masing-masingnya memakan waktu yang berbeda-beda.
• Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang terjadi lebih sering dan lebih parah pada orang
dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk orang dengan HIV.
• IO yang sering dijumpai di Indonesia adalah TB, diare, kandidiasis oral, Pneumocystis
Pneumonia (PCP), dermatitis generalisata, limfadenopati generalisata persisten, dan Pruritic
Papular Eruption (PPE).
• Cara terbaik untuk mencegah IO adalah mengurangi risiko dengan menghindari paparan,
konsumsi ARV setiap hari untuk menjaga viral load tetap dalam level yang sangat rendah.
• Menurut definisi klinis AIDS, adanya sarkoma Kaposi umum atau meningitis kriptokokal sudah
cukup sebagai diagnosis AIDS.
• AIDS juga didiagnosis jika setidaknya terdapat dua tanda mayor dan satu tanda minor, tanpa
adanya penyebab yang diketahui dari imunosupresi lain seperti malnutrisi.
• Stigma dan diskriminasi telah membungkam diskusi terbuka, baik penyebabnya maupun
tanggapan yang tepat tentang HIV/AIDS.
• Pegurangan Stigma dan Diskriminasi penyakit HIV/ AIDS dapat meningkatkan angka
keberhasilan program kesehatan baik dari segi preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitative.
Anonim (1993) ‘Diagnosing symptomatic HIV infection and AIDS in adults’, AIDS Action,
(20), pp. 6–8. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12288934.
AVERT (2018) HIV, other health conditions and opportunistic infections. Available at:
https://www.avert.org/living-with-hiv/health-wellbeing/health-conditions (Accessed:
19 October 2018).
Centers for Disease Control and Prevention (2018) AIDS and Opportunistic Infections.
Available at:
https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/opportunisticinfections.html (Accessed:
19 October 2018).
Centers for Disease Control and Prevention, National Institutes of Health and HIV
Medicine Association of the Infectious Diseases Society of America (2018) Guidelines
for the Prevention and Treatment of Opportunistic Infections in HIV-Infected Adults
and Adolescents. Available at:
http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/lvguidelines/adult_oi.pdf.
FX, K. et al. (1992) ‘World Health Organization clinical case definition for AIDS in Africa:
an analysis of evaluations’, East African Medical Journal, 69(10). Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1335410.
Hospital Care for Children (2018a) Diagnosis klinis. Available at: http://www.ichrc.org/811-
diagnosis-klinis (Accessed: 19 October 2018).
Hospital Care for Children (2018b) Tes dan diagnosis infeksi HIV pada anak. Available at:
http://www.ichrc.org/813-tes-dan-diagnosis-infeksi-hiv-pada-anak (Accessed: 19 October 2018).
Kementerian Kesehatan RI (2010) Kasus AIDS didominasi usia produktif. Available at:
http://www.depkes.go.id/article/print/1338/kasus-aids-didominasi-usia-produktif.html (Accessed:
22 October 2018).
Kementerian Kesehatan RI (2016) Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama - Petunjuk Teknis. Available at:
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/4__Pedoman_Fasyankes_Primer_ok.pdf.
Putri, A. J. and Darwin, E. (2015) ‘Pola Infeksi Oportunistik yang Menyebabkan Kematian pada
Penyandang AIDS di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010-2012’, Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), pp.
10–16. Available at:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=300135&val=7288&title=Pola Infeksi
Oportunistik yang Menyebabkan Kematian pada Penyandang AIDS di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun
2010-2012.
U.S. Department of Health & Human Services (2017) What Are Opportunistic Infections ?
Available at: https://www.hiv.gov/hiv-basics/staying-in-hiv-care/other-related-
health-issues/opportunistic-infections (Accessed: 19 October 2018).
United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) (1998) HIV-related opportunistic
diseases. Available at: http://www.who.int/hiv/pub/amds/opportu_en.pdf.
University of California San Francisco (2018) HIV Signs and Symptoms. Available at:
https://www.ucsfhealth.org/conditions/hiv/signs_and_symptoms.html (Accessed: 19
October 2018).
Vietnam Ministry of Health (2009) Guidelines for HIV/AIDS: Diagnosis and Treatment.
Ha Noi. Available at:
https://aidsfree.usaid.gov/sites/default/files/hts_policy_vietnam.pdf.
World Health Organization (1988) AIDS in Afrika: Die Bangui-Definiton. Available at:
https://www.vordenker.de/hiv/bangui.pdf.
World Health Organization (2007) HIV / AIDS Programme: WHO Case Definitions of HIV
for Surveillance and Revised Clinical Staging and Immunological Classification of HIV-
Related Disease in Adults and Children.
CDC (2018) Dealing with Stigma and Discrimination. Tersedia pada:
https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/stigma-discrimination.html.
DFID (Departement for International Development) (2007) Taking Action Against HIV Stigma and
Discrimination. Tersedia pada: https://www.icrw.org/wp-content/uploads/2016/10/DFID-Taking-
Action-Against-HIV-Stigma-and-Discrimination.pdf.
Lakshmi, V. (2017) “A Live Experiences on Quality of Life Among HIV Positive Patients,” iMedPub
Journals, 2(12), hal. 1–4. doi: 10.21767/2572-5610.100028.
Sebastian, S. T. dan Siddanna, S. (2016) “Social , Psychological and Health Concerns of People Living
with HIV / AIDS in Mysore District , Karnataka,” 10(3), hal. 6–10. doi:
10.7860/JCDR/2016/17212.7420.
UNAIDS (2005) HIV - Related Stigma , Discrimination and Human Rights Violations : Case studies of
successful programmes. Switzerland. Tersedia pada: http://data.unaids.org/publications/irc-
pub06/jc999-humrightsviol_en.pdf.

Anda mungkin juga menyukai