Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Stroke Non Hemoragik

Risna Ariani, S.Ked


FAB 116 002

Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/PSPD UNPAR
PALANGKA RAYA
OKTOBER
2016
Identitas
• Nama : Tn S
• Usia : 65 tahun
• Alamat : Jl. Darung Bawan, Pulang Pisau
• Pekerjaan : Swasta
• Agama : Islam
Anamnesis
• MRS : 22 September 2016
• Kiriman dari : IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
• Anamnesis pada : 26 September 2016
• Keluhan utama : Kelemahan pada tangan dan kaki
kiri
… Anamnesis
• Autoanamnesis dengan pasien
• RPS :
Os datang dengan keluhan tangan dan kaki kiri
lemah sejak 1 hari SMRS. Menurut pengakuan pasien hal
tersebut baru pertama kali dirasakan pasien. Kelemahan
muncul secara tiba tiba saat pasien berjalan menuju kamar
kecil setelah bangun dari tidur. Pasien merasa lemah pada
tangan dan kaki kirinya dan kemudian jatuh terduduk di
lantai. Penurunan kesadaran (-), Kejang (-), Kesemutan (+),
tidak dapat berbicara (-), bibir mencong (-), gangguan
penglihatan atau penglihatan kabur (-) pusing (+), mual (+),
muntah (-). Riwayat trauma kepala (-).
RPD :
• Riw. Hipertensi (+) sejak ±15 tahun yang lalu. Rutin kontrol dan minum
obat.
• Riw. Penyakit jantung (+) sejak ±15 tahun yang lalu. Rutin kontrol dan
minum obat.
• Riw. DM (+) sejak ±5 tahun yang lalu. Rutin kontrol dan minum obat.
• Riw. Stroke (-)

RPK:
• Hipertensi (-)
• Penyakit Jantung (-)
• DM (-)
• Stroke (-)

Riwayat lain:
• Merokok (+) selama ± 20 tahun
• Minum minuman beralkohol (+) selama ± 20 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis. GCS: E4V5M6
TTV TD: 140/80 mmHg, DN: 86x/m, RR: 21x/m, T: 36,60C
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC (+/+)
Hidung NCH (-/-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Thorax
Pulmo Inspeksi: Simetris, bentuk normal
Palpasi : fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik

Thorax
Cor Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal : Ictus cordis tidak teraba
Aus : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan (-), hepar/
lien tidak teraba besar
Ekstremitas Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-)
Status Neurologis
• GCS E4V5M6, Fungsi Luhur: Normal, Meningeal sign : kaku kuduk (-), kernig
sign (-), Lasegue (-), brudzinski I/II (-)
• Nervus Cranialis
–N. I : Daya pembau (+/+)
–N II : Daya penglihatan (+/+), pengenalan warna (+/+)
–N III, IV, VI : ptosis-/-, pupil bulat isokor ø 3/3 mm, refleks cahaya (+/+), Diplopia
(-), pergerakan bola mata baik ke segala arah, nistagmus (-/-)
–N V : Motorik Normal. Sensorik Normal, refleks kornea (+/+), reflek masseter (+)
–N VII : mengedipkan mata (+/+), kerutan dahi (+/+) , menggembungkan pipi (+/+)
–N VIII : tes bisik (+/+)
–N IX, X : deviasi uvula (-), menelan masih baik (+/+)
–N XI : mengangkat bahu (baik/baik), menoleh (baik/baik)
–N XII : pergerakan lidah simetris
..Status Neurologis

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior


Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5 4 5 3
Tonus Normotonus Normotonus Normotonus Hipertonus
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas + + + ↓
Nyeri - - - -
Reflek + + + +
fisiologis
Reflek - - - +
patologis
Tremor - - - -
Pemeriksaan Laboratorium
22 september 2016
Hb 13,6 g/dL N
Ht 40,3 % N
Leukosit 8.650 /uL N
Trombosit 179.000 /uL N
GDS 61 mg/dL N
Creatinin 1,9 mg/dL ↑
CT Scan
Foto Thorax
Problem
• Hemiparesis Sinistra
• Hipertensi
• Riwayat Penyakit Jantung
Diagnosis

Diagnosis Klinis
• Hemiparesis Sinistra

Diagnosis Etiologis
• Stroke Non Hemoragik

• Assesment : Hemiparesis Sinistra ec. Stroke


Non Hemoragik
Terapi
02 2 lpm PO:
IVFD Asering 20 tpm • Valsartan 1x80 mg
Inj:
• Citicolin 2x500 mg
(IV)
• Lapibal 2x500 mg (IV)
• Neurobion 1x1 amp
(IV)
• Ranitidine 2x50 mg
(IV)
Monitoring:
• Keadaan umum
• vital sign
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Usulan Pemeriksaan
Tambahan
• Konsul Fisioterapi
Tinjauan
Pustaka
Stroke
Definisi
Sindrom yang di sebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak (GDPO)
dengan awitan akut, disertai manifestasi
klinis berupa defisit neurologis dan bukan
sebagai akibat tumor, trauma, ataupun
infeksi susunan saraf pusat.
Epidemiologi
• Stroke menduduki posisi ketiga di Indonesia
setelah jantung dankanker.
• Sebanyak 28.5 persen penderita stroke
meninggal dunia.
• Sisanya menderita kelumpuhan sebagian
maupun total dan hanya 15% persen dapat
sembuh total
• Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki)
menyebutkan bahwa 63,52 per 100.000
penduduk indonesia berumur di atas 65 tahun
ditaksir menderita stroke.
Klasifikasi Stroke
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya
a. Stroke iskemik (80% - 85%)
• Transient Ischemic Attack (TIA).
• Trombosis serebri.
• Embolia serebri.
2. Stroke haemoragik (15% - 20%).
• Perdarahan intra serebral.
• Perdarahan subarachnoid.
2. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu.
a. Transient Ischemic Attack.
b. Stroke in evolution.
c. Completed stroke.
3. Berdasarkan sistem pembuluh darah.
a. Sistem karotis.
b. Sistem vertebra-basilar.
Stroke Non Hemoragik
• Stroke non hemoragik merupakan proses
terjadinya iskemia akibat emboli dan
thrombosis serebral.
Etiologi
• Vaskuler (aterosklerosis, displasi fibromuskuler,
inflamasi, diseksi arteri, penyalahgunaan obat,
trombosis sinus atau vena),
• Kelainan jantung (trombus mural, aritmia
jantung, endokarditis, PJR, miksoma atrial,
fibrilasi atrium),
• Kelainan darah (trombositosis, polisitemia,
anemia sel sabit, leukositosis, hiperkoagulasi,
dan hiperviskositas darah)
Faktor Risiko
• Usia
• Jenis kelamin
• Inaktivitas fisik
• Hipertensi
• Merokok
• Penyakit Jantung
• Aterosklerosis
• Dislipidemia
• Alkohol dan narkoba
• Kontrasepsi oral
• Obesitas
Stroke Non Hemoragik
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis:
1.Serangan Iskemia Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
 gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di
otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.

2.Defisit Neurologik Iskemia Sepintas/Reversible Ischemic Neurological


Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih
dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.

3.Stroke progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution)


Gejala neurologik makin lama makin berat.

4.Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke) Gejala klinis


sudah menetap.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis SNH
Arteri serebri anterior :
• Hemiparesis dan hemiplegi kontralateral,terutama melibatkan
tungkai

Arteri serebri media


• Hemiparesis dan hemiplegi kontralateral Terutama mengenai
lengan
• Afasia
Arteri serebri posterior
• Hemianopsi homonim / kuadrantanopsi kontralateral tanpa
gangguan motorik dan sensorik.
• Gangguan daya ingat  infark di lobus temporalis medial
• Aleksia tanpa agrafia  infark korteks visual dominan dan
splenium korpus kalosum
• Agnosia dan prosopagnosia  infark di korteks
temporooksipitalis inferior
Batang Otak
• Disartria
• Diplopia
• Vertigo
• Ataksia
• Penurunan kesadaran
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis :
• Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba
• saat aktifitas/istirahat
• Onset
• Nyeri kepala/tidak, kejang/tidak, muntah/tidak, kesadaran
menurun, serangan pertama atau berulang.
• Faktor resiko stroke

Pemeriksaan Fisik
• Beberapa gejala umum yang terjadi pada SNH meliputi
hemiparese, monoparese, atau quadriparese, tidak ada
penurunan kesadaran, tidak ada nyeri kepala dan refleks
babinski dapat (+)/(-).
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium darah (Hb,Ht,eritrosit,leukosit,
hitung jenis,trombosit dan LED)
• Gula darah, profil lipid dan kolesterol serta asam
urat
• EKG dan ekokardiografi
• CT scan dan MRI kepala
Tata Laksana
• Penatalaksanaan Umum
 nutrisi, hidrasi intravena, koreksi hiperglikemi, neurorehabilitasi dini

• Penatalaksanaan Khusus
Trombolitik : Recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA)
intravena atau intraarterial pada <3 jam setelah awitan stroke dengan
dosis 0,9 mg/kg (max. 90 mg).

Antiplatelet : Asam salisilat 160-325 mg/hari 48 jam setelah awitan


stroke atau Clopidogrel 75 mg/hari

Obat Neuroprotektif
Tatalaksana hipertensi
Pencegahan
• Primer : kendalikan faktor resiko, gizi seimbang, dan olahraga
teratur.
• Sekunder : mengendalikan faktor resiko, medikamentosa dan
tindakan invasif bila perlu.
Referensi
1. Dewanto G. et al. Panduan praktis diagnosis dan tata laksana
penyakit saraf. EGC. Jakarta.2009
2. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia. UGM Press. Yogyakarta. 2008
3. Sidharta P. Neurologis Klinis Dalam Praktek Umum. Dian
Rakyat. Jakarta. 2006.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai