Lapsus SNH 2
Lapsus SNH 2
Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S
RPK:
• Hipertensi (-)
• Penyakit Jantung (-)
• DM (-)
• Stroke (-)
Riwayat lain:
• Merokok (+) selama ± 20 tahun
• Minum minuman beralkohol (+) selama ± 20 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis. GCS: E4V5M6
TTV TD: 140/80 mmHg, DN: 86x/m, RR: 21x/m, T: 36,60C
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC (+/+)
Hidung NCH (-/-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Thorax
Pulmo Inspeksi: Simetris, bentuk normal
Palpasi : fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Cor Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal : Ictus cordis tidak teraba
Aus : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan (-), hepar/
lien tidak teraba besar
Ekstremitas Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-)
Status Neurologis
• GCS E4V5M6, Fungsi Luhur: Normal, Meningeal sign : kaku kuduk (-), kernig
sign (-), Lasegue (-), brudzinski I/II (-)
• Nervus Cranialis
–N. I : Daya pembau (+/+)
–N II : Daya penglihatan (+/+), pengenalan warna (+/+)
–N III, IV, VI : ptosis-/-, pupil bulat isokor ø 3/3 mm, refleks cahaya (+/+), Diplopia
(-), pergerakan bola mata baik ke segala arah, nistagmus (-/-)
–N V : Motorik Normal. Sensorik Normal, refleks kornea (+/+), reflek masseter (+)
–N VII : mengedipkan mata (+/+), kerutan dahi (+/+) , menggembungkan pipi (+/+)
–N VIII : tes bisik (+/+)
–N IX, X : deviasi uvula (-), menelan masih baik (+/+)
–N XI : mengangkat bahu (baik/baik), menoleh (baik/baik)
–N XII : pergerakan lidah simetris
..Status Neurologis
Diagnosis Klinis
• Hemiparesis Sinistra
Diagnosis Etiologis
• Stroke Non Hemoragik
Pemeriksaan Fisik
• Beberapa gejala umum yang terjadi pada SNH meliputi
hemiparese, monoparese, atau quadriparese, tidak ada
penurunan kesadaran, tidak ada nyeri kepala dan refleks
babinski dapat (+)/(-).
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium darah (Hb,Ht,eritrosit,leukosit,
hitung jenis,trombosit dan LED)
• Gula darah, profil lipid dan kolesterol serta asam
urat
• EKG dan ekokardiografi
• CT scan dan MRI kepala
Tata Laksana
• Penatalaksanaan Umum
nutrisi, hidrasi intravena, koreksi hiperglikemi, neurorehabilitasi dini
• Penatalaksanaan Khusus
Trombolitik : Recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA)
intravena atau intraarterial pada <3 jam setelah awitan stroke dengan
dosis 0,9 mg/kg (max. 90 mg).
Obat Neuroprotektif
Tatalaksana hipertensi
Pencegahan
• Primer : kendalikan faktor resiko, gizi seimbang, dan olahraga
teratur.
• Sekunder : mengendalikan faktor resiko, medikamentosa dan
tindakan invasif bila perlu.
Referensi
1. Dewanto G. et al. Panduan praktis diagnosis dan tata laksana
penyakit saraf. EGC. Jakarta.2009
2. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia. UGM Press. Yogyakarta. 2008
3. Sidharta P. Neurologis Klinis Dalam Praktek Umum. Dian
Rakyat. Jakarta. 2006.
TERIMA KASIH