1
ASUHAN ANTENAL
I. EVIDENCE BASED DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
Perubahan fisiologis yang terjadi dalam masa
kehamilan mengakibatkan penurunan Hb
secara progresif sampai sekitar minggu ke-30
yang secara fisiologis masih normal
Perubahan normal ini dikenal sebagai
hemodilusi dan biasanya mencapai titik
terendah pada kehamilan minggu ke -30. Oleh
karena itu pemeriksaan Hb diamjurkan untuk
dilakukan pada awal kehamilan dan diulangi
kembali pada mingu ke-30
Apabila tidak terjadi proses hemodilusi, yang
ditandai oleh kadar Hb yang tingi, dapat
diindikasikan adanya ganguan pada perubahan
fisiologis akibat tergangunya sirkulasi darah
plasenta yang dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin.
Pemeriksaan kadar Hb terbaik adalah dengan
menggunakan SPEKTROFOTOMETER :
Anjuran program nasional Indonesia adalah
pemberian 60 mg/ hari elemental besi dan 50
mg asam folat profilaksi anemia. Program
Depkes RI memberikan 90 tablet besi selama
3 bulan.
Ibu hamil harus disarankan untuk
mengkonsumsi pangan yang kaya akan
protein dan vitamin C
Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi
fundus, para peneliti saat ini menyarankan
penggunaan pita ukur untuk mengukur tinggi
fundus dari tepi atas semifisis pubis.
Pita ukur hendaknya terbuat dari bahan yang
tidak bisa mengendur, kandung kemih
hendaknya kosong.
Pengukuran dilakukan dengan menempatkan
ujung pita ukur pada tepi atas simfisis pubis
dan dengan tetap menjaga pita ukur
menempel pada dinding abdomen diukur
jaraknya ke bagian atas fundus uteri
Ukuran ini biasanya sesuai dengan umur
kehamilan dalam minggu setelah umur
kehamilan 24 minggu, namun demikian
bisa terjadi beberapa variasi
Bila deviasi lebih 1 – 2 cm dari umur
gestasi kemungkinan terjadi kehamilan
kembar atau polihidramnion dan bila
deviasi lebih kecil berarti ada gangguan
pertumbuhan janin
Ibu hamil dianjurkan untuk berbaring
dalam posisi setengah duduk pada saat
pengukuran tinggi fundus.
II. REFOCUSING ASUHAN KEBIDANAN
Waktu
Kunjungan Alasan Kunjungan pada saat ini
Kunjungan
Trimester I Sebelum 1. Mendeteksi adalah masalah
13 minggu yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
2. Mencegah masalah misalnya
tetanus neonatal, defisiensi zat
besi anemia, penggunaan
kebiasaan-kebiasaan tradisional
yang berbahaya
3. Membangun hubungan saling
percaya antara klien dan
penolong sehingga mata rantai
keselamatan jiwa sudah dapat
dibangun jika diperlukan
Waktu
Kunjungan Alasan Kunjungan pada saat ini
Kunjungan
4. Mulai mempersiapkan kelahiran
dan bersiap diri menghadapi
komplikasi
5. Mendorong perilaku yang sehat
(Nutrisi, kebersihan, olah raga,
istirahat)
Trimester II Sebelum Seperti di atas ditambah dengan
28 minggu kewaspadaan khusus terhadap “PIH”
Trimester III Setelah Seperti di atas ditambah Deteksi Bayi
28 minggu Kembar
Trimester III Setelah Seperti di atas ditambah Deteksi letak
37 minggu abnormal atau kondisi-kondisi yang
memerlukan persalinan di rumah
sakit
III. PRAKTIK ASUHAN ANTENATAL TERINTEGRASI
1. Definisi :
Antenatal Care Integratif (Terintegrai) adalah,
Pelayanan Pemeriksaan kehamilan yang
komprehensif dengan menggabungkan beberapa
program lain yang berhubungan dan diperlukan
selama masa kehamilan serta diberikan secara
one stop service sesuai standar. Pemeriksaan
kehamilan integratif dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut :
a. Mengenali (deteksi) dan mengantisipasi secara
dini kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi
dalam kehamilan.
b. Melakukan upaya pencegahan kelainan/
penyakit yang mungkin dapat mengancam ibu
dan janin sedini mungkin.
2. Langkah-langkah Pelayanan ANC Terintegrasi
a. Mencatat Data Umum :
1) Riwayat Perkawinan
2) Umur Pertama kali kawin
3) Perkawinan keberapa
4) Berapa lama menikah
b. Anamnesa
1) Keluhan Utama
2) Riwayat kehamilan saat ini
3) Riwayat Obstetri terdahulu
4) Riwayat Penyakit
5) Riwayat Sosio Ekonomi
c. Pemerikaan fisik meliputi, Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi, Perkusi :
1) Menilai keadaan umum (Tensi, Nadi, Respirasi,
suhu)
2) Timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur
LILA)
3) Ukur tekanan darah
4) Ukur tinggi fundus uteri (Palpasi(Dalam cm))
5) Menilai kesejahteraan janin (dengan
pemeriksaan Denyut Jantung Janin dan
pergerakan janin dalam kandungan dalam 12
jam tidak boleh kurang dari 12 kali)
d. Pemeriksaan/ Penapisan lainnya :
1) Penapisan status imunisasi TT long life dan berikan
imunisasi Tetanus Toxoid bila perlu untuk mencapai
status TT 5
2) Berikan tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
3) Penatalaksanaan IMS pada bumil dengan pendekatan
sindrom apabila IMS dan pasangan mempunyai
perilaku seksual beresiko
4) Pemeriksaan gejala klinis malaria pada Ibu hamil.
5) Pemeriksaan/ skrining suspect TB pada Ibu hamil
dengan gejala batuk berdahak ≥ 2 minggu disertai
sesak nafas, nyeri dada, dahak bercampur darah,
demam ulang tanpa sebab yang jelas, keringat malam
tanpa kegiatan, nafsu makan berkurang dan berat
badan menurun
f. Test laboratorium (Rutin dan khusus)
1) Pemeriksaan kadar hemaglobin darah pada K 1
dan diulangi pada K4. Bila diketahui ibu hamil
normal, maka diberikan tablet Fe 90 butir
selama kehamilan. Bila diketahui ibu hamil
anemia sedang Hb antara 9 – 10 g% maka ibu
hamil diberikan konseling pola makan. Bila
diketahui ibu hamil anemia sedang Hb antara
8 – 9 g% maka Ibu hamil diberikan pengobatan
Fe dengan dosis 3 x 60 mg ferrosulfat (Fe) dan
dievaluasi setelah 3 bulan. Bila Ibu hamil
anemia berat Hb < 8 g% maka ibu hamil diberi
transfusi darah di RS PONED
3) Pemeriksaan HIV dilakukan bila ibu sudah
mendapatkan pre test, post test konseling dan
menyutujui untuk dilakukan testing HIV secara
sukarela
4) Pemeriksaan protein urine dilakukan bila ibu hamil
menunjukkan tanda-tanda preeklamsi
5) Pemeriksaan sediaan darah malaria pada ibu hamil
yang menunjukkan gejala klinis malaria
6) Pemeriksaan dahak sewaktu – pagi – sewaktu (SPS)
pada suspect TB
7) Konseling :
a) Konseling pada K1 difokuskan pada nasehat untuk
mengatasi keluhan hamil muda, konsumsi tablet
Fe, persiapan dana persalinan, status imunisasi TT.
b) Konseling pada K2 – 3 difokuskan pada
nasehat untuk mengenali tanda-tanda
bahaya pada kehamilan dengan penyulit
c) Konseling pada K4 difokuskan pada nasehat
untuk mengenali tanda-tanda bahaya
persalinan dengan penyulit, perawatan
payudara, mengenali tanda-tanda persalinan,
pemilihan alat kontrasepsi pasca persalinan,
dan status imunisasi TT lengkap
d) Konseling senam hamil
3. Penerapan
a. Peningkatan cakupan akses pelayanan antenatal
pada daerah dengan cakupan K1 < 85%
1) Persiapan rencana persalinan dan pencegahan
komplikasi ibu hamil melalui P4K
2) Kunjungan rumah ibu hamil yang tidak/ belum
kontak tenaga kesehatan
TEKANAN DARAH
MENINGKAT
(TD ≥ 40/ 90 mm Hg) NORMAL
MgSO4 1 gram/ jam melalui infus Ringer Asetat/ Ringer laktat yang dibiarkan sampai 24 jam
Dosis Pemeliharaan Post Partum
Alternatif II (Dosis Awal) MgSO4 4 gram IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dosis pemeliharaan Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 gram IM dengan 1 ml Lignokain (dalam semprit yang sama)
Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4
Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/ menit