Anda di halaman 1dari 26

PAPER

GANGGUAN CEMAS

Oleh :
Paskah Duha 13307010018

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT JIWA


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II MEDAN
DEFINSI
 Cemas didefinisikan sebagai suatu sinyal yang
menyadarkan; ia memperingatkan adanya
bahaya yang mengancam dan memungkinkan
seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
ancaman
TANDA DAN GEJALA GANGGUAN CEMAS
 kesadaran terhadap sensasi fisiologis ( palpitasi atau
berkeringat )
 kesadaran terhadap rasa gugup atau takut
 rasa cemas juga mempengaruhi kemampuan
berpikir, persepsi, dan belajar. Umumnya hal
tersebut menyebabkan rasa bingung dan distorsi
persepsi

Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus


terhadap sistem saraf otonom adalah:
 sistem kardiovaskuler (palpitasi)
 muskuloskeletal (nyeri kepala)
 gastrointestinal (diare)
 respirasi (takipneu)
PATOFISIOLOGI GANGGUAN CEMAS
 Teori Psikoanalitik
 Teori Perilaku

 Teori Eksistensi

 Berdasarkan aspek biologis


 Neurotransmiter

 Serotonin

 GABA
KLASIFIKASI GANGGUAN CEMAS
 Gangguna cemas menyeluruh
 Gangguan cemas lainnya
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Definisi
 Rasa cemas dapat dikonsepkan sebagai respon
normal dan adaptif terhadap ancaman yang
megharuskan seseorang untuk lari ataupun
melawan

Epidemiologi
 Prevalensi 1 tahun berkisar antara 3 dan 8
persen.
 perempuan banding laki-laki pada gangguan ini
sekitar 2 banding 1
ETIOPATOGENESIS
 Faktor biologis
 Faktor genetik
 Teori psikoanalitik
 Teori kognitif perilaku

Tanda dan Gejala


 Ketegangan motorik paling sering tampak sebagai
gemetar, gelisah, dan sakit kepala
 Hiperaktivitas motorik adalah nafas pendek, keringat
berlebihan, palpitasi, dan berbagai gejala
gastrointestinal
 Kesiagaan kognitif terlihat dengan adanya iritabilitas
dan mudahnya pasien merasa terkejut
KRITERIA DIAGNOSTIC DSM-IV-TR UNTUK GANGGUAN ANSIETAS
MENYELURUH
GANGGUAN CEMAS LAINNYA
Gangguan ansietas akibat keadaan medis umum
Banyak gangguan medis dikaitkan dengan ansietas. Gejala dapat mencakup
serangan panik, ansietas menyeluruh, obsesi dan kompulsi, serta tanda distress
lain.

 Epidemiologi
Keberadan gejala ansietas yang berkaitan dengan keadaan medis umum lazim
ditemukan walaupun insiden gangguan ini bervariasi untuk setiap keadaan
medis umum yang spesifik

 Etiologi
Suatu kisaran luas keadaan medis dapat menyebabkan gejala yang serupa
dengan gangguan ansietas. Hipertiroidisme, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme,
dan defisiensi vitamin B12 sering dikaitkan dengan gejala ansietas.
Feokromositoma menghasilkan epinefrin, yang dapat menyebabkan epidose
paroksismal gejala ansietas. Lasei tertentu pada otal dam kondisi pascaensefalitis
di laporkan menghasilkan gejala yang identik dengan gejala yang terlihat pada
gangguan obsesif-kompulsif. Keadaan medis lain, seperti aritmia jantung, dapat
menghasilkan gejala fisiologis gangguan panic. Hipoglikemia juga dapat
menyerupai gejala gangguan ansietas.
DIAGNOSA
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Ansietas Akibat Keadaan Umum
A. Ansietas, serangan panic, atau obsesi maupun kompulsif menonjol dan
mendominasi gambaran klinis.
B. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik, atau temua laboratorium bahwa
gangguan ini merupakan akibat fisiologis langsung suatu keadaan medis umum.
C. Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain (contohnya
gangguan penyesuaian dengan ansietas yang stresornya adalah keadaan medis
umum
yang serius)
D. Gangguan ini tidak hanya terjadi saat delirium
E. Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya
dalam area fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.
Tentukan jika :
Dengan ansietas menyeluruh : jika ansietas atau kekhawatiran berlebihan mengenai
sejumlah peristiwa atau aktivitas mendominasi gambaran klinis.
Dengan serangan panic : jika serangan panic mendominasi gambaran klinis
Dengan gejala obsesif kompulsif : jika obsesi atau kompulsi mendominasi gambaran
klinis
Catatan pemberian kode : mencakup nama keadaan medis umum pada Aksis I,
contohnya gangguan ansietas akibat feokromositoma dengan ansietas menyeluruh, juga
beri kode keadaan medis umum pada aksis III.
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
th
Disorder. 4 ed. Text rev. Washington DC. American Psychiatric Association,
copyright 2000, dengan izin.
Gambaran Klinis
 Gejala gangguan ansietas akibat keadaan medis umum
dapat identik dengan gejala gangguan ansietas primer.
Suatu sindrom yang serupa dengan gangguan panic adalah
gambaran klinis yang paling lazim. Pasien yang memiliki
kardiomiopati dapat memiliki insiden paling tinggi untuk
gangguan panikakibat keadaan medis umum. Satu studi
melaporkan bahwa 83 persen pasien kardiomiopati yang
menunggu transplantasi jantung mengalami gangguan
panic. Pada sejumlah studi, sekitar 25 persen pasien
dengan penyakit Parkinson dan penyakit paru obstruktif
kronis memiliki gejala gangguan panic. Gangguan medis
lain yang dikaitkan dengan gangguan panic mencakup
nyeri kronis, sirosis bilier primer, dan epilepsy, terutama
jika fokusnya berada pada girus parahipokampus kanan.
Prevalensi tertinggi gejala gangguan ansietas menyeluruh
akibat gangguan medis tampaknya ada pada penyakit
Grave, pada penyakit ini sebanyak dua pertiga pasien
memenuhi criteria gangguan ansietas menyeluruh.
GANGGUAN ANSIETAS YANG DICETUSKAN
ZAT
Definisi
 DSM-IV-TR mencakup gangguan jiwa yang
dicetuskan zat di dalam kategori sindrom
gangguan jiwa yang relevan. Dengan demikian,
gangguan ansietas yang dicetuskan zat
terkandung di dalam kategori gangguan ansietas

Epidemiologi
 Gangguan ansietas yang dicetuskan zat lazim
ditemukan, baik akibat konsumsi zat yang
disebut sebagai obat rekreasional maupun akibat
penggunaan obat yang diresepkan.
ETIOPATOGENESIS

 Suatu kisaran luas zat dapat menyebabkan


gejala ansietas yang menyerupai gangguan
ansietas DSM-IV-TR. Walaupun simpatomimetik
(seperti amfetiman, kokain, dan kafein)
merupakan zat yang paling sering dikaitkan
dengan produksi gejala gangguan ansietas,
banyak obat serotonergik (contohnya lysergic
acid diethylamide [LSD] dan
methylenedioxymethamphetaminde [MDMA])
juga dapat menimbulkan sindrom ansietas akut
maupun kronis pada pengguna obat ini. Suatu
kisaran luas obat yang diresepkan juga
dikaitkan dengan munculnya gejala gangguan
ansietas pada orang yang rentan.1,2
5
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR gangguan ansietas yang dicetuskan zat
A. Ansietas serangan panic atau obsesi maupun kompusif yang menonjol dan
mendominasi gambaran klinis.
B. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium
baik (1) atau (2)
1) Gejala pada criteria A timbul selama atau dalam 1 bulan sejak intoksikasi atau
putus zat
2) Penggunaan obat secara etiologis terkait dengan gangguan ini
C. Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan ansietas yang
bukan dicetuskan zat. Bukti bahwa gejala disebabkan oleh gangguan ansietas
yang bukan dicetuskan zat dapat mencakup hal berikut: gejala mendahului
awitan penggunaan zat (atau penggunaan obat); gejala bertahan untuk suatu
periode waktu tertentu (contoh sekitar satu bulan) setelah penghentian zat akut
atau intoksikasi berat atau gejala sangat melebihi yang diharapkan pada jenis
maupun jumlah zat yang digunakan dan durasi penggunaannya; atau terdapat
bukti lain, yang mengesankan terdapat gangguan ansietas yang tidak dicetuskan
zat (contoh riwayat episode berulang yang tidak dicetuskan zat).
D. Gangguan tidak hanya terjadi saat delirium.
E. Gangguan menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya
dalam area fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Catatan : diagnosis harus dibuat sebagai pengganti diagnosis intoksikasi zat atau
putus zat hanya jika gejala ansietas melebihi gejala yang biasanya terkait
intoksikasi atau sindrom putus zat dan jika gejala ansietas cukup berat untuk
mendapatkan perhatian klinis.
kode gangguan ansietas yang dicetuskan (zat tertentu)
alcohol, amfetamin (atau zat lir-amfetamin); kafein; kanabis; kokain; halusinogen;
inhalan; fensiklidin (atau zat mirip fensiklidin); sedative, hipnotik, atau
ansiolitik; zat lain (atau tidak diketahui)
tentukan jika :
dengan ansietas menyeluruh : jika ansietas atau kekhawatiran berlebihan
mengenai sejumlah peristiwa atau aktivitas mendominasi tampilan klinis
dengan serangan panic : jika serangan panic mendominasi tampilan klinis
dengan gejala obsesif kompulsif : jika obsesi atau kompulsi mendominasi
tampilan klinis
dengan gejala fobik : jika gejala fobik mendominasi tampilan klinis
tentukan jika :
dengan awitan selama intoksikasi : jika memenuhi criteria intoksikasi zat tersebut
dan gejala timbul selama sindrom intoksikasi
dengan awitan selama putus zat : jika memenuhi criteria putus zat dan gejala
timbul selama atau segera setelah sindrom putus zat
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
th
Mental Disorder. 4 ed. Text rev. Washington DC. American Psychiatric
Association, copyright 2000, dengan izin.
GAMBARAN KLINIS

 Gambaran klinis terkait pada gangguan ansietas


yang dicetuskan zat bervariasi sesuai zat yang
terlibat. Bahkan penggunaan psikostimulan
yang tidak sering dapat menimbulkan gejala
gangguan ansietas pada sejumlah orang. Hal
yang juga berkaitan dengan gejala gangguan
ansietas adalah hendaya kognitif pemahaman,
perhitungan, dan daya ingat. Deficit kognitif ini
biasanya reversible ketika penggunaan zat
dihentikan.
GANGGUAN ANSIETAS YANG TAK
TERGOLONGKAN

definisi
 Sejumlah pasien mempunyai gejala gangguan
ansietas, tetapi tidak memenuhi criteria
gangguan ansietas DSM-IV-TR yang spesifik aau
gangguan penyesuaian
5
Kriteria diagnostic DSM-IV-TR gangguan ansietas yang tidak tergolongkan
Kategori ini mencakup gangguan dengan ansietas atau penghindaran fobic yang
nyata dan tidak memenuhi criteria gangguan ansietas spesifik manapun, gangguan
penyesuaian dengan ansietas, atau gangguan penyesuaian campuran ansietas dan
mood depresi. Contohnya mencakup :
1. Gangguan campuran ansietas depresif : gejala ansietas dan depresi yang secara
klinis bermakna, tetapi tidak memenuhi criteria gangguan mood spesifik atau
gangguan ansietas spesifik.
2. Gejala fobia sosial yang secara klnis bermakna yang terkait dengan dampak
sosial karena memiliki keadaan medis umum atau gangguan jiwa (contohnya
penyakit Parkinson, penyakit kulit, gagap, anorexia nervosa, gangguan
dismorfik tubuh)
3. Situasi dengan gangguan yang cukup berat sehingga diperlukan diagnosis
gangguan ansietas, tetapi orang tersebut gagal melaporkan cukup gejala guna
memenuhi criteria lengkap gangguan ansietas spesifik manapun; contohnya,
orang yang melaporkan semua gambaran gangguan panic tanpa agoraphobia
kecuali bahwa serangan panic semuanya merupakan serangan yang terbatas
gejala
4. Situasi saat klinis telah menyimpulkan bahwa terdapat gangguan ansietas tetapi
tidak mampu membedakan apakah gangguan tersebut primer, akibat medis
umum, atau dicetuskan zat
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
th
Mental Disorder. 4 ed. Text rev. Washington DC. American Psychiatric
Association, copyright 2000, dengan izin.
GANGGUAN CAMPURAN ANSIETAS
DEPRESIF
Definisi
 Gangguan ini menggambarkan pasien dengan keadaan
gejala ansietas dan depresif yang tidak memenuhi
keriteria diagnostic gangguan ansietas atau gangguan
mood. Kombinasi gejala depresif dan ansietas
menimbulkan hendaya fungsional yang bermakna pada
orang yang mengalami gangguan ini

Epidemiologi
 Keberadaan gangguan depresif berat dan gangguan panic
secara bersamaan lazim ditemukan. Dua pertiga pasien
dengn gejala depresif memiliki ansietas yang menonjol,
dan sepertiganya dapat memenuhi criteria diagnostic
gangguan panic. Peneliti telah melaporkan bahwa dari 20
sampai 90 persen pasien dengan gangguan panic memiliki
episode gangguan depresif berat
Etiopatogenis
 Dapat disebabkan karena reaksi obat – obatan

5
Kriteria riset DSM-IV-TR Gangguan campuran ansietas depresif
A. Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 3 bulan
B. Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :
1) Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong
2) Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur atau gelisah, tidur
tidak puas)
3) Lelah atau energy rendah
4) Iritabilitas
5) Khawatir
6) Mudah meneangis
7) Hipervigillance
8) Antisipasi hal terburuk
9) Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10) Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
C. Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klnis bermkana atau hendaya dalam
area fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain
D. Gejala tidak disebabkan efek biologis langsung suatu zat (contohnya
oenyakahgunaan obat, pengobatan) atau keadaan medis umum
E. Semua hal berikut ini :
1) Criteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik,
gangguan panic, atau gangguan ansietas menyeluruh
2) Criteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk
gangguan asietas atau ganngguan mood, dalam remisi parsial)
3) Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain
TERAPI

PSIKOTERAPI

 Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif
dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatic secara langsung. Teknik
utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan
biofeedback.

 Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, menggali potensi-potensi yang
ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal
dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

 Psikoterapi berorientasi tilikan


Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman
akan komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapi dapat memperkirakan
sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapai,
minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya.
FARMAKOTERAPI
 Benzodiazepine. Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian
benzodiazepine dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai
mencapi respon terapi. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu,
dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.

 Buspiron. Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif


dibanding gejala somatic pada gangguan cemas menyeluruh. Tidak
menyebabkan withdrawal.

Kekurangannya adalah efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Dapat
dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepine dengan buspiron
kemudian dilakukan tapering benzodiazepine setelah 2-3 mnggu, disaat efek
terapi buspiron sudah mencapai maksimal.

 Selective serotonin reuptake inhibitors. Sertralin dan paroxetin


merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin
dapat meningkatkan ansietas sesaat. SSRI selektif terutama pada pasien
dengan gangguan cemas menyeluruh dengan riwayat depresi.

 Obat lain. Obat lain yang telah terbukti berguna untuk gangguan ansietas
menyeluruh mencakup obat trisiklik atau tetrasiklik. Antagonis reseptor β-
adrenergik dapat mengurangi manifestasi somatic ansietas tetapi tidak
keadaan yang mendasari, dan penggunaannya biasanya terbatas pada
ansietas situasional seperti ansietas penampilan. Nefazodon yang juga
digunakan pada depresi, telah terbukti mengurangi ansietas dan mencegah
gangguan panic.

Anda mungkin juga menyukai