Analisa Dalam An Arsitektur
Analisa Dalam An Arsitektur
Aa 4 2 8 - - - - - 2 8 16
A Bb 2 - 1 - 2 2 - 1 1 4 4
sirkls - 1 9 - - - - - - - 9
Luas fungsi A 29
Cc 3 2 6 - - - - - 2 6 12
B
Dd 1 4 1 - - - - - 1 4 4
sirkls - 1 7 - - - - - - - 7
Dst. Luas fungsi B 23
Luas fungsi ruang 52
Sirkls bangunan (mis:20 %) 10,4
Luas total fungsi ruang 62,4
Optimasi Fungsi Ruang
• Optimasi fungsi ruang diperlukan untuk melihat apakah luasan yang didapat dari
analisa kebutuhan ruang sudah mencapai kondisi yang optimal sesuai Standar &
Peraturan yang berlaku sebagaimana tinjauan
• Untuk melihat optimasi fungsi ruang berdasar pada standar fungsi. Dari luasan
fungsi yang telah dilakukan perlu dilihat komposisinya (prosentase), misal :
- Fungsi A : 29/64 x 100% = 45 %
- Fungsi B : 23/64 x 100% = 35 %
- Sirkulasi 20 %
Apakah prosentase di atas sudah sesuai dengan standar ratio sebagaimana
tinjauan ?
bila belum, maka perlu diteliti ulang mengenai penempatan fungsi ruang pada
kelompok fungsi, atau penyebab lainnya.
bila sudah cocok, maka dapat dilanjutkan dengan langkah optimasi luasan lantai.
• Optimasi luasan lantai berdasar pada KLB (koefisien luas lantai bangunan). Dari
data luas lahan dapat ditemukan luas lantai maksimal yang diperkenankan, misal :
luas lahan 1000 m2, KLB: 1,5.
Luas lantai bangunan yang diizinkan 1,5 x 1000 m2 = 1500 m2.
• Luas total fungsi ruang hasil analisa dicocokkan dengan luas lantai yang
diperkenankan. Bila belum (bisa lebih kecil, atau lebih besar) maka dapat
dilakukan penambahan, pengurangan atau penyatuan ruang.
• Bila sudah cocok atau mendekati maka dapat dilakukan proses selanjutnya.
Analisa Hubungan Fungsi Ruang
• Analisa hubungan fungsi ruang diperlukan untuk menentukan kaitan dan
kedekatan antar fungsi ruang yang telah dihasilkan pada langkah sebelumnya.
• Hasil dari analisa ini diharapkan dapat menentukan pola-pola susunan &
penempatan ruang nantinya
• Analisa hubungan ruang (cara matriks ):
Tidak ada kaitan bisa dimaknai: pola susunan ruangnya tidak perlu dekat/berhubungan
Berkaitan erat bisa dimaknai : pola susunan ruangnya dekat dan saling berhubungan
Berkaitan tidak erat bisa dimaknai : pola susunan ruangnya dekat namun tidak perlu
ada hubungan langsung
• Dari analisa hubungan ruang dapat disimpulkan pola hubungan antar ruang
secara horisontal sebagai berikut :
Bd Aa
Dd Cc
• Penentuan titik penerima utama & service (main & side entrace) dari fungsi
ruang.
hal ini didasari oleh tinjauan sifat ruang dan alur kegiatan dari pengguna
ketika datang dan pulang.
• Untuk yang bersifat publik, maka main entrace bisa menuju ruang penerima.
Untuk yang bersifat service bisa menuju penerima service. Contoh :
Entrance Bd Aa
masuk/keluar Entrance
utama masuk/keluar
Dd Cc service
• Dari ke-tiga alternatif bahan yang ada, maka bata lebih menguntungkan
untuk digunakan dengan nilai 7,73 (lebih mendekati 10)
• Cara seperti di atas dapat digunakan untuk menganalisa optimasi alternatif-
alternatif elemen & detail ruang lainnya sesuai masalah, tema dan
potensinya.
• Apabila hanya ada satu cara (1 alternatif) untuk menyelesaikannya, tidak
perlu dilakukan analisa optimasi. Bisa langsung dijadikan arahan / saran
desain.