Anda di halaman 1dari 31

PENYULIT DAN KOMPLIKASI

KEHAMILAN
Oleh : Rerry Miyarsih,S.Tr.Keb
Penyulit Dalam Kehamilan

 Penyulit dalam kehamilan yaitu terdiri dari :

1. Pre-eklamsia dan eklamsia


2. Diabetes melitus gestasional
3. Kematian maternal
4. Perdarahan Pervaginam
5. Hipertensi Grafidarum
6. Penglihatan kabur
7. Sakit kepala yang hebat
8. Nyeri Abdomen Yang Hebat
9. Keluar Cairan Per Vaginam
10. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa
11. Bengkak Di Wajah Dan Jari Tangan
1. Pre-Eklamsia Dan Eklamsia

 Tanda, gejala, dan bahaya gangguan kehamilan berupa


pre-eklamsia dan eklamsia pada ibu hamil perlu diketahui
dan dipahami dengan baik oleh para ibu yang sedang
dalam masa kehamilan selama 9 bulan tersebut.

 Bahaya pre-eklamsia juga bisa berpengaruh pada


kesehatan janin dalam kandungan jika aliran darah melalui
plasenta terganggu, bayi bisa kekurangan oksigen dan
nutrisi sehingga bisa menghambat pertumbuhan janin
secara normal dan bisa mengancam kelangsungan hidup
janin sendiri.
Pre-eklamsia
 Tekanan darah pada ibu hamil perlu diperhatikan. Jika
terlalu tinggi bisa berakibat fatal seperti menimbulkan
pre-eklamsia. Jika tak diobati, ibu dan janinnya bisa
mengalami komplikasi.

 Definisi pre-eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi


disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya
yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20 atau
kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan
hidatidiformis yang luas pada vili da korialis.
Penggolongan dan kategori pre-eklamsia terbagi
menjadi dua yaitu pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia
berat.

Pre-eklamsia ringan Pre-eklamsia berat


• Kenaikan tekanan darah diastolik 15 • Tekanan diastolik >110 mmHg
mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali
pengukuran berjarak 1 jam atau • Protein urin positif 3, oliguria (urin
tekanan diastolik sampai 110 mmHg 5gr/L). Hiperlefleksia, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrik,
• Kenaikan tekanan darah sistolik 30 terdapat edema dan sianosis, nyeri
mmHG atau mencapai 140 mmHg kepala, gangguan kesadaran

• Protein utin positif 1, edema umum,


kaki, jari tangan dan muka.

• Kenaika berat badan >1 Kg/mgg


Gejala pre-eklamsia antara lain adalah sebagai berikut :

 Hipertensi, tekanan darah akan meningkat. Misalnya menjadi 140/90


mmHg atau lebih tinggi.
 Berat bdan bertambah. Biasanya lebih dari 2 pon (0,9 kg) seminggu.
 Sakit kepala
 Penglihatan terganggu (kabur, sensitif terhadap cahaya, dll)
 Mual dan muntah
 Produksi urin menurun
 Ada kandungan protein yang tinggi dalam urin (proteinuria)
 Nyeri perut di bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk sisi kanan.
Faktor penyebab pre-eklamsia antara lain adalah
sebagai berikut :

 Riwayat keluarga.
 Umur.
 Banyaknya bayi yang di kandung. (gemelli)
 Obesitas
 Kurang vitamin D.
 Memiliki kadar protein tinggi.
 Diabetes
Eklamsia

 Eklamsia adalah kelainan akut pada ibu hami, saat hamil


tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya
kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre-eklamsia (hipertensi,
edema, proteinuria).

 Sebab eklamsia belum diketahui benar. Salah satu teori


yang dikemukakan ialah bahwa eklamsia disebabkan
ischaemia rahim dan plasenta (ischaemia uteroplasenta).
Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih banyak.
2. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus Gestasional adalah gangguan dari


glukosa yang dipicu oleh kehamilan, biasanya
menghilang setelah melahirkan ( Murrai et al, 2002 ).

Diabetes Melitus Gestasional didefinisikan sebagai


gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang
diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan
turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon
terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.
Diabetes gestasional terjadi pada minggu ke 24
sampai ke 28 pada masa kehamilan. Walaupun
diabetes pada masa kehamilan termasuk salah satu
factor resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini
adalah kondisi sementara dimana kadar gula darah
akan kembali normal setelah melahirkan. Disebut
diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa
yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6
minggu setelah persalinan.
Patofisiologi Diabetes Mellitus Gestasional

Pada diabetes mellitus gestasional, selain


perubahan-perubahan fisiologi tersebut,
akan terjadi suatu keadaan di mana
jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal.
Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar
insulin tetap tinggi).
Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional

Pada saat seorang wanita hamil, perubahan hormon-


hormon dalam tubuhnya membuat kerja insulin menjadi tidak
efektif. Karena kerja insulin membantu penyerapan glukosa
oleh sel-sel tubuh tidak efektif, akibatnya jumlah glukosa
dalam darah meningkat dan penyebab lainnya adalah :
1) Pola makan
2) Faktor keturunan / Genetik
3) Stres dan merokok
4) Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
5) Bahan kimia dan obat-obatan
6) Mengkonsumsi karbohidrat berlebihan
7) Kerusakan pada sel pankreas
Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus
Gestasional
Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip
dengan penderita diabetes melitus pada umumnya, yaitu :
1) Poliuria (banyak kencing)
2) Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
3) Pusing, mual dan muntah
4) Obesitas, TFU > normal
5) Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus
vulva
6) Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
7) Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
8) Gula darah 2 jam > 200mg/dl
9) gula darah sewaktu > 200 mg/dl
10) Gula darah puasa > 126 mg/dl
3. kematian maternal

Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita


waktu hamil, persalinan dan dalam 90 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, tanpa
memperhitungkan tuanya kehamilan dan tindakan
yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (WHO)

Angka kematian maternal adalah jumlah kematian


maternal diperhitungkan terhadap 1000 atau 10.000
kelahiran hidup atau persalinan.
Faktor yang mempengaruhi kematian
maternal
 Faktor umum
Masih adanya perkawinan, kehamilan dan persalinan diluar
kurun waktu reproduksi, terutama usia terlalu muda. Usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun mempunyai
resiko kematian 3x lebih tinggi dari usia reproduksi sehat (20-
35 th)
 Faktor paritas
Grandemultipara atau ibu dengan lebih dari 6 kali persalinan.
Mempunyai resiko kematian 8x lebih tinggi.
 Faktor perawatan ante natal
Rendahnya kesadaran untuk memeriksakan kehamilan sejak
bulan pertama, sehingga penyakit yang seharusnya dapat
dicegah menjadi terlambat dan dating sudah dalam kondisi
yang buruk.
 Faktor penolong
Persalinan masih banyak dibantu dukun beranak yang tidak
terlatih, mereka baru minta pertolongan bidan atau dokter
setelah muncul komplikasi berat yang mengancam nyawa.
 Faktor sarana dan fasilitas
Sarana penunjang persalinan di rumah sakit, misalnya
ketersediaan darah, fasilitas anestesi, kamar operasi dan
transportasi yang memadai.
 Faktor lainnya
Factor sosial, ekonomi, pendidikan, kepercayaan dan budaya.
 Faktor system rujukan
Pemerintah mengupayakan adanya bidan disetiap ibukota
kabupaten, tetapi sampai sekarang belum seluruhnya
terpenuhi sehingga system rujukan kurang berjalan baik.
4. Perdarahan Pervaginam

 Plasenta Previa
Implantasi plasenta yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih
rendah dari bagian terbawah janin.

Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan


pada pembukaan 4 – 5 cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat
beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka ditetapkan tiga klasifikasi
plasenta previa, yaitu sebagai berikut :
1) Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
2) Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi
plasenta.
3) Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4
cm diatas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak
teraba.
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian
Plasenta Previa :

Umur
Umur muda → endometrium masih belum
sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur

Paritas
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa
makin besar karena endometrium belum sempat
tumbuh.
 Solusia Plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir,
biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.

Klasifikasi
Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi
menjadi :
1) Solusio plasenta lateralis/parsialis. Bila hanya sebagian dari
plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya.
2) Solusio plasenta totalis
3) Prolapsus plasenta. Kadang-kadang plasenta ini turun ke
bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
5. Hipertensi Grafidarum
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :
 Tekanan sistol 140 atau tekanan diastol 90 mmHg.
 Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan
tekanan darah sebelum hamil atau pada trimester
pertama kehamilan.
Klasifikasi Sistolik Diastolik

Normal < 120 < 180

Pre hipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi stadium I 140 – 159 90 – 99

Hipertensi stadium II >= 160 >= 10


Klasifikasi :
 Hipertensi Essensial – Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau
pada 20 pekan pertama kehamilan yang menetap sampai 12
pekan pasca persalinan.
 Hipertensi Gestasional – Kenaikan tekanan darah diatas normal
pada waktu kehamilan tanpa terjadi proteinuria, dan kembali
normal dalam 12 pekan pasca persalinan.
 Pre-Eklampsia dan Eklampsia – Hipertensi ringan sampai berat
dengan proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam). Jika tidak ada
proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan
tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan
penglihatan, nyeri perut. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah trombosit <
100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.
 Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik – Pre eklampsia yang
terjadi pada penderita hipertensi esensial.
6. Penglihatan kabur

 Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman


penglihatan ibu dapat berubah selama proses
kehamilan
 Perubahan ringan (minor) adalah normal
 Masalah visual yang mengidentifikasi
keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya
pandangan yang kabur atau berbayang
secara mendadak.
7. Sakit kepala yang hebat

 Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan


sering kali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan.
 Sakit kepala yang menunjukan masalah serius
adalah sakit kepala yang hebat yang menetap
dan tidak hilang setelah beristirahat.
 Kadang-kadang dengan sakit kepala yang
hebat tersebut ibu mungkin merasa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
 Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dari pre eklampsi.
8. Nyeri Abdomen Yang Hebat

 Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan


persalinan adalah tidak normal.Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan
perdarahan lewat jalan lahir.
 Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu),
kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan),
aborsi (keguguran), penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit
kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular
seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
9. Keluar Cairan Per Vaginam

 Cairan pervaginam dalam kehamilan normal


apabila tidak berupa perdarahan banyak, air
ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan prematur adalah
ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi
ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua
persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
 Penyebabnya adalah serviks inkompeten,
ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda,
hidramnion), kelainan bawaan dari selaput
ketuban, infeksi.
 Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan
sampai matur, pemberian kortikosteroid
untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32
minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan
perlu dipertimbangkan melakukan induksi,
pada UK aterm dianjurkan terminasi
kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam
bila tidak ada his spontan.
10. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa

 Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya


pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida,
sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya)
dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama
kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12
jam).Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika
ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.
 Gerakan janin berkurang bisa
disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerak janin tidak
dirasakan, kematian janin, perut tegang
akibat kontraksi berlebihan ataupun
kepala sudah masuk panggul pada
kehamilan aterm.
11. Bengkak Di Wajah Dan Jari Tangan

 Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami


bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul
pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada
kepala.

 Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul


pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal
ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan
fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
 Gejalaanemia dapat muncul dalam bentuk
oedema (bengkak) karena dengan menurunnya
kekentalan darah pada penderita anemia,
disebabkan oleh berkurangnya kadar
hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen
dalam darah). Pada darah yang rendah kadar
Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi
dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai