dan Antasida
Kelompok 4 :
1. Azaria Rusydianasari 201310410311096
2. Ida Isma Purwanti 201310410311101
3. Sri Yuliati 201310410311150
4. Putri Peni Utami 201410410311075
5. Onelia istighfarin syahrani 201410410311226
6. Rohayati Hardini Anjarang 201410410311227
7. Septiwinda Vivin Vinilia 201410410311236
8. Viviani Beines 201410410311238
9. Wahidatin Nabila 201410410311256
10. Abelia Alhamid 201410410311259
11.
MENERIMA & MENGINTERPRETASIKAN
RESEP
ANALISIS ASPEK LEGAL
Etiologi
Gastritis merupakan inflamasi dari dinding lambung.
Umumnya gastritis disebabkan oleh bakteri atau pengobatan
NSAID.
Ada 2 jenis gastritis yaitu : akut dan kronik
Gastritis akut ditandai dengan lambung dan isi perut yang
mengalami sakit dan umumnya kambuhan.
Gastritis kronis umumnya tidak disadari dan beberapa orang
menyadarinya setelah terjadi komplikasi berupa peptic ulcer.
Komposisi 200 mg AlOH3, 200 mg MgOH2 Ranitidin HCl 150 mg (DOEN 2013)
Dosis Diminum 1-2 jam setelah makan dan PO 150 mg - 300 mg 2x sehari
menjelang tidur -IM/IV/Intermittent IV 50 mg q 6 to 8 hr
Dewasa : 1-2 sendok the atau 1-2
tablet, 3-4 kali sehari
Anak 6-12 tahun : ½ sendok the atau (Sumber : Drug Information Handbook 17 th
½- 1 tablet, 3-4 kali sehari edition )
Kontraindikasi Penderita gangguan fungsi Hypersensitivitas terhadap
ginjal ranitidin atau H2 antagonis
lainnya.
Hypersensitivitas terhadap
ranitidin atau H2 antagonis
lainnya.
Efek samping > 10%: Gastrointestinal: Kekurangan vitamin B12 :
Sembelit, rasa kapur, kram terapi jangka panjang
perut, impaksi tinja menjadi penyeb
1% sampai 10%: kekurangan vit B 12
Gastrointestinal: Mual, • Confusion: Reversible
muntah, perubahan warna confusional states (rare),
tinja (bintik putih) usually clearing within 3-4
<1%: Hypophosphatemia, days after discontinuation,
hipomagnesemia have been linked to use.
(Sumber : Drug Information Increased age (>50 years)
Handbook 17 th edition ) and renal or hepatic
impairment are thought to
be associated.
Perhatian Pregnancy Risk Factor C in presence of renal or hepatic
impairment. Assess potential for
Sumber : Drug Information interactions with other
Handbook 17 th edition ) pharmacological agents patient
may be taking (eg, increased or
decreased levels/effects and
toxicity). Evaluate results of
laboratory tests, therapeutic
effectiveness, and adverse reactions
(eg, bradycardia, PVCs,
tachycardia, CNS changes
[depression, hallucinations,
confusion, malaise], rash,
gynecomastia, GI disturbance,
hepatic failure). Teach patient
appropriate use, possible side
effects/appropriate interventions,
and adverse symptoms to report.
Mekanisme kerja obat ( Sumber : Farmakologi at Glance edisi kelima
hal 30 - 31 )
Mekanisme Kerja
antasida
Golongan antasida terdiri atas meningkatkan ph
alumunium,magnesium,kalsium lambung.
karbonat,dan natrium bikarbonat. peningkatan
Mekanisme kerja antasida yaitu tersebut
menetralisir atau mendapar meningkatkan
sejumlah asam tetapi tidak kecepatan
melalui efek langsung,atau pengosongan
menurunkan tekanan esophagial lambung,sehingg
bawah.
a efek antasida
menjadi pendek.
Alamat pasien?
Keluhan apa yang diderita?
Apa yang dilakukan untuk mengatasi keluhan sebelum ke dokter?
Informasi apa yang diberikan oleh dokter?
Riwayat alergi?
Riwayat penyakit?
Riwayat pengobatan?
Analisa DRP
Analisa Kesesuaian Dosis
Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian
Resep
Antasida DOEN 3x sehari 1 1-2 tablet, 3-4 Sesuai
tablet kali sehari
Ranitidin 150 mg 2x sehari 1 PO 150 mg - Sesuai
tablet 300 mg 2x sehari
Untuk Ranitidine
Etiket putih, No. Resep : , tanggal :
Nama pasien :
Aturan pakai :
Label :
Turunan Resep
Perlu / tidak :
Alasan :
KIE Antasida
1. Obat ini dapat menghilangkan rasa perih di lambung. Kedua obat tersebut bekerja dengan
cara menetralkan kelebihan asam lambung
2. Aluminium hidroksida memiliki efek samping susah buang air besar (konstipasi), namun
Magnesium hidroksida efek sampingnya adalah mudah buang air besar. Sehingga efek
samping seperti konstipasi tidak sampai terjadi pada pasien.
5. Simpan obat dalam wadah gelap, tertutup rapat, dan jauh dari jangkauan
anak‐anak. Menyimpannya pada suhu kamar dan jauh dari panas dan
kelembapan.
6. Makanan yang harus dihindari adalah sayuran dan buah-buahan berserat dan
mengandung gas seperti sawi,kol nangka ; Makanan pedas ; Minuman
beralkohol ; kopi; Makanan bersantan dan makanan yang digoreng
Farmakokinetik :
• Ekskresi : alumunium yang terabsorpsi dieliminasi di urin
Sedikit di absorpsi dalam usus – OH , -CO3 phospat dan derivat asam lemak
di eksresi melalui feses.
• MgOH yang terabsorpsi ( sampai dengan 30% ) di eliminasi melalui urin ,
yang tidak terabsorpsi diekskresi melalui feses
• Mula kerja bagi kedua obat diatas cukup cepat, tetapi lama kerja
bervariasi tergantung apakan antasida diminum setelah atau sesudah
makan.
Jika antasida diminum setelah makan, maka kerjanya bisa mencapi 3 jam
karena makanan dapat memperlambat pengososngan lambung.
( Sumber : Medscape )
Drug Interactions Antasida
ACE Inhibitor : Antasida dapat menurunkan konsentrasi serum ACE
Inhibitor . Risiko C : Terapi Memantau
Allopurinol : Antasida dapat menurunkan penyerapan allopurinol . Risiko
D : Pertimbangkan modifikasi terapi
Asam askorbat: Dapat meningkatkan penyerapan Aluminium Hidroksida.
Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Atazanavir: Antasida dapat menurunkan penyerapan atazanavir. Risiko
D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Bisacodyl: Antasida dapat mengurangi efek terapeutik bisacodyl.
Antasida dapat menyebabkan tertunda-release tablet bisacodyl untuk
melepaskan obat sebelum mencapai usus besar. iritasi lambung dan /
atau kram dapat terjadi. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Cefuroxime: Antasida dapat menurunkan konsentrasi serum cefuroxime.
Risiko C: Terapi Memantau
Derivatif Asam sitrat: Dapat meningkatkan penyerapan Aluminium
Hidroksida. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Kortikosteroid (Oral): Antasida dapat menurunkan bioavailabilitas
kortikosteroid (Oral). Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
(Sumber : Drug Information Handbook 17 th edition )
Ranitidine
Farmakokinetik
Interaksi
- Antasida : dapat menurunkan biovaibilitas obat 30 – 40% oleh karena itu bila
antagonis reseptor H2 diberikan bersama antasida sebaiknya antasida
diberikan minimal satu jam sebelum atau sesudah pemberian antagonis.
- Diazepam : efek farmakologisnya dimungkinkan menurun karena penurunan GI
oleh ranitidin
- Etanol : dapat meningkatkan plasma karena peningkatan etanol
- Glipizide : meningkatkan efek hipoglikemia
- Ketokonazole : menurunkan efek ketokonazole
- Lidocain : menyebabkan peningkatan lidocain
- Warfarin : dapat menggangu warfarin clearance.
Indikasi
Pengobatan dan perawatan ulkus duodenum;
manajemen penyakit gastroesophageal reflux (GERD; termasuk erosif
atau penyakit ulseratif);
pengobatan jangka pendek ulkus lambung jinak; pengobatan kondisi
hipersekresi patologis (Zollinger-Ellison). Penggunaan berlabel (s):
Pencegahan perdarahan GI atas; pengobatan pneumonia aspirasi;
stres ulkus; dan kerusakan NSAID lambung.
Digunakan sebagai bagian dari rejimen obat multi untuk memberantas
Helicobacter pylori dalam pengobatan ulkus peptikum;
perlindungan terhadap aspirasi asam selama anestesi;
pencegahan kerusakan mukosa duodenum gastro yang mungkin terkait
dengan OAINS jangka panjang;
untuk mengontrol perdarahan GI atas akut;
pencegahan ulkus stres.
Kontraindikasi