Anda di halaman 1dari 41

Terapi Gastritis: Ranitidine

dan Antasida
Kelompok 4 :
1. Azaria Rusydianasari 201310410311096
2. Ida Isma Purwanti 201310410311101
3. Sri Yuliati 201310410311150
4. Putri Peni Utami 201410410311075
5. Onelia istighfarin syahrani 201410410311226
6. Rohayati Hardini Anjarang 201410410311227
7. Septiwinda Vivin Vinilia 201410410311236
8. Viviani Beines 201410410311238
9. Wahidatin Nabila 201410410311256
10. Abelia Alhamid 201410410311259
11.
MENERIMA & MENGINTERPRETASIKAN
RESEP
ANALISIS ASPEK LEGAL
Etiologi
 Gastritis merupakan inflamasi dari dinding lambung.
Umumnya gastritis disebabkan oleh bakteri atau pengobatan
NSAID.
 Ada 2 jenis gastritis yaitu : akut dan kronik
 Gastritis akut ditandai dengan lambung dan isi perut yang
mengalami sakit dan umumnya kambuhan.
 Gastritis kronis umumnya tidak disadari dan beberapa orang
menyadarinya setelah terjadi komplikasi berupa peptic ulcer.

www.ncbi.com/Pubmedhealth : Gastritis overview


 Adanya infeksi Helicobacter pylori yang menyebabkan produksi asam
lambung berlebih sehingga merusak dinding lambung
 Pengobatan menggunakan NSAID (Aspirin, Diclofenac, Ibuprofen, Naproxen)
dalam jangka waktu yang lama (beberapa minggu-bulan)
 Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada
kondisi normal. Apabila mengkomsumsi alkohol yang berlebih
 Mengalami stress yang berkepanjangan
 Merokok
 Konsumsi makan-makanan pedas, manis, dan berlemak
 Menyebabkan gejala lebih parah

www.ncbi.com/Pubmedhealth : Gastritis overview


 Stress fisik. Dapat diakibitkan oleh
adanya pembedahan besar, luka
trauma, luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga
borok serta pendarahan pada lambung
 Penggunaan kokain dapat merusak
lambung dan menyebabkan pendarahan
serta gastritis.

http://digestive.niddk.gov,gastritis: national digestive disease


information clearing house
Patofisiologi Penyakit
1.Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat
kimia obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas,
panas maupun asam.
2.Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
bakteri helicobactery pylory ( H. pylory ). Gastritis
Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe
A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun )
diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Tipe B ( kadang
disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan
pylorus ( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini
dihubungkan dengan bakteri Pylory.
Gastritis Akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam


lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Iritasi mukosa lambung
akan menyebabkan mukosa
inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa
lambung dari kerusakan HCL maka
akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika
mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan menyebabkan
edema lalu rusak.
Gastritis Kronik
Mekanisme dari Gastritis sendiri diawali dengan
mukosa yang rusak akibat pengaruh Helicobacter
pylory yang memiliki gen yang memproduksi suatu
urease yang menguraikan urea dan membentuk toksin
seprti ammonium klorida yang mampu menyebabkan
cidera epitel lambung. Selain itu, protease dan
fosfolipase dari bakteri menguraikan kompleks
glikoprotein lemak yang menyebabkan pertahan
mukosa lambung menurun. Setelah invasi dari
Helicobacter pylory, dapat menyebabkan atrofi dan
metaplasia epitel lambung dan terdapat infiltrasi dari
neutrofil. Erosi epitel ini mampu menembus sampai
pada lapisan yang lebih dalam lagi seprti lapisan
muscularis mucosa ataupun lapisan submukosa dan
menyebabkan ulkus peptik ataupun ulkus lambung.
Gejala Klinis
Gastritis Akut Gastritis kronis
Untuk gastritis akut manifestasi klinis Gastritis kronis umumnya hanya
yang mungkin terjadi: memiliki sedikit gejala bahkan tidak
-Nyeri lambung ada sama sekali. Adapun yang
-Merasa begah (perut terasa penuh) mungkin terjadi adalah : nyeri ulu
-Rasa panas dalam perut hati, anoreksia, mual, dan keluhan
-Mual dan kadang-kadang muntah anemia.
-Anoreksia (tidak nafsu makan)
-Kembung
-Pendarahan pada saluran cerna
pada hematemesis (muntah darah)
-Melena (BAB darah)
-Anemia

www.ncbi.com/Pubmedhealth : Gastritis overview


INFORMASI OBAT YANG
DIPERLUKAN :
Informasi Obat Antasida Doen Ranitidin

Komposisi 200 mg AlOH3, 200 mg MgOH2 Ranitidin HCl 150 mg (DOEN 2013)

Indikasi Manajemen penyakit gastroesophageal


reflux (GERD; termasuk erosif atau penyakit
ulseratif);
pengobatan jangka pendek ulkus lambung
jinak; pengobatan kondisi hipersekresi
patologis (Zollinger-Ellison). Penggunaan
berlabel (s): Pencegahan perdarahan GI
atas; pengobatan pneumonia aspirasi;
stres ulkus; dan kerusakan NSAID lambung.

Dosis Diminum 1-2 jam setelah makan dan PO 150 mg - 300 mg 2x sehari
menjelang tidur -IM/IV/Intermittent IV 50 mg q 6 to 8 hr
Dewasa : 1-2 sendok the atau 1-2
tablet, 3-4 kali sehari
Anak 6-12 tahun : ½ sendok the atau (Sumber : Drug Information Handbook 17 th
½- 1 tablet, 3-4 kali sehari edition )
Kontraindikasi Penderita gangguan fungsi Hypersensitivitas terhadap
ginjal ranitidin atau H2 antagonis
lainnya.

Hypersensitivitas terhadap
ranitidin atau H2 antagonis
lainnya.
Efek samping > 10%: Gastrointestinal: Kekurangan vitamin B12 :
Sembelit, rasa kapur, kram terapi jangka panjang
perut, impaksi tinja menjadi penyeb
1% sampai 10%: kekurangan vit B 12
Gastrointestinal: Mual, • Confusion: Reversible
muntah, perubahan warna confusional states (rare),
tinja (bintik putih) usually clearing within 3-4
<1%: Hypophosphatemia, days after discontinuation,
hipomagnesemia have been linked to use.
(Sumber : Drug Information Increased age (>50 years)
Handbook 17 th edition ) and renal or hepatic
impairment are thought to
be associated.
Perhatian Pregnancy Risk Factor C in presence of renal or hepatic
impairment. Assess potential for
Sumber : Drug Information interactions with other
Handbook 17 th edition ) pharmacological agents patient
may be taking (eg, increased or
decreased levels/effects and
toxicity). Evaluate results of
laboratory tests, therapeutic
effectiveness, and adverse reactions
(eg, bradycardia, PVCs,
tachycardia, CNS changes
[depression, hallucinations,
confusion, malaise], rash,
gynecomastia, GI disturbance,
hepatic failure). Teach patient
appropriate use, possible side
effects/appropriate interventions,
and adverse symptoms to report.
Mekanisme kerja obat ( Sumber : Farmakologi at Glance edisi kelima
hal 30 - 31 )
Mekanisme Kerja

antasida
Golongan antasida terdiri atas meningkatkan ph
alumunium,magnesium,kalsium lambung.
karbonat,dan natrium bikarbonat. peningkatan
Mekanisme kerja antasida yaitu tersebut
menetralisir atau mendapar meningkatkan
sejumlah asam tetapi tidak kecepatan
melalui efek langsung,atau pengosongan
menurunkan tekanan esophagial lambung,sehingg
bawah.
a efek antasida
menjadi pendek.

( Sumber : Farmakologi at Glance edisi kelima


hal 30 - 31 )
Mekanisme Kerja

Obat berkerja pada antagonis reseptor H2


mekanismenya memblok reseptor H2 sel parietal lambung
sehingga menyebabkan penghambatan sekresi asam
lambung
Pasien Assesment

 Alamat pasien?
 Keluhan apa yang diderita?
 Apa yang dilakukan untuk mengatasi keluhan sebelum ke dokter?
 Informasi apa yang diberikan oleh dokter?
 Riwayat alergi?
 Riwayat penyakit?
 Riwayat pengobatan?
Analisa DRP
Analisa Kesesuaian Dosis
Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian
Resep
Antasida DOEN 3x sehari 1 1-2 tablet, 3-4 Sesuai
tablet kali sehari
Ranitidin 150 mg 2x sehari 1 PO 150 mg - Sesuai
tablet 300 mg 2x sehari

Masalah terkait farmasetis


Nama obat Masalah farmasetis penyelesaian
- - -
DRP...
Jenis DRP DRP yang ditemukan Penyelesaian
dalam Resep

Interaksi Obat Kombinasi antasida Ranitidine di minum


dan Ranitidine terlebih dahulu 1 jam
menurunkan absorpsi sebelum makan,
dari Ranitidin antasida di minum 1
jam setelah makan
Penyiapan obat
Pengambilan obat :

Nama obat Kekuatan Bentuk Perhitungan Jumlah Kadaluwarsa


sediaan

Antasida 200 mg Tablet Diambil 10 tablet September


AlOH3, 200 semua 2018
mg MgOH2

Ranitidin 150 mg Tablet Diambil 10 Tablet April 2018


semua
Etiket dan Label
Untuk Antasida DOEN :
 Etiket putih, No. Resep : , tanggal :
 Nama pasien :
 Aturan pakai :
 Label :

Untuk Ranitidine
 Etiket putih, No. Resep : , tanggal :
 Nama pasien :
 Aturan pakai :
 Label :
Turunan Resep

 Perlu / tidak :
 Alasan :
KIE Antasida
1. Obat ini dapat menghilangkan rasa perih di lambung. Kedua obat tersebut bekerja dengan
cara menetralkan kelebihan asam lambung

2. Aluminium hidroksida memiliki efek samping susah buang air besar (konstipasi), namun
Magnesium hidroksida efek sampingnya adalah mudah buang air besar. Sehingga efek
samping seperti konstipasi tidak sampai terjadi pada pasien.

3. Cara penggunaanya adalah dengan cara dikunyah agar efektivitasnya maksimal,


sebaiknya jangan ditelan dalam keadaan utuh karena efektivitasnya akan kurang
maksimal.
4. Bila pasien terlupa minum obat dan ingat ketika sebelum waktu pemberian obat
berikutnya, maka pasien dapat meminum obat yang terlewat itu. Namun, bila
pasien baru teringat ketika hampir mendekati waktu pemberian obat
berikutnya. Maka obat yang terlewat tersebut lebih baik tidak usah diminum
dan langsung melanjutkan ke pemberian obat selanjutnya. Jangan minum
obat tersebut dalam dosis yang digandakan bila lupa minum obat.

5. Simpan obat dalam wadah gelap, tertutup rapat, dan jauh dari jangkauan
anak‐anak. Menyimpannya pada suhu kamar dan jauh dari panas dan
kelembapan.

6. Makanan yang harus dihindari adalah sayuran dan buah-buahan berserat dan
mengandung gas seperti sawi,kol nangka ; Makanan pedas ; Minuman
beralkohol ; kopi; Makanan bersantan dan makanan yang digoreng

(Sumber : Medline dan ISO‐IIMS)


KIE ranitidin
1. Intruksikan pada pasien untuk tidak meminum obat antasida dan ranitidin
dalam waktu bersamaan, berikan jarak kurang lebih 1 jam untuk
meminumnya.
2. Obat ini dapat menimbulkan beberapa gejala fisik seperti : sakit perut,
mual, muntah,perubahan warna feses, penyakit kuning, sakit kepala.
3. Hindari mengkonsumsi alkohol dan merokok.
4. Intruksikan pada pasien untuk melarutkan sedian effervescent 6-8jam
sebelum diminum.
5. Intruksikan pada pasien agar berkonsultasi kepada ahli gizzi untuk
mengetahui pola makan yang seesuai dengan pasien tersebut.
6. Obat ini dapat menyebabkan rasa pusing dan perlu perhatian khusus untuk
pasien yang sedang menyetir.

(Sumber : A-Z drug facts)


Antasida

Antasida berasal dari kata anti = lawan dan acidus =


asam.
Antasida adalahsenyawa yang mempunyai kemampuan
untuk menetralkan asam klorida (lambung)atau
mengikatnya secara kimiawi
Farmakodinamik :
Antasida adalah basa yang meningkatkan pH lumen lambung dengan
menetralkan asam lambung.

Farmakokinetik :
• Ekskresi : alumunium yang terabsorpsi dieliminasi di urin
Sedikit di absorpsi dalam usus – OH , -CO3 phospat dan derivat asam lemak
di eksresi melalui feses.
• MgOH yang terabsorpsi ( sampai dengan 30% ) di eliminasi melalui urin ,
yang tidak terabsorpsi diekskresi melalui feses
• Mula kerja bagi kedua obat diatas cukup cepat, tetapi lama kerja
bervariasi tergantung apakan antasida diminum setelah atau sesudah
makan.
Jika antasida diminum setelah makan, maka kerjanya bisa mencapi 3 jam
karena makanan dapat memperlambat pengososngan lambung.

( Sumber : Medscape )
Drug Interactions Antasida
 ACE Inhibitor : Antasida dapat menurunkan konsentrasi serum ACE
Inhibitor . Risiko C : Terapi Memantau
 Allopurinol : Antasida dapat menurunkan penyerapan allopurinol . Risiko
D : Pertimbangkan modifikasi terapi
 Asam askorbat: Dapat meningkatkan penyerapan Aluminium Hidroksida.
Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Atazanavir: Antasida dapat menurunkan penyerapan atazanavir. Risiko
D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Bisacodyl: Antasida dapat mengurangi efek terapeutik bisacodyl.
Antasida dapat menyebabkan tertunda-release tablet bisacodyl untuk
melepaskan obat sebelum mencapai usus besar. iritasi lambung dan /
atau kram dapat terjadi. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Cefuroxime: Antasida dapat menurunkan konsentrasi serum cefuroxime.
Risiko C: Terapi Memantau
 Derivatif Asam sitrat: Dapat meningkatkan penyerapan Aluminium
Hidroksida. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Kortikosteroid (Oral): Antasida dapat menurunkan bioavailabilitas
kortikosteroid (Oral). Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
(Sumber : Drug Information Handbook 17 th edition )
Ranitidine
Farmakokinetik

 Ranitidin diserap 39-87% setelah pemberian oral dan mempunyai masa


kerja yang cukup panjang, pemberian dosis 150mg efektif menekan sekresi
asam lambung selama 8-12 jam. Pada plasma tertinggi dicapai dalam 2-3
jam setelah pemberian oral
 Absorbsi : ranitidin di absorbsi dengan baik dari saluran cerna maupun
pada pemberian
Farmakodinamik

 t1/2 = 0,5 – 3 jam


 Biovaibilitas = 50% (PO) , 90-100% ( IM)
 Onset = 1 jam (IV/PO)
 Durasi = 4- 5 jam (IV/IM) 4-6 jam (PO)
 Ikatan protein = 10 – 19 %
 Vd= 1,4 L/kg
Interaksi Obat

 Interaksi
- Antasida : dapat menurunkan biovaibilitas obat 30 – 40% oleh karena itu bila
antagonis reseptor H2 diberikan bersama antasida sebaiknya antasida
diberikan minimal satu jam sebelum atau sesudah pemberian antagonis.
- Diazepam : efek farmakologisnya dimungkinkan menurun karena penurunan GI
oleh ranitidin
- Etanol : dapat meningkatkan plasma karena peningkatan etanol
- Glipizide : meningkatkan efek hipoglikemia
- Ketokonazole : menurunkan efek ketokonazole
- Lidocain : menyebabkan peningkatan lidocain
- Warfarin : dapat menggangu warfarin clearance.
Indikasi
 Pengobatan dan perawatan ulkus duodenum;
 manajemen penyakit gastroesophageal reflux (GERD; termasuk erosif
atau penyakit ulseratif);
 pengobatan jangka pendek ulkus lambung jinak; pengobatan kondisi
hipersekresi patologis (Zollinger-Ellison). Penggunaan berlabel (s):
Pencegahan perdarahan GI atas; pengobatan pneumonia aspirasi;
 stres ulkus; dan kerusakan NSAID lambung.
 Digunakan sebagai bagian dari rejimen obat multi untuk memberantas
Helicobacter pylori dalam pengobatan ulkus peptikum;
 perlindungan terhadap aspirasi asam selama anestesi;
 pencegahan kerusakan mukosa duodenum gastro yang mungkin terkait
dengan OAINS jangka panjang;
 untuk mengontrol perdarahan GI atas akut;
 pencegahan ulkus stres.
Kontraindikasi

 Hypersensitivitas terhadap ranitidin atau H2 antagonis lainnya.


 Dosis
-PO 150 mg - 300 mg 2x sehari
-IM/IV/Intermittent IV 50 mg q 6 to 8 hr
Efek samping : Sakit kepala karena Kekurangan vitamin b12,

Komposisi : Ranitidin HCL 150mg


Perhitungan Harga

Ranitidine HCl 150mg (2400/strip, -ppn)


= 2400 + (10% x 2400 ) = 2460 + (20% x 2460 ) = 3168 =
3200
= 2000 + 3200
= Rp. 5200

Antasida doen (1700/strip, +ppn)


= 1700 + (20% x 1700 ) = 2040 = 2100
= 2000 + 2100
= Rp. 4100

Total kedua obat :


= 5200 + 4100 = Rp. 9300
Copy resep
Kuitansi

Anda mungkin juga menyukai