Anda di halaman 1dari 34

Rashif Yali Anbia

Pendamping :
dr. Darmiana

RSUD SUMEDANG
2018
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. D
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 7 Bulan
• Anak ke- : Jl. Prabu Geusan Ulun
• Tgl Masuk RS : 18 Agustus 2018
• Tgl Pemeriksaan : 18 Agustus 2018

3
Identitas Orang Tua

• Nama Ibu : Ny. A


• Umur : 26 tahun
• Pendidikan Ibu : SMP
• Nama Ayah : Tn. P
• Umur : 28 tahun
• Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
• Pendidikan Ayah : SMA
ANAMNESIS
(heteroanamnesa dari ibunya)

• Keluhan Utama

BAB Mencret
ANAMNESIS

Sejak 2 hari SMRS, Ibunya


mengatakan bahwa anaknya mencret.
Awalnya mencret ini tidak terlalu sering,
tetapi pada hari ketiga mencret ±5 kali
perhari. Setiap kali mencret sebanyak ± ¼
gelas aqua, berwarna kehijauan, lebih
banyak air dari pada ampas, disertai lendir.
Keluhan dirasakan semakin bertambah berat.
Keluhan disertai dengan adanya muntah sebanyak 4
kali perhari yang berisi cairan putih berupa susu
sebanyak ±1/4 gelas belimbing setiap muntah sejak 2
hari SMRS. Keluhan juga disertai dengan demam sejak
2 hari SMRS yang tidak terlalu tinggi yang terkadang
timbul dan menghilang beberapa saat. Menurut orang
tua pasien, pasien terlihat semakin lemas dan tidak
rewel. Pasien masih menyusu kuat walaupun tidak
lama pasien tertidur. Orang tua pasien pun mengeluh
ubun-ubun pasien menjadi cekung. Menurut orang tua
pasien juga sudah sekitar satu minggu pasien pilek.
Keluhan tidak disertai BAB bercampur darah.
Menyangkal saat menangis tidak keluar air mata.
Orang tua pasien menyangkal adanya sesak, kejang
atau penurunan kesadaran. Orang tua pasien pun
menyangkal adanya batuk pilek yang diderita
pasien. Menyangkal adanya bintik-bintik kemerahan
pada kulit tubuhnya, BAB hitam.
Dirumahnya, ibu pasien menggunakan sumber air yang
berasal dari jetpump untuk mandi, minum dan
memasak. Jarak antara sumber air dengan septiktank
kurang lebih 10 m. Ibu pasien mengaku selalu cuci
tangan saat akan menyeusui atau saat menyiapkan
makanan dan saat memberikan makanan. Namun
terkadang banyak benda yang selalu masuk kedalam
mulut pasien saat sedang bermain.
Riwayat Penyakit
Penderita baru pertama kali sakit seperti ini.
Riwayat keluarga
Di keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
serupa.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum diobati sebelumnya.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Selama hamil, ibu pasien rutin kontrol ke bidan
dan tidak pernah mengalami sakit. Pasien lahir
cukup bulan, spontan, dibantu oleh bidan, dan
langsung menangis dengan dengan berat lahir 3 kg
dan panjang badan 49cm.
Riwayat Makan
Orang tua pasien mengatakan bahwa asupan
nutrisi anaknya
 ASI + susu Formula :sejak lahir sampai sekarang.
 MPASI bisa berupa bubur bayi atau buah yang di
kukus atau di lembutkan.

Riwayat Imunisasi
Orang tua pasien mengaku pasien teah diberikan
imunisasi lengkap sesuai sampai usianya dan tidak
ada yang terlewat.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Antropometri

Tampak sakit Berat Badan : 7,2 Kg


sedang

Kesadaran: Tinggi badan: 63 cm


cm

Nadi: 140 x/ BB/U (WHO): 0 s/d -2


menit ↑ (baik)

Respirasi: 40 x/ menit BB/PB (WHO): 0 s/d -2


(Abdomino thorakal) n (baik)

Suhu: 37,6ºC PB/U (WHO): 0 s/d -2


subfebris (baik)
• Ubun-ubun besar : cekung, belum menutup
• Mata : mata cekung, air mata(+)
• Rambut : Hitam, tidak mudah
rontok
Kepala • Telinga : Simetris, secret -/-
• Hidung : Simetris, secret +/+,
pernafasan cuping hidung (-)
• Mulut : mukosa kering

• Kelenjar getah bening (tidak membesar)


Leher • Retraksi (-)
• Inspeksi : Bentuk&pergerakan
simetris, retraksi interkostal (-)
• Paru-paru
• Inspeksi : bentuk normal,
• Palpasi : gerakan dada simetris
Thoraks • Auskultasi : VBS ka=ki, tidak
terdapat bunyi tambahan .
• Cor
• Inspeksi : tidak tampak
angkatan ictus kordis
• Auskultasi : bunyi jantung murni
reguler
• Abdomen
• Inspeksi :datar, retraksi epigastrik (-).
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
Abdomen • Palpasi : Lembut, pembesaran
hepar dan lien (-), turgor
kembali sangat lambat.
• Perkusi : Timpani

• Atas : simetris, tidak sianosis,


hangat, CRT <2 detik
Ekstrimitas • Bawah : simetris, tidak sianosis
hangat, CRT ,<2 detik
Diare akut disentri e.c. infeksi bakterial
dengan dehidrasi ringan - sedang

Diare akut disentri e.c infeksi amoeba


Diagnosis dengan dehidrasi ringan - sedang
Banding
Diare akut non-disentri dengan dehidrasi
ringan- sedang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin  Feses Rutin


 Hb : 12,9  Makro :
 Ht :36,2  Warna : Hijau
 Leukosit : 6300  Lembek
 Tombosit : 380000  Darah : -
 Lendir : +
 Mikro :
 Sel epitel : 1-2
 Eritrosit : 0
 Telur : Tropozoit +1
Diagnosis Kerja

Diare disentri e.c infeksi Amoeba


dengan dehidrasi ringan sedang
PENATALAKSANAAN
Umum
• Tirah baring (dirawat)
• Diet Teruskan ASI / LLM 8 x 120 cc

Khusus
• IVFD Kaen-3B 30 gtt/menit
• Metronidazole 3 x ¾ sendok makan
• Ranitidin 3 x 0,2 cc IV
• Lacto B : 1 x 1 sacht
• Zinc : 1 x 10 mg
• Pedialit ½ gelas belimbing ( bila muntah )
Pencegahan
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
• Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir sebelum makan dan setelah
buang air
• Mengolah makanan dengan bersih dan
dimasak dengan baik
• Mengunakan air minum yang bersih dari
sumber air
• pembuangan tinja yang aman
• Bersihkan benda atau mainan pasien
• Quo ad vitam : Ad bonam
Prognosis • Quo ad functionam : Ad bonam
Disentri

 Disentri adalah infeksi pada usus yang


menyebabkan diare yang disertai darah atau
lendir. Kondisi ini umumnya berlangsung selama 3
hingga 7 hari, ditandai dengan kram perut, mual
dan muntah, serta demam.
Epidemiologi

Disentri
Penularan:
Menyerang Di masyarakat Vecal oral, air
Sering terjadi anak dibawah 5 industri, S.
tahun (Disentri Sonnei adalah yang tercemar
saat iklim
basiler) oleh tinja
sedang dan penyebab
selama musim disentri basiler pasien,
Dan diatas 5
hujan tahun (disentri yang paling makanan yang
amoeba) sering. tercemar oleh
lalat
Etiologi
Disentri basiler (shigellosis) disebabkan oleh kuman genus Shigella,
basil non motil, gram negatif, famili Enterobactericeae.

4 spesies Shigella yang menyebabkan disentri :

a. S. dysentriae (serogroup A)

b. S. flexneri (serogroup B)

c. S. bondii (serogroup C)

d. S. sonnei (serogroup D)
Etiologi

Disentri Amoeba (amoebiasis) disebabkan oleh parasit


protozoa yang dikenal dengan nama Entamoeba
histolytica.
Faktor Predisposisi
1. Makanan, buah dan sayuran yang terkontaminasi.

2. Benda atau mainan yang terkontaminasi

3. Air yang terkontaminasi.

4. Tinja yang digunakan sebagai pupuk.

5. Berenang di air yang terkontaminasi.

6. Imunitas tubuh yang kurang

7. Tinggal di tempat yang kumuh dan padat penduduk


PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan mikroskopik tinja  adanya eritrosit dan


leukosit PMN.
 GOLD STANDART  dilakukan kultur dan bahan tinja segar
atau hapus rectal.
 Pemeriksaan sigmoidoskopi dilakukan bila segera
diperlukan kepastian diagnosis apakah gejala yang terjadi
merupakan disentri atau manifestasi akut kolitis
ulserativa.
Penatalaksanaan

 Atasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


 Diet
 Antibiotik
1. Metronidazole 50mg/Kg/bb dibagi kedalam 3 dosis
selama 5 hari. (Amoeba +)
2. Thiamfenicol 30-100mg/kgBB/hari atau Ceftazidime 30-
100mg/kgBB/hari (Bakteri)
 Pengobatan Simptomatik
Edukasi
Higienitas Individu

 Mengkonsumsi air minum yang sudah dimasak (mendidih).


 Tidak memakan sayuran, ikan dan daging mentah atau setengah
matang.
 Mencuci sayuran dengan bersih sebelum dimasak.
 Mencuci dengan bersih buah-buahan yang akan dikonsumsi.
 Selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara
teratur dan menggunting kuku.
 Mencuci alat makan (piring, sendok, garpu) dan alat minum (gelas,
cangkir) dengan menggunakan sabun dan dikeringkan dengan udara.
 Mencuci dengan bersih alat makan-minum bayi/anak-anak dan
merendam dalam air mendidih sebelum digunakan
Sanitasi Lingkungan

 Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat.


 Menggunakan air minum dari sumber air bersih
 Menghindari pemupukan tanaman dengan kotoran
manusia dan hewan. Jika menggunakan pupuk kandang
dan kompos, pastikan bahwa kondisi pupuk kandang
atau kompos tersebut benar-benar kering.
 Menutup dengan baik makanan dan minuman dari
kemungkinan kontaminasi serangga (lalat, kecoa),
hewan pengerat (tikus), hewan peliharaan (anjing,
kucing) dan debu.
 Membuang kotoran, air kotor dan sampah organik
secara baik dengan tidak membuangnya secara
sembarangan
Kesimpulan

 Disentri, penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan


amoeba dan memiliki mortalitas tinggi dibandingkan
dengan diare
 Pemeriksaan gold standar dari disentri adalah dengan
pemeriksaan kultur tinja atau hapus rectal
 Pengobatan disentri adalah dengan mencegah dan
memperbaiki dehidrasi namun bila kondisi yang berat
dapat diberi antibiotika, serta perbaikan higienitas
dari penderita
Daftar pustaka
 Anorital dan Lelly Andayasari. 2011. Kajian Epidemiologi Penyakit Infeksi Saluran
Pencernaan yang Disebabkan oleh Amuba di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. Vol.
21:1. Hal. 1-9.
 Behrman, Richard E, Robert M, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. 2. Jakarta:
EGC.
 Hartono, A. 2005. Penyakit Bawaan Makanan : Fokus untuk Pendidikan Kesehatan.
Jakarta .
 Oesman, Nizam. 2009. Kolitis Infeksi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
V. Jakarta: Interna Publishing.
 Sudoyo, Aru W. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Internal
Publishing.
 Syaroni, Akmal. 2009. Disentri Basiler dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
V. Jakarta: Interna Publishing.
 Traa, Beatrix S, Christa L Fischer, dkk. 2010. Antibiotics for The Treatment of Dysentery
in Children. International Journal of epidemiology. Vol. 39. Hal. 70-74.

Anda mungkin juga menyukai