S
Umur : 75 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
Alamat : Getasan
Keluhan utama : : Batuk terus menerus dan sesak
nafas
Keluhan tambahan : Demam, perut nyeri dan panas,
nafsu makan menurun
Perjalanan penyakit :
3 minggu SMRS sering batuk-batuk dan sesak
nafas. batuk yang kadang disertai dahak berwarna putih
kekuningan. Batuk dirasakan setiap hari terus menerus.
Batuk bertambah berat biasanya pada bangun ntidur.
pasien sudah dibelikan obat batuk oleh anaknya, tetapi
belum mereda. Batuk kadang diikuti dengan sesak nafas.
memberat saat aktivitas (+), meringan dengan istirehat (-)
dan pasien juga mengalami demam tinggi, menggigil (+)
Pasien juga merasakan nyeri perut bagian atas dan juga
nafsu makan menurun sejak 1 minggu ini.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak pernah mengalami gejala penyakit seperti
ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit alergi,
asma, hipertensi, jantung, DM dan penyakit sistemik lainnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa pada keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit yang sama atau menderita penyakit
kanker lainnya. Pasien mengatakan bahwa dari keluarga tidak
ada yang memiliki riwayat penyakit alergi, asma, hipertensi,
jantung, DM dan penyakit sistemik lainnya.
Riwayat life style
Kebiasaan pasien sering minum alkohol dan merokok
disangkal
Keadaan umum : Lemas
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 100 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Temperatur Axila : 37,5oC
Pemeriksaan Kepala
Bentuk kapala : normochepal, simetris
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-),
deformitas (-/-)
Mulut dan faring : tepi hiperemis (-), bibir kering
(-), lidah kotor (-), tremor (-)
Pemeriksaan leher
Simetris
Pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Dada
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri – kanan
simetris, retraksi (+)
Palpasi : Stem fremitus tidak dilakukan
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+) RBK (+/+) Whezzing (+/+)
Cor
Inspeksi : letak ictus cordis tidak tampak
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : suara jantung reguler, suara tambahan(-),
Gallop (-), Bising (-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : datar dan simetris
Auskultasi : peristaltik usus (+) normal
Palpasi : distensi (-), nyeri tekan epigastrik (-)
defans muskular (-), turgor baik, hepar tidak teraba,
lien tidak teraba, tes undulasi (-)
Perkusi : tympani
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : edema (-/-), akral hangat (+/+)
Inferior : edema (-/-), akral hangat (+/+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi (tgl : 19/02/2017)
AL : 19,2
AE : 3,70
Hb : 9,9
Hmt : 29
AT : 550
MCV : 79,0
MCH : 25,1
MCHC : 31,8
GDS : 119
UREUM : 40
KREATININ : 0,9
Kesan :
Pneumonia lobus
superior
Besar cor normal
dengan aortosklerosis
Pneumonia
DIAGNOSIS BANDING
Bronchitis
TB
Atelektasis
- Inf RL 12 tpm
- O2 3 lpm
Medikamentosa :
- Inj Cefotaxime 2 x 1 gr
- Inj Ondancentron 2 x 4 mg
- Inj Antrain
1. Definisi
Pneunomia merupakan peradangan yang
mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli, yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri.virus,jamur,protozoa)
1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen
yang telah berkolonisasi di orofaring.
2. Inhalasi aerosol yang infeksius
3. Penyebaran hematoge'n dari bagian ekstrapulmonar
- Gambaran pneumonia akan terjadi peningkatan
densitas dalam bagian paru yang terkena.
- Paru yang normal memberikan gambaran lusen,
akan tampak lebih opak karena adanya proses
peradangan yang menggantikan udara. Gambaran
opak yang diberikan pun berbeda-beda, tergantung
bentuk infeksi dan distribusinya.
- gambaran khas pneumonia lainnya adalah dengan
adanya air bronkogram, yakni terperangkapnya
udara dalan bronkus karena tiadanya pertukaran
udara pada alveolus. Namun, gambaran ini tidak
muncul disemua pneumonia.
Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3
yaitu
1. pneumonia lobaris,
2. pneumonia lobularis (bronchopneumonia)
dan
3. pneumonia interstitialis (bronkiolitis).
Pada foto thoraxdidapatkan:
Perselubungan paru Lobus kanan atas.
Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang
jelas
Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis
dimana paru mengecil.
Tidak tampak deviasi trachea / septum / flssure /
seperti pada atelektasis.
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura.
Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus
phrenicocostalis yang paling akhir terkena.
Pada masa resolusi sering tampk Air Bronchogram
Sign.
Sinuses dan diafragma
normal, cor tidak
membesar
Pulmo:
Hilus kanan tertutup
bayangan jantung, hilus
kiri kabur
Corak bronkovaskuler
normal
Tampak perselubungan
opak inhomogen
berbatas tegas di lapang
atas paru kanan dengan
air bronchogram
Kesan:
Tidak tampak
kardiomegali
Pneumonia lobaris
Gambar. Pneumonia lobaris foto PA dan lateral (kanan) tampak
perselubungan pada lobus kanan paru.
Kesan: tampak perselubungan pneumonia lobus tengah paru kanan
2. BRONKHOPNEUMONIA/PNEUMONIA LOBARIS
- Bronkopneumonia digunakan untuk
menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih
area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.
- Bronkopneumonia adalah proses multi fokal yang
dimulai pada bronkiolus terminalis dan
respiratorius dan cenderung menyebar secara
segmental.
- Dapat juga disebut pneumonia lobularis dan
menghasilkan konsolidasi yang tidak homogen.
- Pada foto thoraks tampak infiltrat peribronkhial
yang semiopak dan tidak homogen didaerah hillus
yang menyebabkan batas jantung menghilang.
- Penyebab paling sering oleh S.aureus dan
organisme gram negatif
Gambar. Pneumonia (kanan), broncopneumonia (kiri)