Kesadaran Infus
Tekanan darah Analisis gas darah (astrup)
Pemeriksaan nadi Kateterisasi vena sntralis
(frekuensi, dan pengukuran tekanan
amplitudo) vena sentralis (cup-central
Keadaan dehidrasi venous pressure)
Pernafasan Kasusu pendarahan, mis.:
Dengue Shock Syndrome
Frekuansi dan tipe Pemeriksaan : Hb, Hmt, AT,
pernafasan faktor-faktor pembekuan
(kusmaul)
Suhu tubuh & kulit Elektrolit dan kimia darah
Keadaan jantung Urine tampung, osmolalitas,
BD, dll
Gejala neurologik
Monitoring irama jantung
PENGOBATAN
Terpenting penggantian cairan yang hilang
Cairan – ringer laktat (RL), koloid (albumin
5%) 10 cc/kgBB – Dekstran-40 plasma darah
10-20 cc/kgBB
Keuntungan RL :
– Memperbaiki kekurangan cairan dan Na interstitial
– Menaikkan volume darah
– Mengurangi viskositas darah
– Merangsang diuresis
– Mengurangi kebutuhan tansfusi darah
– Lebih fisiologik dan mengandung buffer (Na laktat)
Kadang diperlukan obat-obatan simptomimetik
– Isoproterenol
– Dopamin (inotropin)
Menaikkan curah jantung
Vasodilatasi pembuluh darah ginjal
Mengurangi tahan pembuluh darah
perifer
Penisilin akueus
Campur bakteri klindamisin & amino
Radang usus/Peluis gram + dan - glikosin, klorampenikol
aminodlikosid, sefoxitin &
aminoglikosid
SYOK ANAFILAKTIK
Diagnosis :
1. 1-15 menit setelah kontak dengan antigen
timbul perasaan tidak enak, iritatif muka
kemerahan, palpitasi, parestesi, telinga
mendengung
2. Tanda-tanda alergi berupa gatal, urticaria,
angioederma
3. Salurang nafas berupa bersin-bersin, hidung
tersumbat, batuk-batuk, rasa tercekik, susah
bernafas, wheezing, stidor
4. Mata gatal, berair mata
5. Timbul manisfestasi syok, bila syok timbul
amat cepat, pasien dapat inkontinensia
kejang dan meninggal
Tatalaksana Syok Anafilatik
Tahap I :
– Inj. Adrenalin merupakan keharusan tindakan pertama
syok ringan : 0,1-0,3 cc larutan 1 : 1000 SC
– Pasang tourniquet di proximal tempat masuknya
antigen, suntikan 0,1-0,2 cclarutan adrenalin, 1:1000 di
sekitar tempat masuk
– Dilepas bila gejala telah hilang
– Difenhidramin 10-20 mg
Tahap II :
Pada syok lebih berat dgn angioederma masif tanpa
kelainan jantung, tambahkan :
– Kortikosteroid dosis tinggi
– Aminofilin 3-4 mg.kgBB IV, pelan-pelan
– Pemberian cairan : elektrolit dengan tetswan cepat
bila perlu expander/plasma
– 10-20 cc/kgBB
Tatalaksana Syok Anafilatik – lanjt.
Tahap III
Tindakan :
- Terhadap komplikasi
- Koreksi keseimbangan asam basa
- Pengelolaan aritmia jantung terhadap
kejang bila ada, diazepam 0,5 mg/kgBB
- Bila ada onstruksi laringae pertimbang-
kan instubasi
Obstruksi Jalan Nafas
Sumbatan jalan nafas sebagian atau total
dengan akibat kesulitan bernafas atau sama
sekali tidak mampu bernafas
Penyebab
A. Kelainan Anatomis
– Obstruksi hidung (atresia choanae,
pembesaran adneoid, deviasi septum nasi,
polips hidung, rintis alergi, dll)
– Obstruksi orofarinx (makroglosia, tumor, kista,
lidah, hipertrofi, abses peritonsiler)
– Obstruksi laring (epiglotitism, edema subglotis,
tumor, mediaastium, dll)
– Obstruksi trakea (masa ekstrinsik, iroid, tumor
mediastium, dll)
– Obstruksi bronkus (asma, bronkitis,
spasmebronkus, edem, bronkomalasia)
Obstruksi Jalan Nafa – lanjtn.
B. Keadaan khusus :
- Sedasi - Sakit berat - Keracunan
- Kelain. Neuromuskuler - Edema Cerebri
- Sengatan listrik
C. Benda Asing
- Tampon hidung - Makanan
- muntahan - Bakuan darah
– Benda asing (kacang, biji-bijian, dll)
Diagnosis :
Harus dirawat inap
Dapat terjadi penderitaan rawat inap
Penderita disedasi atau sakit berat
gejala obstruksi tidak jelas meninggal
Anak sehat obstruksi jalan nafas
tampak gelisah/iritabel disertai gejala-gejala
klinsi sebagai berikut :
– Pernafasan cuping hidung
– Pada inspirasi trachea turun ke arah
cekungan suprastenal, jaringan para trakeal
tertarik ke arah mediastinum
– Sela iga retraksi berlebih waktu ispirasi
– Pada inspirasi srenum nampak cekung
– Pada inspirasi srenum tertarik ke belakang
dinding perut mengembang ke anterior
– Suara nafas hilang, sangat lemah atau sangat
kuat kalau obstruksinya tidak lengkap atau
intermiten
Tatalaksana Obstruksi Jalan Nafas
A. Bebaskan Jalan nafas
Simpulkan segera keadaan fisik penderita untuk keadaan
yang akan emmpengaruhi resusitasi (pnemutorax
tekanan, bend asing, dll)
Bersihkan jalan nafas dari benda asing :
– Putar kepala ke arah kiri atau kanan
– Ambil benda/cairan dalam mulut/kerongklongan dengan
jari/alat hisap
– Ubah posisi ke telungkup untuk mengalirkan cairan dari
jalan nafas (pada bayi/anak) angkat kaki/tungkai ke atas
Ubah posisi menjadi telentang (suspine) untuk :
– Umur < 2 thn : Ekstensikan kepala sedikit & ganjal bahu
dengan handuk/kain tergulung
– Umur > 2 thn : posisi kepala lurus ke atas (tidak dleksi & juga
tidak ekstensi) kepala dapat diberi alas denga kain (sniffing
position)
Tatalaksana Obstruksi Jalan Nafas – lanjtn.
Catatan :
Ekstensi/fleksi kepala pada anak < 2 thn dapat
emmpersulit pembebasan jalan nafas
Cegah lidah tidak jatuhek belakang menutup jalan
nafas kepala tarik ke depan dan pasang pipa oral
Gejala-gejala klinik
Anamnesa makanan
Laboratorium : Contoh muntahan dan
Sisa makanan ada HCN
Terapi :
- Pemberian antidotum HCN
- Lavage disusul bilas lambung
- Sodium Thiosufate I.V.
- Pemberian O2
Keracunan Jengkol
(Pithecolobium Lobatum)
- Terutama dikonsumsi di Jawa Barat, Sumatera Barat
& Selatan
- Dalam biji jengkol ada ikatan organik Asam
jengkol (Jengcolic acid)
- Dikonsumsi secara mentah keracunan
- Gejala keracunan jenkol :
i. Terilama mengenai saluran urogendel
ii. Oliguria anuria
iii. Rasa pegal di pinggang, rasa nyeri kolik
traktus urinari
iv. Sakit hebat tidak tertahankan
v. Mengeluarkan urine lambat
vi. Kadang-kadang hematuria
vii. Penyebab : kristal-kristal asam jengkol
Diagnosa Keracunan Jengkol
Diagnosa :
- Anamnesa makanan setelah konsumsi jengkol
- Mulut dan urine bau jengkol
- Laboratorium : kristal asam jengkol di urine
Terapi :
- Ringan --- tidak perlu perawatan banyak minum
- Berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat
minum) dirawat di RS
- Infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa
- Antibiotik bila ada infeksi sekunder
Keracunan Tempe Bongkrek
Paling Gejal-gejala
toksik keracunan
Metabolisme Racun Bongkrek
Pencegahan
- Tidak mudah
- Peraturan Pemda : melarang produksi,
penyimpanan, distribusi dan konsumsi bongkrek
- Daun cilicing (oxalis corniculata) dicampur
menghambat pertumbuhan Pseudomonas
Cocovenenaus
KERACUNAN MINYAK TANAH
Efek farmakologis
– Pada sususnan saraf pusat
– Mekanisme belum jelas
Toksikologi
Keracunan insektisida gol.Organoklorin
Tidak larut dalam air
Larut dalam kerosen, minyak tumbuh-
tumbuhan, alkohol, benzen
Tanda keracunan akut :
– Mual, nyeri perut, diare
– Parestesin bibir, lidah dan muka
– Malaize, nyeri kepala, sakit tenggorok
– Tremor ataksia, kejang tonik dan klonik
– koma, paresis
– Yang berat : sensitisasi jantung fibralasi
ventrikel mati
Diagnosis :
Melalui anamnesis
Pasti :
– Ditemukan 2,2 bis (parakloropenil) asam asetat di
urine
– DDT dalam darah
Pengobatan :
1. Cuci lambung dengan NaCL fisiologis/membuat muntah
bila peralut organoklorin bukan minyak tanah tapi air
2. Bebaskan jalan nafas dari sekret, mukus melalui nafas
atau air ludah
3. Mengatasi kejang diazepam
4. Simtomatik dan suportif (makanan kaya KH, vitamin)
Keracunan insektisida
golongan Organofosfat
TEPP, Paraoxon, Dimefox, Schradon,
Parathion, Systox, Potosen, EPN, Malathion,
sumithion, Diazenon
Golongan III (serupa organofosfat), Carboryl,
Baygon, Carmult)
Efek Farmakologis : 2 golongan
1. Menghambat enzim kolinesterase “in vitro” (TEPP)
2. Sedikit.tidak berpengaruh terhadap kolinesterase
masuk ke dalam tubuh inhibitor terhadap
senyawa kimia yang tidak jelas dalam tubuh
(Parathion, potosan dan Schradon)
Gejala
Keracunan insektisida
golongan Organofosfat
Menyebabkan kelainan biokimiawi sebagai
akibat intubisi kolinesterase yang di dalam
susunan saraf berfungsi menghentikan aksi
asetilkolin dengan jalan hindrolisis
Pengobatan
1. Bila peralut minyak tanah < 98%, tindakan
memuntahkan atau cuci lambung
dihindari mencegah pneumonia aspirasi.
Bila pelarut air cuci lambung,
dimuntahkan
2. Depresi pernafasan pernafasan
buatan, jalan nafas dibebaskan
3. Racun kena kulit/mukosa mata
bersihkan dengan air
Pengobatan