Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

DYSPEPSIA
T E R ESI A AV I L L A N I PA

R E I N A L DY B A S RA

N A B I L A S A L SA B I LA

R A JA M UHAMMA D S YA F I Q

N U R FA I DA H

H A MI R AH
IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn.AR
Usia :21 Tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Pekerjaan :Mahasiswa
Alamat :Jl.Sungai Cirekang
No.MR :160925
Tanggal masuk :19 agustus 2017
Ruangan :RS Ibnu Sina Perawatan Aisyah Kamar 201
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam
Anamnesis Terpimpin :
Demam sejak ±5 hari sebelum masuk RS. Demam memberat pada hari ke 3 tapi
pasien masuk RS pada hari ke 5 demamnya. Sebelum demam pasien menggigil dan
hanya sekali menggigil. Berkeringat dingin tidak ada. Nyeri kepala ada pada hari ke
3. mual ada. Muntah ada dengan frekuensi 3 kali sehari . Muntah berisi makanan.
Sesak tidak ada. Batuk ada tanpa disertai lender. Batuk darah tidak ada. Nafsu
makan berkurang dan pasien cepat merasa kenyang. Nyeri perut ada. BAB encer
berisi ampas dan berwarna kuning. Frekuensi 1 – 2x sehari. Biasanya BAB pasien
keras. BAK normal seperti biasa.
Riwayat penyakit
Riwayat bepergian kemalino sebelum pasien demam
Riwayat seperti ini sebelumnya tidak ada
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada
Riwayat diabetes Mellitus dan hipertensi tidak ada
Riwayat minum OAT disangkal
Riwayat merokok ada
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Sakit ringan/cukup/compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 38,3oC
BB : 60 kg
TB : 170 cm
IMT :20 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala : Normocephal, rambut hitam, sukar tercabut
• Mata : Pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, ikterus tidak ada.
• Telinga : Tidak ada otorrhea
• Hidung : Bentuk normal, tidak ada epistaksis dan tidak ada sekret
• Leher : DVS R+1 cmH20, pembesaran kelenjar limfe tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
Toraks :
I : Simetris bagian kanan dan kiri
P : Nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada
P : Sonor di kedua lapangan paru
A : Bunyi napas bronkovesikuler, ronkhi ada pada hemitoraks kiri, wheezing tidak ada.
Jantung :
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS VI line midclavicularis sinistra
P : Pekak pada jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra, batas jantung kiri di linea midclavicularis sinistra
A : BJ I dan II murni, gallop dan murmur tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
Abdomen :

I : Datar, ikut gerak napas

A : Peristaltik terkesan normal

P : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri perut tidak ada

P : Timpani
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
WBC : 4,8 x 103/µL (normal)
Hb : 15,5 g/dL (normal)
PLT : 173x 10 /mm (normal)
SGOT : 35 U/L (normal)
SGPT : 49 U/L (meningkat)
ureum : 28 mg/dL (normal)
Creatinin : 1,4 mg/dL (normal)
Natrium : 134,9 mmol/L (menurun)
Kalium : 3,95 mmol/L (normal)
Clorida :99 mmol/L
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorax :
Kesan : bronchitis
Daftar Masalah
No. Masalah Rencana Rencana Terapi
Diagnosti
k
1. Dyspepsia -mual Endoskopi - Ranitin 1
Fungsional - muntah. Frekuansi 3 kali sehari, isi makanan amp/24 jam/
- Nyeri perut IV
- Merasa cepat kenyang - Sotatic 1
amp/24 jam.IV
2. Febris ec tifoid - Demam IgM, IgG Paracetamol 1 gr/
- BAB Encer, frekuensi 1-2x sehari 24 jam/IV
- Nyeri perut
- S: 38,3 o C
DISKUSI
Definisi
Definisi Rome III menyebutkan dyspepsia adalah suatu keadaan yang ditandai
oleh salah satu atau lebih gejala utama area gastroduodenal berikut : nyeri
epigastrium. Rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, atau
sensasi cepat kenyang.
Etiologi
1. Kelainan structural pada saluran cerna
2. Ulkus peptikum, ulkus duodenum,esofagitis refluks, gastritis kronis,gastritis OAINS, penggunaan
obat-obatan seperti teofilin, digitalis dan antibiotic, atau adenokarsinoma lambung dan esophagus.
3. Penyakit hepatobilier
4. Kolesisitis kronik, pankreatitis kronik, hepatitis, hepatoma, steatohepatitis, keganasan
5. Penyakit sistemik
6. Diabetes mellitus, hiperkalsemia, keracunan logam berat, penyakit tiroid, gagal ginjal.

7. Non-organic atau fungsional


8. Lebih dari 50% pasien yang dating dengan keluhan dyspepsia menderita dyspepsia fungsional/
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
Insiden keganasan meningkat sering dengan bertambahnya usia (terutama >55
tahun), maka pemeriksaan endoskopi diiindikasikan pada:
 pasien > 55 tahun dengan dyspepsia awitan baru, atau
 pasien <55 tahun namun memiliki tanda bahaya, yaitu:
a. anemia g. riwayat keganasan lambung atau
b. perdarahan duodenum pada keluarga
c. muntah terus-menerus h. riwayat keganasan esophagus
d. penurunan berat badan > 10% i. riwayat ulkus peptikum sebelumnya
tanpa sebab yang jelas. yang terdokumentasi
e. disfagia yang memberat j. massa intraabdominal
f. odinofagia k. limfadenopaty
Lanjutan …
2. Ultrasonografi
3. Pencitraan
4. Pemeriksaan Laboratorium
5. Urease Breath test (UBT)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai