Anda di halaman 1dari 12

Infeksi Nosokomial (INOS)

Lestari Eliza H / G99172102


Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama
pasien dirawat di rumah sakit dengan kriteria sebagai
berikut:
 Tidak ditemukan tanda klinis infeksi pada waktu pasien
mulai dirawat di rumah sakit.
 Tidak sedang dalam masa inkubasi pada waktu pasien
Infeksi masuk rumah sakit.
 Tanda klinis infeksi baru muncul sekurang-kurangnya
Nosokomial setelah 3x24 jam sejak awal dirawat.
 Infeksi bukan sisa dari infeksi yang terjadi sebelumnya.
 Apabila tanda infeksi sudah muncul sejak mulai dirawat
di rumah sakit, dan sudah ada bukti bahwa infeksi
didapat di rumah sakit yang sama sebelumnya, serta
belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
 Menetapkan kebijaksanaan
 Membentuk Panitia Pengendalian Infeksi yang bertugas untuk
menyusun kebijaksanaan dasar, prosedur, pendidikan, dan
pemantauan
 Penyusunan rencana kerja dan prosedur kerja. Dalam hal ini perlu
ditetapkan prioritas masalah infeksi nosokomial yang akan
ditanggulangi dari masalah yang ada, seperti:
-Infeksi Luka atau Daerah Operasi

Apa yang perlu -Sepsis


-Infeski Saluran Kemih
dilakukan RS? -Phlebitis
-Pneumonia
-Lainnya
Adapun prosedur kerja yang perlu ditetapkan adalah: pencegahan
infeksi nosokomial dan pemantauan infeksi nosokomial (Surveilans).
 Pencatatan, pelaporan, dan tindakan koreksi. Kegiatan
pada tahap ini meliputi: pengumpulan data,
penyusunan data, analisis data, penyimpulan data,
Apa yang perlu pelaporan/umpan balik. Kegiatan tersebut dilakukan
dengan terarah, tepat, tertib, dan berkesinambungan.
dilakukan RS? Apabila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), maka
diperlukan: analisis sebab akibat, analisis penderita,
hipotesis penyebab, intervensi, dan pemantauan
Infeksi nosokomial di RSUD Karanganyar dipantau oleh
tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) atau
Infection Prevention and Control (IPC).

Tim PPI ini ada di setiap ruang untuk melaksanakan


Infeksi pemantauan dan pencegahan infeksi nosokomial.
Program PPI ini antara lain:
Nosokomial di
 Kewaspadaan Isolasi
RSUD
 Penggunaan antimikroba rasional
Karanganyar
 Sistem surveilans
 Pencegahan Infeksi
 Pendidikan dan Pelatihan Infeksi Nosokomial
 penyuluhan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
 penggunaan alat pelindung diri (APD)
 sterilisasi peralatan pasien
 pengendalian lingkungan

Bentuk Program  pengelolaan linen, etika batuk


 peningkatan kesehatan karyawan
PPI
 sistem surveilans
 pengelolaan pasien infeksi misalnya dengan
pengadaan ruang isolasi.
 Berdasarkan data hasil audit di triwulan I tahun 2017
mengenai kebiasaan mencuci tangan pada lima momen
tersebut, diperoleh capaian yang belum mencapai
Cuci Tangan target (100%), yaitu: 73% (Januari), 70% (Februari), 73%
(Maret).
Pakai Sabun
 Penyuluhan CTPS rutin dilakukan hari Jumat baik di
area Poliklinik maupun bangsal
Terdapat 3 prioritas masalah infeksi nosokomial di RSUD
Karanganyar, yaitu:

prioritas masalah  Infeksi Luka Infus atau Phlebitis


infeksi nosokomial  Infeksi Saluran Kemih
di RSUD  Infeksi Daerah Operasi
Karanganyar
 Berdasarkan data hasil surveilans PPI mengenai infeksi
nosokomial pada triwulan ke II (bulan April-Mei-Juni)
tahun 2017, diperoleh angka kejadian sebagai berikut:
prioritas masalah
infeksi nosokomial No Infeksi Nosokomial Angka Kejadian

di RSUD 1
2
Infeksi Luka Infus
Infeksi Saluran Kemih
3,5
3,14

Karanganyar 3 Infeksi Daerah Operasi 0


Direktur utama

Tim PPI

Saran untuk
Pelaporan
investigasi
Pelaporan INOS surveilans
sederhana

Dinas Kesehatan
 Penyebab Langsung Insiden (Intermediate Cause)
 Penyebab ini dibagi menjadi faktor pasien, prosedur,
dan staff.

 Penyebab yang Melatarbelakangi atau Akar Masalah


Insiden (Root Cause)
Investigasi  Penyebab ini dibagi menjadi faktor individu dan
Sederhana prosedur.
 Rekomendasi beserta penanggungjawabnya.
 Tindakan yang akan dilakukan beserta
penanggungjawabnya.

Anda mungkin juga menyukai