Anda di halaman 1dari 18

Rokok

Adalah lintingan atau gulungan


tembakau yang digulung / dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung,
sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah
dibakar ujungnya
PROSES NIKOTIN
MULUT

TENGGOROKAN

ALIRAN DARAH

PARU – PARU, JANTUNG,dll


Perokok aktif adalah orang yang
secara langsung menghisap rokok
Dampak negatif rokok
1. Meningkatkan risiko terkena penyakit
jantung
2. Kadar kolesterol dalam darah
meningkatkan
3. Tekanana darah tinggi
4. Diabetes dan stroke
Perokok pasif
adalah orang yang tidak secara
langsung menghisap rokok,
tetapi menghisap asap rokok
yang dikeluarkan dari mulut
orang sedang merokok
Dampak negatif perokok pasif
Pembentukan lendir pada saluran
napas secara berlebihan
Batuk
Iritasi paru – paru
Nyeri dada
Iritasi pada saluran pernafasan dan
mata
Bahaya Merokok Terhadap Tubuh
 Otak = meningkatkan risiko terkena stroke
sebesar 50 persen
 Mulut dan tenggorokan = Penyakit gusi dan
kerusakan indera
 Paru-paru = kanker paru-paru
 Lambung = kanker lambung
 Tulang = tulang rapuh atau osteoporosis
 Kulit = selulit pada kulit
 Organ reproduksi = kanker testis dan
mengurangi kesuburan.
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan
merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan/ atau
mempromosikan produk tembakau.
Latar Belakang
 Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India
(WHO 2008). Pada tahun 2007 Indonesia menduduki
peringkat ke-5 konsumen rokok terbesar setelah Cina,
Amerika Serikat, Rusia dan Jepang. Pada Tahun yang
sama riset Kesehatan Dasar menyebutkan bahwa
penduduk berumur diatas 10 Tahun yang merokok
sebesar 29,2% dan angka tersebut meningkat sebesar
34,7% pada Tahun 2010 untuk kelompok umur diatas
15 tahun.
Landasan Hukum
 Instruksi Menteri Pedidikan dan Kebudayaan
RI Nomor 4/U/1997 tentang Lingkungan
Sekolah Bebas Rokok.
 Instruksi Menteri Pedidikan dan Kebudayaan
RI Nomor 64 tahun 2015 tentang Kawasan
Tanpa Rokok Di Lingkungan Sekolah.
 Instruksi Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 161/Menkes/Inst/III/ 1990
tentang Lingkungan Kerja Bebas Asap Rokok.
Tujuan
 Menciptakan Lingkungan sekolah
yang bersih, sehat, dan bebas
rokok.
 Mewujudkan generasi muda yang
sehat.
Sasaran Kawasan tanpa rokok di
Lingkungan Sekolah
 Kepala sekolah
 Guru
 Tenaga kependidikan
 Peserta didik
 Pihak lain di dalam Lingkungan
sekolah.
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
 Membuat surat keputusan dari pimpinan tentang penanggung
jawab dan pengawas Kawasan Tanpa Rokok di tempat proses
belajar mengajar
 Memasukkan larangan terkait rokok dalam aturan tata tertib
sekolah
 Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok. melalui
poster, stiker larangan merokok,tidak menyediakan asbak di area
sekolah
 Melakukan penolakan terhadap penawaran iklan, promosi,
pemberian sponsor oleh perusahan rokok
 Melarang penjualan rokok di kantin/warung sekolah
Teknis Penerapan KTR
 Penanda tanganan MOU
 Pembuatan SK KTR dan memasukkan
larangan merokok di tata tertib sekolah
 Deklarasi KTR di sekolah saat upacara hari
senin dan penanda tanganan naskah
deklarasi
 Pemberian Piagam Penghargaan Sekolah
Kawasan Tanpa Rokok
Pengawasan dan Penegakan
Hukum
 Pengawas Kawasan Tanpa Rokok di tempat proses
belajar mengajar mencatat pelanggaran dan
menerapkan sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.
 Melaporkan hasil pengawasan kepada otoritas
pengawasan yang ditunjuk, baik diminta atau
tidak.
Sosialiasi Pascapeluncuran
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dapat
diketahui dan dilaksanakan oleh semua pihak, baik
pembina, pengawas maupun perokok dan bukan
perokok, dengan pemberlakuan sanksi sesuai
hukum yang diterapkan.
Pemantauan dan Evaluasi
 Lakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala
tentang kebijakan yang telah dilaksanakan.
 Minta pendapat komite dan lakukan kajian
terhadap masalah yang ditemukan.
 Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap
masalah kebijakan

Anda mungkin juga menyukai