Anda di halaman 1dari 43

KOTA DEPOK

Luas wilayah 200,3 Km2

Jumlah Penduduk 1.962.160

Jumlah Penduduk laki-laki 990.285 jiwa

Jumlah Penduduk 971.874 jiwa


perempuan
11 Kecamatan

63 Kelurahan Kepadatan Penduduk 9.798 per Km2

35 Puskesmas
IPM 2013 80,02

6 Puskesmas Pembantu
UHH 2013 73,46
Wilayah Kota Depok mempunyai batas-batas
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Ciputat Kabupaten Tanggerang
dan wilayah Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta
2. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dan
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten
Bogor
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Cibinong dan Kecamatan
Cibinong dan Kecamatan Bojonggede
Kabupaten Bogor
4. Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Parung dan Kecamatan
Gunung Sindur Kabupaten Bogor
Visi Misi Kota Depok 2012-2016
“Terwujudnya Kota Depok yang maju dan sejahtera”

Misi:
1. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional berbasis teknologi
informasi
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal
3. Mewujudkan infrastruktur dan lingkungan yang nyaman
4. Mewujudkan sumberdaya manusia yang unggul,kreatif dan religius
Visi Dinas Kesehatan
“Terwujudnya Kota Depok sehat dengan layanan Kesehatan Merata dan
Berkualitas”

Misi:
1. Meningkatkan Pemerataan layanan kesehatan
2. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk
semua Puskesmas
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Termasuk
Sumber Daya Manusia dan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan kualitas
lingkungan untuk mendukung Pencegahan Penyakit
UNDANG – UNDANG NO. 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

Pasal 115 Ayat 2,


menyatakan:
Pemerintah Daerah
wajib menetapkan
Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya
Proses Perda KTR
 Pemerintah Kota Depok mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 40/874-Huk/2008 tentang Kawasan Dilarang
Merokok untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah

 Peraturan Daerah Kota Depok No. 16 Tahun 2012


Tentang Pembinaan dan Pengawasan Ketertiban
Umum, Bagian Kesepuluh Pasal 23 tentang Kawasan
Tanpa Rokok
Proses Perda KTR

Bekerjasama dengan
Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas
Indonesia membuat
Telaah Kesiapan
Penerapan KTR di Kota
Depok Pada Tahun 2012
 Telaah Terkait KTR di lakukan secara random
melalui angket ke: 10 SKPD, 8 mall/pasar, 25
sekolah, 1 RS Pemerintah, dengan total 450
responden

 Hasil : 86.4% menyatakan bahwa Kawasan Tanpa


Rokok PERLU diberlakukan
Proses Perda KTR

Kajian Strategis Antar Wilayah mengenai


Penerapan KTR ke Kota Palembang
Proses Perda KTR

 Draft Peraturan Daerah KTR mulai dibuat &


dibahas sejak bulan Mei 2013 secara
marathon oleh Legislatif, Eksekutif terkait,
Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi
bidang Kesehatan

 PERDA KTR No. 3 Th 2014 Ditandatangani


Walikota Depok pada tanggal 07 Mei 2014
Kegiatan yang Mendukung
Penyusunan Raperda KTR
Paparan Telaah Ilmiah KTR di depan Kepala OPD
Pembuatan Grafity
Seminar “Sinari Indonesia Tanpa Asap Rokok”
Pelatihan Konselor Berhenti Merokok bagi Guru
Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Penyebarluasan Informasi KTR
Talkshow di Radio
Talkshow TV di Kompas TV
Seminar Sehat dengan Rokok???
Lomba Menggambar & Orasi KTR
Kampanye KTR pada HKN ke -49
Lokakarya Naskah Akademik Raperda KTR
Pembahasan dengan Pansus II DPRD Kota Depok
PERATURAN DAERAH
NO. 03 TAHUN 2014
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
Peraturan Daerah Kota Depok No 3 Tahun 2014
tentang
Kawasan Tanpa Rokok

Ketentuan Umum

Kawasan Tanpa Rokok 


ruangan / area yang di
nyatakan dilarang untuk
merokok, kegiatan
memproduksi, menjual,
mengiklankan dan/ atau
mempromosikan produk
tembakau
TUJUAN PENGATURAN
KAWASAN TANPA ROKOK
Melindungi
Melindungi penduduk usia Meningkatkan
kesehatan produktif, anak, kesadaran &
Menciptakan remaja &
ruang & perseorangan, kewaspadaan
keluarga, perempuan hamil terhadap bahaya
lingkungan bersih dari dorongan
& sehat masyarakat dan rokok & manfaat
lingkungan dari lingkungan, hidup tanpa
bahaya asap pengaruh iklan, merokok
rokok promosi terhadap
zat adiktif berupa
rokok.

28
HAK
Pasal 5
Setiap orang berhak atas:
1. Udara bersih & menikmati
udara bebas dari asap rokok

2. Informasi & edukasi yang


benar tentang bahaya asap
rokok

3. Mendapatkan informasi
tentang KTR
Pasal 7
Pimpinan berhak untuk:
a. Melakukan pengawasan internal
pada tempat / lokasi yang
menjadi tanggung jawabnya
b. Melarang semua orang untuk
tidak merokok di KTR baik
melalui tanda / media
c. Memasang tanda dilarang
merokok di semua pintu masuk
utama & tempat yang mudah
terbaca
KEWAJIBAN
Pasal 8
Pimpinan pada tempat yang telah ditetapkan sebagai
KTR:
1. Wajib melarang orang merokok di KTR
2. Wajib menjelaskan tentang kewajiban dan
tanggungjawab para penyewa di dalam KTR
3. Penyewa wajib melarang orang merokok pada
tempat/ lokasi yang menjadi tanggung jawabnya
4. Wajib menyediakan tempat khusus untuk merokok
Pasal 8
5. Kriteria tempat khusus untuk merokok:
a. Ruang terbuka yang berhubungan langsung
dengan udara luar
b. Terpisah dari gedung/tempat/ruang utama
& ruang untuk beraktifitas
c. Jauh dari pintu masuk & keluar
d. Jauh dari tempat orang berlalu-lalang
Pasal 9

1.Pada tempat yang telah ditetapkan sebagai KTR wajib


dipasang pengumuman dan tanda larangan kegiatan
produksi, penjualan, promosi dan/ penggunaan rokok

2. Pengumuman dan tanda larangan tersebut wajib dipasang


di pintu masuk KTR dan lokasi dengan pencahayaan cukup,
mudah terlihat dan terbaca

3.Pemasangan pengumuman dan tanda larangan tersebut


menjadi tanggungjawab pimpinan tempat tersebut
PENETAPAN KTR
Pasal 12
Tempat yang dinyatakan sbg KTR meliputi:
a. Tempat umum
b. Tempat kerja
c. Tempat ibadah
d. Tempat bermain/ tempat berkumpul anak
e. Angkutan umum
f. Lingkungan tempat proses belajar mengajar
g. Sarana kesehatan
Tempat umum meliputi :

a. Pasar modern g. Restoran


b. Pasar tradisional h. Halte
c. Pertokoan i. Hotel
d. Tempat wisata j. Terminal
e. Tempat hiburan k. Stasiun
f. Gedung kesenian l. Sarana olahraga
/bioskop
Larangan Umum

Orang Orang & Badan

 Menjual, memperlihatkan
secara jelas jenis & bentuk
 Melepaskan, menutupi,
rokok dan/atau produk
menyembunyikan dan/atau
tembakau lainnya tetapi ditulis
merusak pengumuman dan
“di sini tersedia rokok” (p. 13
tanda-tanda larangan merokok
(2))
(p. 13 (1))
 Menjual, promosi, iklan rokok
 Merokok di 7 Kawasan
dan/atau produk tembakau
lainnya di 7 Kawasan

Larangan sampai batas pagar/batas terluar


(kecuali lingkungan proses belajar mengajar & sarana kesehatan
berlaku hingga 300 m dari pagar/batas terluar)
PEMBINAAN (PS. 24)
Ditujukan :
 Pimpinan agar pelaksanaan KTR berjalan efektif
 Masyarakat agar berperan aktif dalam mewujudkan KTR

Meliputi :
Penyebarluasan informasi dan sosialisasi
Koordinasi dengan seluruh instansi, organisasi masyarakat, kalangan
pendidikan, tokoh masyarakat & agama
Memotivasi & membangun partisipasi masyarakat dengan
melakukan kampanye KTR
Merumuskan kebijakan yang terkait dengan perlindungan masy. dari
paparan asap rokok
Bekerjasama dengan badan/lembaga nasional/internasional dlm
melindungi masy dari asap rokok
37
PENGAWASAN

Oleh Pimpinan (Ps. 29)

Pimpinan berwenang:
a. Menegur setiap orang yang merokok, memproduksi,
menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan rokok
dan/atau produk tembakau lainnya di KTR
b. Memerintahkan setiap orang yang tidak mengindahkan
teguran untuk meninggalkan KTR

38
PENGAWASAN
Petugas Pengawas KTR (Ps. 31)

1. Pimpinan dapat menunjuk petugas pengawas KTR yang


diberi kewenangan khusus
2. Petugas Pengawas KTR berwenang melaksanakan
pengawasan di KTR yang menjadi wilayah kerjanya

Pengawasan oleh OPD (Ps. 32)


1. Melakukan pengawasan terhadap setiap orang yang
berada di KTR
2. Melalui kunjungan ke lokasi KTR
3. Melalui inspeksi mendadak
39
Peran Masyarakat (Ps. 37)

1. Masyarakat memiliki kesempatan untuk


bertanggung jawab dan berperan dalam
terbentuk dan terwujudnya KTR

2. Masyarakat berperan aktif mengatur KTR


di lingkungan tempat tinggalnya masing-
masing.
Sanksi Administrasi Ketentuan Pidana
 Teguran, jika tidak
dihiraukan, maka
 7 hari kurungan atau
OPD memerintahkan
denda Rp 1.000.000,-
orang atau badan
bagi orang yang
tersebut
melanggar
meninggalkan KTR

 Menghentikan
 3 bulan kurungan atau
kegiatan usaha di KTR
denda Rp 50.000.000,-
bagi badan yang
 Pencabutan izin
melanggar
usaha

Anda mungkin juga menyukai