Anda di halaman 1dari 61

Manajemen ASET

(BMN)

Wawan Saeful Anwar, SKM, MM

Pelatihan Manajemen Puskesmas


Ciloto, 2017
BIO DATA
Wawan SA,
∙PEKERJAAN
 BBPK Ciloto Masuk 1990 – sekarang
 Honorer (Satpam, Petugas Wisma)
 PNS (P.wisma, Pengelola BMN, Staf PPM Staf
P Diklat dan Widyaiswara)

PENDIDIKAN
 SDN, MTS, PGAN, SMAN
 Kesehatan Masyarakat
 Manajemen SDM

MOTTO : Hidup itu Ibadah, Mari kita Syukuri hidup ini,


dengan cara Selalu taqorub Kepada Allah

Rummas :
Ciloto, Cipanas, Cianjur Jawa Barat

 HP: 085811407666/ 08172392134/ 081297563066


 EMAIL: wsanwar157@gmail.com
Tujuan Pembelajaran
Umum :

Setelah mempelajari materi ini, peserta


mampu melakukan Manajemen ASET/BMN.
Tujuan Pembelajaran khusus :
1. Melakukan Pengelolaan ASET
2. Menjelaskan pemanfaatan ASET
3. Melakukan Penghapusan ASET
4. Melakukan Pengawasan & Pengendalian
Daftar Pembahasan
• Pengelolaan ASET
• Hibah ASET
• Inventarisasi ASET
• Pencatatan ASET
• Stok Opname ASET
• Pemanfaatan ASET
• Sewa ASET
• Penghapusan
• Wasdal
ASET/Barang Milik Negara adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah (pasal 1 PP nomor 6 tahun
2006)

Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi


pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik
negara/daerah sesuai dengan ketetentuan yang berlaku

7
Penge lolaan
BMN
STRUKTUR ORGANISASI
PENATAUSAHAAN BMN/ASET
1.Unit Penatausahaan Pengguna Barang (UPPB).
Unit penatausahaan BMN pada tingkat K/L
yang secara fungsional biasanya dilakukan
oleh Sekretaris Jenderal.

2.Unit Penatausahaan Pengguna Barang Eselon I


(UPPB-E1). Unit Penatausahaan BMN pada
tingkat Eselon I yang secara fungsional
biasanya dilakukan oleh Kepala Biro
Perlengkapan/Sekretaris Itjen/Kepala Badan.
STRUKTUR ORGANISASI
PENATAUSAHAAN BMN/ASET Lanjutan…

3. Unit Penatausahaan Pengguna Barang Wilayah


(UPPB-W). Unit Penatausahaan BMN pada tingkat
kantor wilayah yang secara fungsional biasanya
dilakukan oleh Kepala Bagian Umum. Penanggung
jawab UPPB-W adalah Kepala Kantor Wilayah.

4. Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang


(UPKPB). Unit Penatausahaan BMN pada tingkat
satuan kerja yang secara fungsional biasanya
dilakukan oleh Kepala Subbagian Umum/Kepala
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.
Penanggung jawab UPKPB adalah Kepala Kantor.
SIKLUS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

PERENCANAAN KEBUTUHAN
DEFINISI BMN DAN PENGANGGARAN

PENGADAAN
APBN
PENGGUNAAN

PEMANFAATAN

PENGAMANAN DAN
BARANG MILIK PEMELIHARAAN
NEGARA
PENATAUSAHAAN
PENILAIAN
PEROLEHAN LAIN
YANG SAH PENGHAPUSAN
PEMINDAHTANGANAN(Penjualan,
 HIBAH Tukar Menukar,Hibah,Penyertaan
 RAMPASAN modal pemerintah)
 LAIN-LAIN PENGAWASAN/PENGENDALIAN
Rokeu & BMN
2

Formulasi Akuntansi

Mutasi
Saldo Saldo
Awal
+ Tambah/K = Akhir
urang
Hibah BMN
• Pengalihan kepemilikan barang dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah,
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,
antar pemerintah daerah atau dari
Pemerintah pusat/ pemerintah daerah kepada
daerah lain, tanpa memperoleh penggantian
HIBAH
Inventarisasi BMN
INVENTARISASI BMN
 Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN.
 Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai
serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada dalam
penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam
pengelolaan Pengelola Barang.
 Tujuan inventarisasi adalah
(a) agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya
mewujudkan tertib administrasi dan
(b) untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN.
 Pelaksanaannya. Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN
sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun, kecuali untuk barang
persediaan dan kontruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun
 sensus barang sekurang kurangnya sekali dalam 5 tahun
.
Prosedur Inventarisasi

 Tahap Persiapan, meliputi menyusun rencana kerja


pelaksanaan inventarisasi, mengumpulkan dokumen
sumber.
 Tahap pelaksanaan
1. Tahap pendataan, meliputi menghitung jumlah
barang dan mencatat hasil inventarisasi
tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.
2. Tahap identifikasi (Nilai, Kodefikasi, Kondisi
Barang, Brng Hilang, Tidak ditemukan)
 Tahap pelaporan
1) Menyusun Daftar Barang Hasil
Inventarisasi (DBHI)
2) Membuat surat pernyataan kebenaran
hasil pelaksanaan inventarisasi.
3) Menyusun laporan hasil inventarisasi
BMN.
4) Meminta pengesahan atas laporan hasil
inventarisasi BMN beserta DBHI
5) Menyampaikan laporan hasil
inventarisasi beserta kelengkapannya
secara berjenjang
PELAPORAN
1) Daftar Barang Kuasa Pengguna
2) Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS)
a) Laporan Persediaan
b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan
dan Mesin dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi:
* Laporan intrakomptabel
* Laporan ekstrakomptabel
* Laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel
c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan
d) Laporan Aset Lainnya
e) Laporan Barang Bersejarah
f) Catatan Ringkas Barang (CRB)
3). Laporan mutasi BMN
4). Laporan Kondisi Barang (LKB)
5. Laporan Hasil Inventarisasi (LHI)
6. Laporan PNBP (yang bersumber dari
pengelolaan BMN)
7. Arsip Data Komputer (ADK)
Pencatatan BMN
Tahapan Pencatatan
• Di Buku Besar secara manual
• Entri data di Computer
• Di buatkan DBR/DIR/KIR
• Di beri Lebel
Stok Opname BMN
Stok Ofname
• Mengecek kondisi barang
• Menganalisa Keberadaan semua Barang yang
ada dalam catatan dan kondisi langsung di
lapangan
• Dilakukan per semester untuk barang
persediaan (tiap 6 bulan sekali)
• Untuk BMN dilakukan minimal 1 tahun sekali
Pemanfaatan BMN
PEMANFAATAN
PENGERTIAN
1. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara
yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi kementerian/lembaga, dalam bentuk:
a. sewa;
b. pinjam pakai;
c. kerjasama pemanfaatan;
d. bangun serah guna/bangun guna serah;
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
2. Pemanfaatan Barang Milik Negara dilaksanakan dalam
rangka :
– optimalisasi Barang Milik Negara;
– Mengamankan barang milik negara;
– meningkatkan pendapatan negara.
Sewa BMN
No 33/PMK.06/ 2012
Definisi sewa

Pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain


dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai
DASAR PERTIMBANGAN

•Optimalisasi Barang Milik Negara


•Menunjang pelaksanaan tupoksi
•Mencegah penggunaan
Subjek Penyewaan

• Pihak yang dapat menyewakan


• Pengelola
• Pengguna
• Pihak penyewa
• BUMN
• BUMD
• Badan hukum lainnya
• Perorangan
Objek Sewa

•Tanah dan/atau bangunan yang ideal


•Sebagian tanah dan/atau bangunan
•Selain tanah dan/atau bangunan
Jangka Waktu

1. Jangka waktu maksimal 5 th


dan dapat diperpanjang
2. dilakukan evaluasi oleh
a. Pengelola barang
b. Pengguna Barang dan disetujui
oleh pengelola barang
Penghapusan BMN
PENGHAPUSAN BMN
PANITIA PENGHAPUSAN
1. Panitia penghapusan merupakan satuan tugas (task force)
yang dibentuk oleh Pejabat yang berwenang, dengan
ketentuan bahwa panitia penghapusan sekaligus menjadi
panitia peneliti/pemeriksa dan panitia pelelangan.
2. Pembentukan Panitia Penghapusan :
a. Tingkat Daerah
Panitia penghapusan diusulkan oleh Kantor/Satuan Kerja
selaku UPKPB, dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah
selaku UPPB-W.
b. Tingkat Kantor Pusat
Panitia Penghapusan diusulkan oleh Kepala Bagian
Umum/Kepala Bagian Perlengkapan selaku UPKPB, dan
ditetapkan oleh Pimpinan Unit Eselon I selaku UPPB-E1.
TUGAS PANITIA PENGHAPUSAN

1) Meneliti / memeriksa barang yang akan dihapus,


meliputi :
a. Menginventarisir dan meneliti barang yang akan
dihapus.
b. Menilai kondisi fisik barang yang akan dihapus.
c. Menetapkan perkiraan nilai limit terendah
penjualan barang yang akan dihapus.
d. Membuat berita acara penilaian / pemeriksaan.
2) Menyelesaikan kelengkapan administrasi usul
penghapusan.
3) Mengajukan usulan penghapusan kepada Kepala
Kantor / Satuan Kerja selaku UPKPB.
4) Mengkoordinasikan dengan KPKNL, apabila
penghapusan BMN tersebut ditindaklanjuti
dengan penjualan lelang.
5) Menyusun laporan termasuk membuat berita
acara hasil pelaksanaan tindak lanjut
penghapusan.
DOKUMEN PENDUKUNG
Usulan penghapusan BMN yang disampaikan harus
melampirkan hasil penelitian dan penilaian Panitia
Penghapusan yang dituangkan dalam suatu Berita
Acara, dan ditandatangani oleh seluruh Panitia
Penghapusan, serta diketahui oleh Kepala Kantor /
Satuan Kerja, dan dilengkapi dengan :
1. Lampiran Daftar Barang Milik Negara yang diusulkan
untuk dihapus, yang memuat data :
a. Nama Barang Milik Negara.
b. Penggolongan dan Kodefikasi BMN.
c. Tahun Pembuatan dan Tahun Perolehan BMN.
d. Harga Perolehan BMN (harga perolehan yang
tercatat dalam Buku Induk Intrakomptabel dan Buku
Induk Ekstrakomptabel).
e. Kondisi BMN.
f. Nilai limit terendah penjualan BMN.
g. Sebab-sebab / alasan-alasan penghapusan.
2. Dokumen yang mendukung usul penghapusan, yaitu :
a. Alat Angkutan Darat Bermotor.
1) Fotokopi Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB).
2) Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
3) Fotokopi Kartu Identitas Barang (KIB).
4) Keterangan penelitian teknis kendaraan dari Dinas
Perhubungan setempat, yang memuat antara lain
kondisi fisik, dan perkiraan harga jual minimum alat
angkutan darat bermotor apabila dijual.
5) Surat keterangan dari Kepala Kantor / Satker bahwa
penghapusan alat angkutan darat bermotor tersebut
tidak mengganggu aktivitas pelaksanaan tugas dan
fungsi.
b. Bangunan Gedung.
1. Dihapus Karena Akan Direkonstruksi.
a. Fotokopi Kartu Identitas Barang (KIB).
b. Keterangan penelitian teknis dari Dinas Pekerjaan
Umum setempat, yang memuat antara lain kondisi
fisik, dan perkiraan harga jual minimum bangunan
gedung apabila dijual.
c. Fotokopi Dokumen Penganggaran (DIPA).

2. Dihapus Karena Terkena Planalogi Kota.


a. Fotokopi Kartu Identitas Barang (KIB).
b. Keterangan penelitian teknis dari Dinas Pekerjaan
Umum setempat, yang memuat antara lain kondisi
fisik, dan perkiraan harga jual minimum bangunan
gedung apabila dijual.
c. Fotokopi Peraturan Daerah tentang tata ruang wilayah
dan penataan kota.
c. BMN Yang Hilang Karena Dicuri.
1) Fotokopi Kartu Identitas Barang (KIB) untuk BMN
yang memiliki KIB.
2) Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian setempat.
3) Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM).

d. BMN Yang Musnah Karena Terbakar.


1) Fotokopi Kartu Identitas Barang (KIB) untuk BMN yang
memiliki KIB.
2) Surat Keterangan dari Kepolisian setempat.
3) Keterangan penelitian teknis dari Dinas Pekerjaan
Umum setempat, yang memuat antara lain kondisi
fisik, dan perkiraan harga jual minimum bangunan
gedung apabila dijual (apabila masih dapat dijual).
g. BMN Yang Terkena Bencana Alam/Force Majeure.
1) Fotokopi Kartu Identitas Barang (KIB) untuk BMN
yang memiliki KIB.
2) Keterangan dari Pejabat yang berwenang
mengenai terjadinya bencana alam.
3) Keterangan penelitian teknis dari :
- Dinas Pekerjaan Umum setempat, yang memuat
antara lain kondisi fisik, dan perkiraan harga jual
minimum bangunan gedung apabila dijual (apabila
masih dapat dijual).
- Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten setempat
mengenai kondisi tanah.
3. Semua BMN yang diusulkan untuk dihapuskan,
disertai foto BMN tersebut.
PENGAJUAN USULAN
PENGHAPUSAN
Usulan penghapusan BMN diajukan secara hirarki, yaitu :
a. Panitia Penghapusan menyampaikan usul
penghapusan BMN kepada Kepala Kantor / Satker
selaku UPKPB.
b. Kepala Kantor / Satker selaku UPKPB menyampaikan
usul penghapusan BMN tersebut kepada Kepala
Kanwil masing-masing selaku UPPB-W.
c. Kepala Kantor Wilayah selaku UPPB-W
menyampaikan usul penghapusan BMN tersebut
kepada Pimpinan Unit Eselon I masing-masing selaku
UPPB-E1.
d. Pimpinan Unit Eselon I selaku UPPB-E1
menyampaikan usul penghapusan BMN tersebut
kepada Menteri K/L c.q. Sekretaris Jenderal selaku
UPPB.
e. Sesuai dengan SK Pendelegasian Wewenang,
Permohonan Rekomendasi Penghapusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara cq. Kanwil DJKN cq. KPKNL setempat.
PENETAPAN NILAI LIMIT TERENDAH
PENJUALAN
Penetapan nilai limit terendah penjualan BMN merupakan
kewenangan Panitia Penghapusan, dengan metode :
a. Bangunan Gedung
- Metode 1 (prioritas/dianjurkan)
Keterangan penelitian Teknis dari Dinas Pekerjaan Umum
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik dan perkiraan
harga jual minimum bangunan gedung apabila dijual.
- Metode 2
Harga perolehan bangunan gedung dikalikan dengan
persentase kondisi fisik bangunan gedung hasil penelitian
teknis dari Dinas Pekerjaan Umum setempat.
b. Kendaraan Bermotor
- Metode 1 (prioritas/dianjurkan)
Keterangan penelitian Teknis dari instansi terkait (Dinas
Perhubungan, Administrator Pelabuhan/Bandara)
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik, dan
perkiraan harga jual minimum kendaraan bermotor
apabila dijual.
- Metode 2
Harga perolehan kendaraan bermotor dikalikan dengan
persentase kondisi fisik hasil penelitian teknis kendaraan
dari instansi terkait (Dinas Perhubungan, Administrator
Pelabuhan/Bandara) setempat.
c. Barang Milik Negara Lainnya (Harga Perolehan di atas Rp
50.000.000,-)
Ditetapkan oleh Panitia Penghapusan dengan
memperhatikan kondisi fisik, teknologi yang digunakan,
dan nilai ekonomis BMN tersebut.
61

Anda mungkin juga menyukai