Anda di halaman 1dari 18

SELAYANG PANDANG

ASPEK HUKUM FLEBOTOMI


FLEBOTOMI
MENGAPA PERLU PELATIHAN ?
• Hasil pemeriksaan yang berkualitas, butuh SPECIMEN
YANG BERKUALITAS.
• Untuk memperoleh sampel yang berkualitas -------
KETRAMPILAN DAN KEAHLIAN dalam proses
pengambilan specimen.
• Ada RISIKO bahaya dalam tindakan flebotomi
• Peran flebotomis sangatlah penting pada proses pra
analitik ini, sehingga dirasa perlu untuk membekali
seorang flebotomis dengan PELATIHAN untuk
MENINGKATKAN KOMPETENSINYA.
Apa yang harus diketahui
Prosedur Flebotomi

Lokasi Pengambilan Darah

Pengambilan dan Penanganan Sampel

Risiko/komplikasi Flebotomi

Quality Assurance dan Patient Safety

Aspek Medikolegal dan Komunikasi


MASALAH MEDIKOLEGAL
FLEBOTOMI

Siapa pelaksana phlebotomi


(kompetensi dan kewenangannya)
Bagaimana prosedur standarnya
Perlukah supervisi

Siapa yang bertanggungjawab


atas risiko yang terjadi.
UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi


minimum (Pasal 22 : 1)
Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Pasal 23 :
1)
Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki (Pasal 23 : 2)
UU NO 36 TH 2009 TENTANG KESEHATAN
Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 harus memenuhi ketentuan, kode etik
standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional (Pasal 24 : 1)
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
ORGANISASI PROFESI. (Pasal 24 : 2)
UU No. 36 TH 2014 Ttg NAKES

1. Penyelenggaraan upaya kesehatan


harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang bertanggung jawab, yang
MEMILIKi etik dan moral yang tinggi,
KEAHLIAN, dan kewenangan yang
secara terus menerus harus
ditingkatkan mutunya

8
Kewenangan Flebotomi
 Tindakan Medik (intervensi tubuh, efek samping,
alat medis) --------� Kewenangan dokter
 Pendelegasian wewenang :
 Standar Profesi (regulasi)
 Standar Operating Prosedur/SOP

(Hospital by law atau Laboratory by law)


 Permintaan pemeriksaan laboratorium
(1) Standar Profesi
Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/III/2007

 Merupakan dasar kewenangan bagi seorang


ATLM dalam melaksanakan pekerjaan
profesionalnya di Laboratorium Kesehatan

 Standar kompetensi sbg acuan dalam


penyusunan standar pendidikan, standar
pelayanan, & uji kompetensi
Standar Kompetensi
Memiliki keterampilan untuk melaksanakan
proses teknis operasional pelayanan
laboratorium, yaitu
• Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien, labeling, penanganan,
pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman spesimen

• Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan


kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium

• Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang


mempengaruhi hasil uji laboratorium
(2) Standar Pelayanan

Permenkes

No. 411 Tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik

Pasal 17 ayat (2) tenaga analis kes dan tenaga


teknis yang setingkat mempunyai tugas dan
tanggung jawab :

a. Melaksanakan pengambilan dan penanganan


bahan pemeriksaan laboratorium sesuai standar
pelayanan dan SOP
Kep Dirjen Yanmed Depkes RI No.
HK.00.06.3.3.10381 tanggal 3 Desember 1998
tentang
� Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah
Sakit

Uraian tugas tenaga analis


kesehatan/medis adalah
pengambilan dan
penanganan bahan
pemeriksaan laboratorium
Per Menpan No. Per/08/M.PAN/3/2006 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Labkes dan Angka
� Kreditnya

Bab V Pasal 8 tentang rincian


kegiatan dan unsur yang dinilai
sesuai jenjang jabatan yaitu
mengambil spesimen/sampel
laboratorium
Permenkes No. 42 Th. 2015
Pasal 14 Kewenangan ATLM

• Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan


laboratorium
• Melakukan pengambilan dan penanganan
specimen darah serta penanganan cairan dan
jaringan tubuh lainnya

15
TANGGUNG JAWAB HUKUM

ATLM
TERIMA KASIH

9/17/2018 Ketum 2017-2021

Anda mungkin juga menyukai