Anda di halaman 1dari 15

Al-Qur’an dan Sunnah Berbicara

tentang Kesehatan Lingkungan


3 Teori Etika lingkungan
1) Shallow Enviromental Ethics (antrophosentrisme);
– Etika yang meletakkan nilai tertinggi pada manusia dan
kepentingannya, yang dianggap paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan kebijakan yang diambil berkaitan dengan alam.
Konsekuensi antrophosentrisme adalah bahwa nilai dan prinsip
moral hanya berlaku bagi manusia; etika hanya untuk manusia.
2) Intermediate Enviromental Ethics (biosentrisme);
– Nilai tertinggi ada pada seluruh komunitas biotis, bukan hanya
bagi manusia. Setiap kehidupan di bumi, menurut teori ini,
dipandang bernilai pada dirinya, sehingga mempunyai nilai moral
yang sama, lepas dari perhitungan untung–rugi bagi kepentingan
manusia.
3) Deep Enviromental Ethics (ekosentrisme)
– Nilai tertinggi ada pada seluruh komunitas ekologi. Salah satu versi
ekosentrisme adalah Deep Ecology (DE) yang diperkenalkan oleh
Arne Naess, filsuf Norwegia (1973).
Sayyed Hussein nasr
• Merumuskan etika lingkungan berwawasan keagamaan
(teologis).
• Dengan teori pengetahuan suci (Scientia Sacra)-nya, Nashr
mengajak agar manusia kembali ke akar spiritualnya,
kesucian dirinya, yaitu Tuhan dan alam
• Dalam pandangan Nasr, kosmos adalah sebuah buku yang
berisi wahyu primordial yang paling bermakna dan manusia
adalah sebuah realitas yang esensial yang hidup di
dalamnya.
• Manusia merupakan elemen penting yang membawa pesan
batin alam. Manusia dapat memahami kosmos secara utuh,
bukan dengan suatu pengetahuan empirik yang sederhana
maupun hanya dengan suatu sensibilitas atas keindahan-
keindahan alam
Konsep etika Konsep etika Etika lingkungan
lingkungan lingkungan berwawasan
sekuler teologis tauhid
Pilar syariah sebagai dasar konsep
Islam tentang lingkungan
1 • Tauhid

2 • khilafah

3 • Amanah

4 • Adil

5 • Kemashlahatan

6 • Hukum kesetimbangan

7 • Halal dan haram


Tauhid
• Dari mana alam ini berasal?
• Tanggung jawab manusia dalam hidup
(=mengeksploitasi alam) ibadah
Khilafah, Amanah dan Adil
• QS. Baqarah ayat 30: manusia sebagai khalifah
• Khalifah= merepresentasikan diri sebagai wakil
Allah, memelihara alam
• Khalifah=pemimpin, mengandung konsekuensi
bahwa manusia harus bisa mewakili Tuhan
untuk memimpin dan memelihara
keberlangsungan kehidupan semua makhluk.
• Sebagai khalifah, manusia harus bersikap
amanah dan memiliki sikap adil
Kemashlahatan (ishtishlah)
• Tujuan tertinggi dari perlindungan alam dan ekosistem adalah
kemaslahatan dan kesejahteraan (istishlah) universal (bagi seluruh
makhluk) baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat
• Istishlah juga bisa bermakna pemeliharaan terhadap alam termasuk
kepada kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan di bumi yang
diciptakan Tuhan untuk menunjang kehidupan manusia, bukan untuk
dirusak.
• Pemanfaatan alam termasuk hewan dan tumbuhan adalah
pemanfaatan yang berkelanjutan, untuk generasi saat ini dan masa
depan, juga pemanfaatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, bukan pemanfaatan untuk kepentingan komersial
(ekonomi), dan bukan pemanfaatan yang berlebihan (israf), atau
pemanfaatan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan (fasad), dan
bukan pemanfaatan yang dilakukan dengan cara semena-mena atau
berbuat dholim (Q.S. Asy-Syu’ara: 151-152).
Hukum kesetimbangan
• Alam diciptakan Allah dalam keberagaman kualitatif maupun kuantitatif seperti
ukuran, jumlah, struktur, peran, umur, jenis kelamin, masa edar dan radius edarnya 
tetap setimbang.
• Kesetimbangan = hukum Tuhan yang juga berlaku atas alam termasuk manusia.
• Kesetimbangan ini bisa mengalami gangguan (disharmoni) jika salah satu atau banyak
anggota kelompok atau suatu kelompok mengalami gangguan baik secara alamiah
(karena sebab-sebab yang alamiah) maupun akibat campur tangan manusia. Jika
terjadi gangguan terhadap kesetimbangan alam, maka alam akan bereaksi atau
merespon dengan membentuk kesetimbangan baru yang bisa terjadi dalam waktu
singkat, atau bisa pula dalam waktu yang cukup lama tergantung pada intensitas
gangguan serta sifat kelentingan masing-masing sistem alam yang bersangkutan.
• Kesetimbangan baru bisa berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
kesetimbangan sebelumnya.
• Kesetimbangan baru ini bisa bersifat merugikan, bisa pula menguntungkan bagi
anggota komunitas atau kelompok yang bersangkutan.
• Perilaku dan perbuatan manusia terhadap alam termasuk antar manusia yang
diharamkan (dilarang), sebenarnya bertujuan agar kesetimbangan atau harmoni alam
tidak mengalami gangguan.
• Larangan untuk tidak bertengkar, berkata kotor, berbohong, berburu, melukai atau
membunuh hewan dan tanaman pada waktu ihram bagi orang yang sedang berhaji
atau umrah, sebenarnya mengandung pesan bahwa kesetimbangan lingkungan dan
harmoni kehidupan tidak boleh diganggu dengan perbuatan-perbuatan yang merusak
(haram).
Halal Haram
• Halal Haram, Sebagai penjaga keberlanjutan
peran dan fungsi alam serta harmoni kehidupan
• Segala sesuatu yang menguntungkan atau
berakibat baik bagi seseorang, masyarakat dan
lingkungan alamnya serta lingkungan sosialnya
adalah halal.
• Sebaliknya segala sesuatu yang jelek,
membahayakan atau merusak seseorang,
masyarakat dan lingkungan alam dan sosialnya
adalah haram.
Ajaran Islam tentang kesehatan
lingkungan
• Dalam ibadah
• Dalam al-Qur’an
• Dalam al-hadits
Kesehatan lingkungan dalam ibadah
• Hubungan kesebrsihan dengan keimanan
• Ajaran thaharah
– Wudlu
– Buang air sembarangan
• Ajaran bersikap tidak berlebih-lebihan
• Larangan menebang pohon saat perang
Ayat-ayat al-Qur’an tentang lingkungan
Tugas dan tanggung jawab Khalifah :
• Menegakkan agama. (Al-Haj; 22:41) (al-Nur; 24:55) (al-An’Am;
6:163-165)
• Mengatur urusan dunia. (Ali Imran; 3: 159) (Al-Syura; 42:38) (Al-
Nisa; 4: 59)
Penyebab kerusakan lingkungan. (fasad al-bi’ah)
• Merusak. (Al-A’raf; 7: 56,74) (Al-Baqarah; 2: 60)
• Curang. (Hud;11: 85) (Al-Syura;42: 181-183)
• Disorientasi/tidak seimbang, berlebihan. (Al-Isra’; 17: 25-26) (Al-
An’am; 6:141) (al-A’raf; 7:31) (Al- Rahman; 55: 7-9) (al-Furqan;
25:67)
• Mengurangi/mengubah. (Al-Nisa’; 4: 118-119)
• Dorongan hawa nafsu. (Muhammad;47: 22) (Al-An’am; 6:123) (Al-
Isra’;17: 16)
Hadist –hadits tentang lingkungan
• Buku fq lingkungan halaman 36- 38
Sumber
• Keraf, Sonny, Etika Lingkungan. Jakarta:
Kompas, 2002.
• Sayyed Hossein Nasr, Pengetahuan dan
Kesucian, terj. Suharsono. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001.
• Akhlaq Lingkungan, PP Muhammadiyah
• Fiqih Lingkungan, conversation International
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai