Anda di halaman 1dari 27

Gambaran Tes RPR (Rapid Plasma Reagin)

Pada LSL (Lelaki Suka Lelaki) Usia < 30


Tahun Di Puskesmas Putat Jaya

Oleh:
Prima Rahardjo Khudori
12.058

Penguji:
1. Titik Indahwati AMAM
2. Dr. Raymond Runtu Sp. PK., MM
3. Setyo Dwi Santoso S.Si., M.Si
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
SIDOARJO
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sifilis

Treponema pallidum

Tubuh Manusia

LSL (Lelaki Suka Lelaki)

RPR (Rapid Plasma Reagin)


Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil gambaran tes Rapid Plasma
Reagin (RPR) pada Lelaki Suka Lelaki (LSL) usia <
30 tahun ?

Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
tes RPR (rapid plasma reagin) pada LSL (lelaki suka
lelaki) usia < 30 tahun di Puskesmas Putat Jaya
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tes RPR (Rapid Plasma
Reagin) pada pemeriksaan kualitatif

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kadar / titer pemeriksaan pada
pemeriksaan semi kuantitatif
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Menular Seksual
Sifilis yang termasuk penyakit infeksi menular seksual (IMS)
disebabkan oleh Treponema pallidum, sangat kronik dan bersifat
sistematik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua
alat tubuh, dan menyerang sistem kardiovaskuler, mempunyai
masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu hamil ke janin.

Sifilis bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan


menyebabkan cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi
oleh sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.

Penularan sifilis biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada


beberapa contoh lain seperti penularan melalui ibu ke anak dalam
uterus.
Pencegahan
Pencegahan yang paling efektif tentunya
adalah tidak berhubungan langsung dengan
orang yang memiliki penyakit kelamin
menular. Setia pada pasangan dan tidak gonta
ganti pasangan adalah lebih baik bagi
kehidupan seksual yang sehat.
Klasifikasi Ilmiah
• Kerajaan : Eubacteria
• Filum: Spirochaetae
• Kelas : Spirochaetae
• Ordo : Spirochaetales
• Famili : Spirochaetaceae
• Genus : Treponema
• Spesies : T. pallidum
RPR (Rapid Plasma Reagin)
Tes dengan antigen lipoid yang penggunanya direkomendasi
oleh WHO , telah distandarisasi dan termasuk yang terbaik
untuk jenisnya. Antigen untuk VDRL atau RPR terdiri atas
0,03% kardiolipin, 0,21% lesitin, dan 0,9% kolesterol.

Penambahan kolesterol bertujuan meningkatkan efektivitas


permukaan antigen yang akan bereaksi dengan reagin. Reagin
dari penderita sifilis mampu menimbulkan perubahan disperse
antigen kardiolipin-lesitin, sehingga dapat terjadi flokulasi
yang dapat terlihat secara makroskopik.
METODE PENELITIAN
Kerangka Kerja
Study Literatur

Persiapan Penelitian

Persiapan Alat Persiapan Sampel Persiapan Bahan

Tes RPR Kualitatif dan Semi Kuantitatif

Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Penulisan Laporan
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat pemeriksaan

Populasi dan Sampel


• Populasi dalam penelitian ini adalah Lelaki Suka
Lelaki (LSL) yang berobat ke Puskesmas Putat Jaya.
• Sampel penelitian adalah sebagian dari anggota
populasi yang diambil secara acak sebanyak 20
sampel di Puskesmas Putat Jaya
Waktu dan Tempat Penelitian
• Dalam penelitian ini sampel diambil di Puskesmas
Putat Jaya pada tanggal 27 Juni 2015.
• Sampel diperiksakan di laboratorium Imunologi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim
Latif Sidoarjo pada tanggal 28 Juni 2015.
Persiapan Penelitian
Alat :
• Rotator
• Slide card
• Mikropipet 20 µl, 50 µl, dan 100 µl
• Batang pengaduk
• Tabung + Rak Tabung
• Yellow tip
Bahan :
• Serum
• Reagen RPR Carbon Focus Diagnostic
Prosedur Penelitian
Pengambilan sampel darah vena lalu disentrifuge sehingga
terbentuk serum

Tes Kualitatif
• Pipet serum 50 µl taruh pada slide card, lalu ratakan
dengan batang pengaduk sampai memenuhi lingkaran.
• Kemudian teteskan 1 tetes (20 µl) reagen RPR Carbon.
• Taruh pada rotator dengan kecepatan 100 rpm selama 8
menit.
• Baca dengan mata telanjang apabila terjadi flokulasi
lanjutkan ke semi kuantitatif.
Tes Semi Kuantitatif
• Pipet Pz 100 µl masukkan pada tabung nomor 1, 2, 3,
dan tabung nomor 4 biarkan kosong.
• Tambahkan 100 µl serum pada tabung nomor 1, lalu
campur, pipet 100 µl pada tabung nomor 1 kemudian
letakkan pada tabung nomor 2, lalu campur, pipet 100
µl pada tabung nomor 2 kemudian letakkan pada tabung
nomor 3, lalu campur, pipet 100 µl pada tabung nomor
3 kemudian letakkan pada tabung nomor 4 yang
merupakan tabung kosong.
• Dari masing – masing pengenceran dilakukan seperti tes
kualitatif
• Baca flokulasinya pada pengenceran tertinggi yang
masih menunjukkan adanya flokulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pemeriksaan Pemeriksaan
RPR RPR
Reaktif Reaktif
No. Kode Semi No. Kode Semi
Kuali RPR Kualit RPR
Kuantit Kuantit
tatif atif
atif atif
1 001 - - X 11 011 - - X
2 002 - - X 12 012 - - X
3 003 - - X 13 013 - - X
4 004 +2 1:4  14 014 - - X
5 005 - - X 15 015 + 1:2 
6 006 - - X 16 016 - - X
7 007 - - X 17 017 - - X
8 008 - - X 18 018 - - X
9 009 +3 1:8  19 019 - - X
10 010 - - X 20 020 - - X
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian di laboratorium Imunologi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim
Latif Sidoarjo terhadap 20 sampel maka didapatkan
prosentase sebagaimana dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tes Reaktif Prosentase Non Reaktif Prosentase

Rapid Plasma
Reagin 4 20 % 16 80 %
(RPR)
Pembahasan
Berdasarkan data pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR)
secara kualitatif dan semi kuantitatif diatas, dapat disimpulkan
bahwa banyaknya flokulasi pada tes kualitatif dapat menyebabkan
tingginya kadar pada pengenceran.
Hasil pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR) secara
kualitatif dan semi kuantitatif didapatkan hasil 20 % reaktif dan
80 % non reaktif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pemeriksaan Rapid Plasma Reagin
(RPR) secara kualitatif dan semi kuantitatif didapatkan hasil
20 % reaktif dan 80 % non reaktif. Tes Rapid Plasma Reagin
(RPR) secara kualitatif dilihat untuk melihat adanya flokulasi
sedangkan tes Rapid Plasma Reagin (RPR) secara semi
kuantitatif dilihat untuk mengetahui kadar pengenceran
tertinggi hasil reaktif sifilis dan dapat menegakkan diagnosa
pada tes kualitatif.
Saran
Kepada masyarakat :
Tidak melakukan seks bebas, tidak berganti pasangan, atau
menggunakan pengaman ketika melakukan hubungan seksual.
Kesehatan dan kehidupan bersih sangat berguna untuk kita maupun
orang lain, karena dengan kebiasaan tersebut penyakit menular bisa
diminimalisir untuk menginfeksi tubuh kita. Alangkah baiknya
melindungi diri dengan iman yang kuat serta menambah wawasan yang
cukup tentang penyakit menular seksual.

Kepada instalasi kesehatan :


Lebih digiatkan lagi penyuluhan kesehatan tentang bahaya penyakit
sifilis kepada warga – warga terutama pada pekerja seks komersial agar
selalu mempunyai kebiasaan kehidupan bersih dan kesehatan yang
cukup.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai