Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

DERMATITIS KONTAK IRITAN


Presentator :
Zahratul Shavitri

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


RSUD Kota Langsa
2018

PEMBIMBING :
DR. MAINIADI, SP.KK,FINSDV,FAADV
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.A
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Gampong Jawa
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Kuli Bangunan
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Muncul bercak merah dan kulit mengelupas di


kedua tangan .

Keluhan Tambahan : Gatal dan panas.

Telaah :
Pasien datang dengan keluhan muncul bercak merah dan kulit mengelupas di kedua
tangan. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Bercak merah dan kulit mengelupas
tersebut terasa gatal dan panas. Keluhan bertambah luas sejak pertama kali muncul. Pasien
mengatakan keluhan muncul setelah pasien mengaduk semen dan pasien juga mengatakan
sangat jarang memakai alat proteksi diri. Pertama kali muncul berupa gelembung-gelembung
merah berair yang terasa gatal dan panas di kedua telapak tangan, dan jika pecah mengeluarkan
cairan bening. Pasien mengatakan sering menggaruk kedua tangannya tersebut. Lama-kelamaan
gelembung-gelembung merah berair tersebut menjadi bercak-bercak merah yang disertai kulit
mengelupas di kedua tangan. Selama 1 minggu ini hanya diberi obat yang dibeli di apotik tapi
pasien lupa nama obatnya. Bila pasien minum obat, gatal terasa berkurang. Namun bila pasien
mengaduk semen, rasa gatal dan panas mucul kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mengalami keluhan seperti
ini selama ± 8 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada keluarga menderita penyakit
yang sama
Riwayat Pemakaian Obat : Ada, pasien tidak ingat nama
obatnya.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis

Status Dermatologi

Ruam Primer : eritema


Ruam Sekunder : skuama, likenifikasi, fisura.
Lokasi : Manus dextra dan Manus Sinistra
DIAGNOSA BANDING NON FARMAKOLOGI:
•Dermatitis Kontak Iritan •Memakai alat proteksi diri saat
•Dermatitis Kontak Alergi bekerja

DIAGNOSA KERJA
•Dermatitis Kontak Iritan

PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI :
•Cetirizine 1x10 mg
•Dexamethasone 2x0,5 mg
•Desoxymethasone 0,25% cream
DERMATITI
S KONTAK
IRITAN
Definisi

•Dermatitis Kontak Iritan merupakan reaksi


peradangan kulit non-imunologik, yaitu
kerusakan kulit terjadi langsung tanpa di
dahului proses pengenalan/sensitisasi.
Epidemiologi

•Dermatitis kontak iritan dapat dialami oleh semua orang dari berbagai golongan
umur, ras, dan jenis kelamin.

• Jumlah orang yang mengalami DKI diperkirakan cukup banyak, terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan. (DKI akibat kerja).
Etiologi

Faktor Eksogen Faktor Endogen


•Faktor Genetik
• Bahan Kimia (deterjen,asam •Jenis Kelamin
alkali, minyak pelumas).
•Umur
• Fisik (sinar, suhu) •Suku

• Mikro-organisme(bakteri, •Lokasi Kulit


jamur) •Riwayat Atopi
Klasifikasi

•Penyebab DKI akut adalah iritan kuat,


1. Dermatitis Kontak Iritan Akut
misalnya asam dan basa kuat,
contohnya asam sulfat dan kalium
hidroksida.

•Biasanya terjadi karena kecelakaan


ditempat kerja.

•Reaksi segera timbul pada tempat yang


DKI akut akibat penggunaan pelarut industri
terkontak.
Klasifikasi

2. Dermatitis Kontak Iritan Akut Lambat (Delayed ICD)

• DKI akut lambat baru terjadi 8 sampai 24 jam setelah berkontak.

• Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI akut lambat contohnya :


tretinoin, asam hidrofluorat.

• Gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut.


Klasifikasi

3. Reaksi Iritan •Reaksi iritan dapat terjadi pada seseorang


yang terpajan dengan pekerjaan basah
contohnya penata rambut.

•Reaksi Iritan umumnya dapat sembuh


sendiri, atau berlanjut menimbulkan
penebalan kulit dan menjadi DKI
kumulatif.
Klasifikasi

4. Dermatitis Kontak Iritan Kumulatif ( Kronis )


•DKI kumulatif sering
berhubungan dengan pekerjaan
contohnya : Pencuci, kuli
bangunan, tukang kebun.

•DKI kumulatif ini baru terlihat


nyata setelah kontak berlangsung
beberapa minggu, bulan, bahkan
bertahun-tahun.
DKI kronis akibat efek krosif dari semen
Patogenesis

Gambar 1 : (a-d) mekanisme imunologis


terjadinya dermatitis kontak iritan (DKI).
(a) bahan iritan fisik dan kimia memicu
pelepasan sitokin dan mediator inflamasi
lainnya yang disebut sinyal bahaya. (b)
sel epidermis dan dermis merespon sinyal
bahaya tersebut. (c) setelah itu, sitokin
inflamasi dikeluarkan dari sel residen dan
sel inflamasi yang sudah terinfiltrasi.(d)
sebagai akibatnya, dari produksi sitokin
inflamasi, banyak sel inflamasi termasuk
neutrofil diserang dan dibawa pengaruh
picuan inflamasi mengeluarkan mediator
inflamasi. Hasilnya dapat dilihat secara
klinis pada DKI.
Diagnosis

PEMERIKSAAN FISIK :
ANAMNESA :
1. Ruam Primer
1. Onset dan Durasi
2. Ruam Sekunder
2. Riwayat Penyakit Terdahulu
3. Lokasinya
3. Riwayat Keluarga
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
4. Riwayat Pekerjaan
4. Anjuran Uji Tempel dengan Bahan Yang
5. Kosmetik yang digunakan
di curigai
6. Terapi yang dijalani
Diagnosa
Banding

1. Dermatitis Kontak Iritan

2. Dermatitis Kontak Alergi


Penatalaksan
aan

NON-MEDIKAMENTOSA :
• Melakukan proteksi diri (seperti pengguna
an sarung tangan) untuk menghindarkan kulit dari
bahan iritan.
MEDIKAMENTOSA :
• Kortikosteroid Topikal
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai