Anda di halaman 1dari 14

“ Add your company slogan ”

TEORI KONSUMSI
ISLAMI

LOGO
A. FUNGSI KESEJAHTERAAN,
MAXIMIZER, DAN UTILITAS OLEH IMAM
AL-GHAZALI

 Berawal dari adanya konsep maslahat


atau kesejahteraan sosial atau utilitas
(“kebaikan bersama”), sebuah konsep
yang mencakup semua urusan manusia,
baik urusan ekonomi maupun urusan
lainnya, dan yang membuat kaitan yang
erat antara individu dengan masyarakat.
 Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahat)
dari suatu masyarakat tergantung kepada
pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar :
1. Agama (al-dien)
2. Hidup atau jiwa (nafs)
3. Keluarga atau keturunan (nasl)
4. Harta atau kekayaan (maal)
5. Intelek atau akal (aql)
Menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu,
“kebaikan dunia ini dan akhirat (maslahat al-din
wa al-dunya) merupakan tujuan utamanya”
 Ia mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi
kesejahteraan sosialnya dalam kerangka hierarki utilitas
individu dan sosial yang tripartit meliputi :
 kebutuhan (daruriat); seperti makanan, pakaian dan
perumahan.
 kesenangan atau kenyamanan (hajaat); terdiri dari
semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi tetapi
dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan
kesukaran dalam hidup.
 kemewahan (tahsinaat).; mencakup kegiatan-kegiatan
dan hak-hal yang lebih jauh dari sekadar kenyamanan
saja; meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau
menghiasi hidup.
 Al-Ghazali memandang perkembangan ekonomi sebagai
bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fard al-kifayah)
yang sudah ditetapkan Allah: jika hal-hal ini tidak
dipenuhi, kehidupan dunia akan runtuh dan
kemanusiaan akan binasa.
 Ia mengidentifikasikan tiga alasan mengapa seseorang
harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi:
1. Mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan.
2. Mensejahterakan keluarga
3. Membantu orang lain yang membutuhkan.
Tidak terpenuhinya ketiga alasan ini dapat “dipersalahkan”
menurut agama.
 Seorang muslim sejati, meskipun memiliki sejumlah harta, ia
tidak akan memanfaatkannya sendiri, karena dalam Islam
setiap muslim yang mendapat harta diwajib-kan untuk
mendistribusikan kekayaan pribadinya itu kepada masyarakat
yang membutuhkan (miskin) sesuai dengan aturan syariah
yaitu melalui Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWA).
 Masyarakat yang tidak berpunya atau miskin berhak untuk
menerima ZISWA tersebut sebagai bentuk distribusi kekayaan.
Intinya bahwa tingkat konsumsi seseorang itu (terutama
Muslim) didasarkan pada tingkat pendaapatan dan
keimanan. Semakin tinggi pendapatan dan keimanan sesorang
maka semakin tinggi pengeluarannya untuk hal-hal yang
bernilai ibadah sedangkan pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan dasar tidak akan banyak pertambahannya bahkan
cenderung turun.
Karena itu, konsumsi dalam Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
Konsumsi = Maslahah = Manfaat + Berkah
Dengan mengkonsumsi sesuatu, maka diharapkan akan didapat manfaat, yang
dapat dirinci sebagai berikut:
1. Manfaat material, seperti murah, kaya, dan lainnya.
2. Manfaat fisik/psikis meliputi rasa aman, sehat, nyaman dan lain
sebagainya.
3. Manfaat intelektual, seperti informasi, pengetahuan dan lainnya.
4. Manfaat lingkungan, eksternalitas positif.
5. Manfaat secara inter-generational dan antar-generationnal, yaitu adanya
kelestarian, bermanfaat untuk keturunan dan generasi yang akan datang.
Sedangkan berkah yang diharapkan didapat dari aktivitas konsumsi tersebut
yaitu: Kehalalan barang dan jasa yang dikonsumsi. ‘Idak Israf artinya
memberikan kegunaan bagi yang mengkonsumsinya maupun bagi yang lainnya
Mendapat Ridho Allah.
Dalam ekonomi Islam, setiap aktivitas konsumsi, bagi semua orang akan selalu
menghadapi kendala. Kendala utama yang dihadapi dalam melakukan
konsumsi adalah:
1) anggaran
2) berkah minimum,
3) Israf dan moral Islam.
Denga kendala tersebut, maka setiap orang akan selalu berusaha untuk
memaksimalkan maslahah dari kegiatan konsumsinya. Dengan kendala
tersebut, maka fungsi konsumsi Islami adalah fungsi maslahah yang secara
umum (Ikhwan A. Basri. 2009) adalah sebagai berikut:

Fungsi konsumsi = fungsi maslahah: M = maslahah dalam berkonsumsi


m = konsumsi rata-rata = kebutuhan dasar
M = m + (Mf, B)Yd Mf = manfaat
M = m + Mf Yd + B Yd B = berkah atau amal saleh
Yd = pendapatan halal personal (pendapatan
halal yang siap dibelanjakan)
Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, maka seseorang atau suatu
rumahtangga akan berupaya memaksimalkan maslahanya dalam setiap
melakukan aktivitas konsumsi. Memaksimalkan maslaha dalam arti
dapat memenuhi kebutuhan dasar dan sekaligus meningkatkan manfaat
dan berkah. Dengan makin tingginya manfaat dan berkah akan semakin
tinggi amal saleh yang didapatkan oleh seseorang atau suatu
rumahtangga.
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa semua aktivitas manusia
yang bertujuan untuk kebaikan adalah ibadah, maka konsumsi
merupakan aktivitas ibadah. Menyangkut ibadah ini, maka setiap orang
atau rumahtangga secara umum dapat dibedakan dalam 2 (dua)
katergori, yaitu:
1). Orang atau rumah tangga yang ber-Iman tinggi
2). Orang atau rumahtangga yang ber-Iman rendah
Bagi seseorang atau suatu rumahtangga yang mempunyai kelebihan harta dan tingkat keimanan
yang tinggi, maka mereka wajib mengeluarkan zakat dan mereka tersebut disebut Muzakki.
Karena itu, tambahan pengeluaran Muzakki dapat ditulis sebagai berikut:
MPCmuzakki = MPCriil + MPCamal shaleh
Dengan demikian apabila;
β = MPCmuzakki;
α= MPCriil;
d = MPC amal shaleh; -
maka fungsi konsumsi Islami-nya dapat ditulis sebagai berikut;
C = α + (β + d) Yd
C = α + β Yd + dYd
Dengan kondisi:
d = 0; α = β
d<α
d=α
d>α
d=β;α=0
Keimanan yang semakin meningkat membuat nilai d (amal shaleh) akan semakin mendekati nilai
β. Dengan semakin tingginya nilai d maka para Muzakki akan meminimalkan preferensi konsumsi
untuk diri sendiri.
Dari fungsi di atas juga dapat diketahui bahwa Y dalam perspektif
islam terdiri dari Criil dan
C amal saleh :
C amal saleh = untuk mustahik = Z (zakat) dan IS (infak dan sodaqoh)
 Co (asumsi 9 golongan penerima zakat)
C riil = muzakki
Jadi untuk 2 sektor menjadi
Y = Cd + Ca + I 
Y = a + b (Y- zY– isY) + Z + IS + I
Y = a + bY – bzY – bisY + Z + IS + I
Y- bY + bzY+ bisY = a + Z + IS + I
Y ( 1-b+bz+ bis) = a + Z + IS + I
Yeq = a + Z + IS + I
1-b+bz+ bis
Bagaimana untuk tiga sektor
Y=C+I+G
Y = Cd + Ca + I + G
Y = a + b (Y- (zY+isY) – (Tx+tY) + Tr) + Z + IS + I + G
Y = a + bY – bzY – bisY –bTx – btY +bTr + Z + IS + I + G
Y - bY + bzY+ bisY +btY = a - bTx +bTr + Z + IS + I + G
Y ( 1-b+bz+ bis +bt ) = a - bTx +bTr + Z + IS + I + G
Y = a - bTx +bTr + Z + IS + I + G
( 1-b+bz+ bis +bt )

Coba kerjakan untuk 4 sektor


“ Add your company slogan ”

www.themegallery.com

LOGO

Anda mungkin juga menyukai