Definisi Pajak :
Iuran masyarakat kepada Negara
Iuran wajib yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma hukum
Berdasarkan Kelompok, pajak ada :
Pajak Langsung – Pajak Tak Langsung
Pajak Daerah – Pajak Pusat
Pajak Langsung adalah Pajak yang harus dipikul sendiri
oleh wajib pajak yang bersangkutan.
Pajak Tak Langsung adalah Pajak yang pada akhirnya
dilimpahkan pada pihak lain, Misal : PPN.
Pajak Daerah adalah Pajak yang wewenang
pemungutannya berada pada Pemerintah daerah baik
tingkat provinsi atau kabupaten.
Pajak Pusat adalah Pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat.
Berdasarkan sistem self assessment, wajib
pajak mempunyai kewajiban :
Mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak di
wilayah dimana wajib pajak berkedudukan /
bertempat tinggal.
Menghitung sendiri pajak yang terhutamg dan
membayar dengan menyetor sendiri melalui
pemotongan / pungutan oleh pihak lain.
Menyampaikan SPT tahunan.
Dalam rangka membantu memudahkan pengisian
SPT tahunan ada buku petunkuk pengisian yang setiap
tahun diterbitkan.
WP ( Wajib Pajak )
NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak )
SPT ( Surat Pemberitahuan )
SKP ( Surat Ketetapan Pajak )
PKP ( Pengusaha Kena Pajak )
( Penghasilan Kena Pajak )
PTKP ( Penghasilan TIdak Kena Pajak )
PPN ( Pajak Pertambahan Nilai )
PPH ( Pajak Penghasilan )
PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan )
SSP ( Surat Setoran Pajak )
Pajak Penghasilan:
PPH Badan
PPH Orang Pribadi
PPH Pasal 21 : Pengenaan pajak atas penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan.
PPH pasal 23 : Pengenaan pajak atas sewa. Deviden,
bunga, dll.
PPH pasal 25 : Pembayaran (angsuran) pajak yang
dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri.
PPH pasal 29 : Pembayaran pajak kurang bayar pada akhir
tahun.
PPH pasal 28 : Pembayaran pajak lebih bayar pada akhir
tahun
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Reklame
Pajak Inventaris
PPN : Pajak Pertambahan Nilai (Pajak atas penyerahan barang dan
jasa).
Perhitungan PPH Badan:
Dilakukan dengan pembukuan ( membuat neraca rugi laba ),
dihitung berdasarkan keuntungan bersih dikalikan tarip pajak.
1. menurut wilayah:
a. 10 ibukota propinsi ( Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,
semarang, Suarabaya, Denpasar, Menado, Makasar
dan Pontianak
b. ibukota propinsi lain
c. daerah lainnya.
2. Jenis usaha ( lihat tabel )
Tarif pajak
Tarif pajak ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh:
Pajak terhutang :
67.200.000
50% x 28% x (4.800 / 30.000) x 3.000.000.000 705.600.000
100% x 28% x (25.200 / 30.000) x Jumlah pajak 3.000.000.000 772.800.000
terhutang
kredit pajak (632.000.000)
(pph 22/23/24/25/FLN,PPh penghasilan tanah)
Pajak yang harus (lebih) bayar 140.800.000
KRITERIA UMKM
Kelompok
Usaha kekayaan bersih Penjualan bersih
(di luar tanah bangunan) setahun
KECIL di atas Rp 50 juta - Rp 500 juta di atas Rp 300 juta - Rp 2,5 milyar
Lama Baru
WP Rp 13.200.000 Rp 15.840.000
Status kawin Rp 1.200.000 Rp 1.320.000
Istri bekerja Rp 13.200.000 Rp 15.840.000
Tanggungan Rp 1.200.000 Rp 1.320.000
Maks. Tanggungan K/3 K/3
PPH 21
Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan.
PEMOTONG PAJAK PPH 21
Pemberi kerja yang terdiri orang pribadi dan badan baik merupakan pusat atau
cabang.
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH Ps. 21
Penghasilan yang diterima secara teratur. Berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan.
BESARNYA PPH 21
Dihitung berdasarkan penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak
(PTKP).
Pajak yang ditanggung pemerintah sebesar Rp 1.000.000,- setelah dikurangi tunjangan
jabatan sebesar 5 % , dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak ( PTKP )
Penghasilan lebih dari Rp 2.000.000,- tidak ada pajak yg ditanggung pemerintah.
•HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK
PEMOTONG PAJAK
Orang pribadi yang menjalankan pembukuan atas pembayaran
berupa sewa, sebesar 10%.
Besarnya 15% dari jumlah bruto atas deviden.
Penyetoran pajak mengunakan SSP ke kantor pos atau bank yang
ditunjuk selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwin berikutnya.
Dilaporkan ke kantor pelayanan pajak atau penyuluhan pajak
selambatnya tanggal 20 bulan takwin berikutnya.
PAJAK PENGHASILAN Ps. 25
PPH Ps. 25 merupakan angsuran pajak penghasilan yang harus
dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan.
Kerugian PKP :
Kewajibannya bertambah selain PPN & PPH.
Biaya administrasi tinggi, butuh tenaga ahli.
Kewajiban PKP
1. Memungut PPN
Sarana administrasi pemungut PPN adalah Faktur Pajak Standar, Faktur
pajak Gabungan, Faktur Pajak Sederhana, dan dokumen-dokumen tertentu
sebagai Faktur Pajak.
2. Menyetor PPN
Sarana yang digunakan untuk dapat melaksanakan kewajiban ini adalah
Surat Setoran Pajak (SSP). Saat penyetoran paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya.
3. Melaporkan PPN
sarana yang digunakan untuk dapat melaksanakan kewajiban ini adalah
dengan mengisi Surat Pemberitahuan Masa PPN. Pelaporan Surat
Pemberitahuan Masa PPN paling lambat harus dilakukan pada tanggal 20
setelah berakhirnya masa pajak.
Hak PKP
Melakukan perhitungan Pajak Masukan
Melakukan kompensasi kelebihan pajak ke masa pajak berikutnya
Melakukan restitusi PPN
Pencabutan NPKP
1. PKP dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan
sebagai PKP apabila jumlah peredaran bruto dan atau
penerimaan bruto dalam satu tahun buku tidak melebihi Rp
600.000.000,-