PENGGOLONGAN OBAT
M.ANSHARI S.Si.,MM.Apt.
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi)
adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek K
5. Obat narkotika
6. Obat psikotropika
Obat Bebas Obat yang dapat Minyak kayu putih,
dijual bebas kepada OBH, OBP,
umum tanpa resep Paracetamol, Vit. C,
dokter B Komplex, dll.
(G : Gevaarlijk)
pemakaiannya tidak
berdasarkan resep
dokter.
antibiotika,
antihistamin, dll. K
OWA Obat keras yang Linestrenol, antasid,
dapat diserahkan
oleh apoteker tanpa
resep dokter.
salbutamol,
basitrasin krim,
ranitidin, dll.
K
Narkotika Zat atau obat yang berasal dari Tanm. Papaver
tanaman atau bukan, sintetis atau somniferum,
semisintetis yang dapat kokain, ganja,
menyebabkan penurunan atau heroin, morfin,
perubahan kesadaran, hilangnya opium, kodein, dll.
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri.
Psikotropika Zat atau obat baik alamiah Lisergida,
K
maupun sintetis bukan narkotika psilosibina,
yang berkhasiat psikoaktif melalui amfetamin,
pengaruh selektif pada SSP yang diazepam,
menyebabkan perubahan khas fenobarbital,
pada aktifitas mental dan perilaku. klordiazepoksida,
dll.
CARA PENAMAAN OBAT
1. Obat dgn Nama Generik (Unbranded drug)
• Obat generik adalah obat dengan nama generik, nama
resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
dan INN (International Non-propietary Names) dari WHO
(World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya.
• Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari
monografi sediaan-sediaan obat yang mengandung
nama generik tersebut sebagai zat tunggal. Jadi antara
nama yang tertera di kemasan dengan nama kandungan
zat aktifnya adalah sama persis
• Contoh : Parasetamol, Antalgin, Asam Mefenamat,
Amoksisilin, Cefadroxyl, Loratadine, Ketoconazole,
Acyclovir, dan lain-lain.
2. Obat Nama Dagang (Branded drug)
• Obat Nama Dagang adalah nama sediaan obat yang
diberikan oleh pabriknya dan terdaftar di departemen
kesehatan suatu negara, disebut juga sebagai merek
terdaftar. Dari satu nama generik dapat diproduksi
berbagai macam sediaan obat dengan nama dagang
yang berlainan ,misal : Pehamoxil (berisi : Amoxicillin),
Diafac (berisi : metformin) dll.
• Nama dagang ini sering juga disebut nama paten.
Perusahaan obat yang menemukan obat tersebut dapat
memasarkannya dengan nama dagang.
• Disebut pula obat paten karena pabrik penemu tersebut
berhak atas paten penemuan obat tersebut dalam
jangka waktu tertentu. Selama paten tersebut masih
berlaku, tidak boleh diproduksi oleh pabrik lain.
• Obat nama dagang yang telah habis masa patennya
dapat diproduksi dan dijual oleh pabrik lain dengan
nama dagang berbeda yang biasa disebut sebagai me-
too product (di beberapa negara barat disebut branded
generic) atau tetap dijual dengan nama generik.
3. Obat dgn Nama KIMIA
• Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia
yang menggambarkan struktur molekulnya. Karena
itu, nama kimia obat biasanya amat kompleks
sehingga tak mudah diingat orang awam.
• Untuk kepentingan penelitian acapkali nama kimia
ini disingkat dengan kode tertentu, misalnya PH
131. Setelah obat itu dinyatakan aman dan
bermanfaat melalui uji klinis, barulah obat tersebut
di daftarkan pada Badan Pengawasan Obat dan
Makanan.
• Contoh : 4-Hidroksiasetinilida parasetamol
8-[(4-amino-1-metilbuti)amino]-6-metoksi-kuinolina
Primaquin
4.Obat dgn NAMA LATIN
• Dengan beberapa pengecualian, nama latin
ditulis dalam bentuk tunggal dan sebagai kata
benda netral deklinasi kedua.
• Nama garam ditulis dengan menyebutkan unsur
logam dalam bentuk genetif, di ikuti nama
bagian asam dalam bentuk nominative.
• Untuk senyawa yang diturunkan dari asam yang
tidak sesungguhnya kedua bagian ditulis dalam
nomatif dengan menyebutkan nama bagian
asamnya diikuti nama unsure logamnya.
• Perhatikan contoh berikut: Acetaminophenum;
Acidum Ascorbicum; Aethambubutoli
Hydrochloridum; Isoniazidum; Pethdini
Hydrochoridum
Klasifikasi Obat
• Untuk memudahkan dalam pencarian,
pemilihan, pemanfaatan, pembelajaran,
obat dikelompokkan dalam beberapa sub
kelompok sesuai dengan jenis klasifikasi
yang digunakan
• Jenis klasifikasi yang umum dikenal :
• Klasifikasi obat berdasarkan Efek Farmakologis
• Klasifikasi obat berdasarkan Kelas Terapi
• Klasifikasi taksonomi anatomi obat (ACT)
1. Klasifikasi FARMAKOLOGI
• Pengelompokan obat berdasarkan efek
farmakologi dominan dari obat
• Contoh :
I. Obat Otonom
I.1. Kolinergik
I.2. Antikolinergik
I.3. Adrenergik
I.4. Antiadrenergik
II.Obat Susunan Saraf Pusat
II.1. Obat Anestesi umum
II.2. Obat Anti Epilepsi
II.3. Obat Anti \psarkinson
II.4. Psikotropika
II.4. Analgetik-antipiretik
II.5. Hipnotik-Sedatif dll
2. Klasifikasi Kimiawi Terapeutik
Anatomis (ACT)
• Sistem Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis
atau (ACT, Anatomical Therapeutic Chemical
Classification System) adalah sistem pengelompokan
yang digunakan untuk Klasifikasi taksonomi obat.
ACT disusun dan dipantau oleh Pusat Bersama untuk
Metodologi Statistika Obat Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dan dipublikasikan pertama kali pada
1976
• Sistem klasifikasi ini membagi obat-obatan menjadi
kelompok yang berbeda sesuai dengan organ atau
sistem di mana lokasi terapi dan karakteristik
kimiawinya bekerja.
• Dalam sistem ini, obat-obatan diklasifikasikan menjadi
5 tingkatan yang berbeda:
A Saluran pencernaan dan metabolisme
B Darah dan organ pembentuk darah
C Sistem kardiovaskular
Dalam tingkatan D Dermatologi
pertama ini, kode G
Sistem genitourinarius (kelamin-kemih)
dan hormon seks
didasarkan pada Preparat hormonal sistemik, kecuali
satu abjad untuk H
hormon seks dan insulin
kelompok J Anti-infeksi untuk penggunaan sistemik
anatomis. Kode Agen-agen antineoplastik dan
L
imunomodulasi
terdiri dari satu M Sistem muskuloskeletal (otot-kerangka)
huruf. Terdapat 14 N Sistem saraf
kelompok utama P
Produk antiparasitik, insektisida, dan
repelan
yaitu:
R Sistem pernapasan
S Sistem indera
V Aneka ragam
• Tingkat dua Tingkat dua dari kode
didasarkan pada kelompok utama terapeutik
dan terdiri dari dua digit angka.
• Tingkat tigaTingkat tiga dari kode
didasarkan pada subkelompok farmakologis
atau terapeutik dan terdiri dari satu abjad.
• Tingkat empatTingkat empat dari kode
didasarkan pada subkelompok kimiawi atau
terapeutik atau farmakologi dan terdiri dari
satu abjad.
• Tingkat limaTingkat lima dari kode
didasarkan pada subkelompok substansi
kimiawi dan terdiri dari dua digit angka.
CONTOH KLASIFIKASI TERAPI
BEKERJA LANGSUNG
RESEPTOR RESPONS-RESPONS