• Adapun rukun syirkah menurut jumhur ulama, rukun syirkah itu ada tiga yaitu:
Shighat (lafal) ijab dan qabul,
kedua orang yang berakad, dan
obyek akad
Dalam fatwa DSN-MUI ada beberapa rukun dan syarat tentang syirkah, yaitu:
• Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka
dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrark (akad).
Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
• Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut:
Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.
Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.
Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal.
Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap
telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya,
tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
• Syarat–syarat yang disebutkan tadi harus dipenuhi untuk syirkah mufawadhah. Apabila salah satu syarat tidak ada, maka syirkah
akan berubah menjadi syirkah ‘inan, karena syarat-syarat tersebut tidak diperlukan dalam syirkah ‘inan. Dengan demikian, dalam
syirkah ‘inan tidak disyaratkan kecakapan dalam wakalah, persamaan dalam modal dan keuntungan, dan persamaan dalam kegiatan
perdagangan, sebagaimana yang disyaratkan dalam syirkah mufwadhah.
• Syarat – syarat Syirkah A’mal ( Abdan )
Apabila bentuk syirkah a’mal ini mufawadhah maka berlakulah syarat-syarat syirkah
mufawadhah,
Apabila bentuk syirkah ‘inan maka tidak ada persyaratan syirkah mufawadhah tersebut, kecuali
kecakapan dalam wakilah.
• Syarat – syarat Syirkah wujuh
Apabila bentuk syirkah ini mufawadhah maka berlakulah syarat – syarat syirkah mufawadhah
(persamaan dalam berbagai hal).
Jika syirkah al-wujuh ini berbentuk al-‘inan, maka boleh saja modal salah satu pihak lebih
besar dari pihak lain, dan keuntungan dibagi menurut persentase modal masing-masing,
karena kadar kewajiban dan hak berdasarkan kontribusi yang diberikan. Keuntungan harus
berdasarkan kadar tanggungan, jika meminta lebih, maka akad batal.
• Syirkah mudharabah, modal yang digunakan hanya disediakan oleh satu pihak pemodal
dan pihak yang lain hamya menjalankan bisnisnya karena berperan sebagai ahli
berbisnis.
SYIRKAH DALAM KONTEKS LEMBAGA
KEUANGAN SYARI’AH ATAU KONVENSIONAL
• Pembiayaan Proyek
Al-musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan
bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu
selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati
untuk bank.
• Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan
perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalan skema modal ventura. Penanaman modal
dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau
menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.