KELAS: III/D
RUMUSAN MASALAH
■ Apa definisi Tas’ir Al-Jabari ?
■ Bagaimana dasar hukum Tas’ir Al-Jabari ?
■ Apa saja macam-macam Tas’ir Al-Jabari ?
■ Bagaiman pendapat para Ulama tentang Tas’ir Al-Jabari ?
■ Apa saja syarat-syarat Tas’ir Al-Jabari ?
■ Bagaimana urgensi penetapan harga ?
DEFINISI
■ Tas’ir menurut bahasa sama dengan si’r yaitu menetapkan atau
menentukan harga. Dapat juga dikatakan bahwa al-si’r adalah harga
dasar (Price Rate), yang berlaku di kalangan pedagang. Sedangkan al-
Jabari berarti secara paksa. Jadi at-Tas’ir al-Jabari adalah penetapan
harga secara paksa biasanya melalui suatu kekuasaan.
■ Dalam terminologi fiqh, terdapat beberapa ungkapan yang
menjelaskan pengertian tas’ir ini. As-Syaukani menyatakan bahwa
tas’ir adalah:
“Perintah penguasa atau wakilnya atau perintah setiap orang yang
mengurus urusan kaum muslimin kepada para pedagang untuk tidak
menjual barang dagangannya kecuali dengan harga yang telah
ditetapkan, dilarang untuk menambah atau menguranginya dengan
tujuan untuk kemaslahatan”.
DASAR HUKUM
■ Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa ketentuan penetapan
harga ini tidak dijumpai dalam al-Qur’an. Adapun dalam Hadits
Rasulullah SAW dijumpai beberapa Hadits, yang dari logika Hadits itu
dapat diinduksi bahwa penetapan harga itu dibolehkan. Faktor
dominan yang menjadi landasan hukum Tas’ir, menurut kesepakatan
ulama fiqh adalah al-maslahah al-mursalah.
Lanjutan......
■ Hadits Rasulullah saw yang berkaitan dengan penetapan harga adalah sebuah
riwayat dari Anas Ibnu Malik. Dalam riwayat itu dikatakan:
“Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Minhal menceritakan
kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Qatadah, Tsabit
dan Humaid dari Anas RA, ia berkata, "Pada masa Rasulullah SAW, harga bahan-bahan
pokok naik, maka para sahabat berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah,
tetapkanlah harga barang untuk kami". Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya
hanya Allah yang berhak menetapkan harga, Maha Menyempitkan, Maha Melapangkan
dan Maha Pemberi rezeki, dan aku berharap, ketika aku berjumpa dengan Tuhanku.
tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena suatu tindakan zhalim baik
yang menyangkut darah maupun harta.” (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-
Tirmizi, Ibn Majah, Ahmad Ibn Hanbal dan Ibn Hibban).
MACAM-MACAM TA’SIR AL-JABARI