PENGAWASAN TAHAPAN

PEMILU

Oleh:
Nur Syaefful Rokhmat, S.Sos
(Anggota Panwaslu Kabupaten Pangandaran Koordiv Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga)

Disampaikan Pada :
Sosialisasi Pojok Pengawasan Partisipatif Kepada Masyarakat,
Hotel Grand Aquarium 26 Februari 2018
 DASAR HUKUM
 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum;
 Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota sebagai Undang-Undang;
 Peraturan Bawaslu 12 Tahun 2017 tentang Pengawasan Kampanye Gubernur
Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Serta Walikota Dan Wakil
Walikota;
 Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur
Dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Dan/Atau Walikota dan Wakil
Walikota;
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat Nomor : 281/PP.02.3-
Kpts/32/Prov/XII/2017 Tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan
Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018
 PENGANTAR

PILKADA: (Pemilihan Gubernur & Wakil Gubernur,

Bupati & Wakil Bupati, serta Walikota & Wakil Walikota):
Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat Di Wilayah Provinsi
& Kab/Kota Untuk Memilih Gubernur & Wakil Gubernur,
Bupati & Wakil Bupati, Serta Walikota & Wakil Walikota
secara langsung dan Demokratis.

WUJUDKAN PILKADA
SERENTAK TAHUN 2018
YANG BERINTEGRITAS &
BERKUALITAS
PILKADA BERINTEGRITAS & BERKUALITAS

BERINTEGRITAS:
• Integritas Pemilu (Election Integrity) Tentunya
Termasuk Pilkada tidak hanya merujuk pada
Penyelenggara Pemilu/Pilkada tetapi merujuk Pada
Beberapa Komponen Utama Diantaranya
Penyelenggara, Peserta, Pemilih & Pemerintah • Proses
• Integritas Pemilu akan terganggu jika ada satu
atau lebih dari komponen tersebut yg tidak
Penyelenggaraan
memiliki integritas Pilkada Harus
• Semua Komponen harus memahami tugas,
tanggungjawab & Kewenanganya sesuai dgn porsi Memenuhi Derajat yg
yg diberikan UU
Berkualitas.
BERKUALITAS: • Setiap Tahapan dan
Sub Tahapan Pilkada
• Pilkada yg Memiliki Legitimasi Harus Dipastikan
baik Proses maupun Hasil Secara Jujur dan Adil.
 POTENSI PELANGGARAN DALAM PILKADA

Konflik
TPS Rawan
Horizontal
Kampanye
Hitam
Pemalsuan
Dokumen

Politik Uang
Penggunaan
Fasilitas Negara

Kekerasan &
Intimidasi Kampanye
Diluar Jadwal
 Logistik Surat
Masalah DPT
Suara
Syarat Pencalonan
TMS & Dualisme
Kepengurusan
Parpol

Black
Kampanye
Contoh Potensi Campaign
pelanggaran
Netralitas Birokrasi
dan Kecurangan
Netralitas
Penyelenggara

Politik
Uang Masa Tenang

Pengumuman
resmi calon terpilih
oleh KPU

Sengketa Pemilu
 SIAPA YANG HARUS
MENGAWASI PILKADA
Lembaga Pengawas Pemilu/Pemilihan
• Bawaslu
• Bawaslu Provinsi
• Panwas Kab./Kota
• Panwas Kecamatan
• Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL)
• Pengawas TPS

Masyarakat, karena:
• Sebagai Pelaku Utama Pilkada Pengawasan
Partisipatif
• Pemilik Kedaulatan Tertinggi
 Hak Pilih

Pasal 4 PKPU 2 Tahun 2017

Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara pada Pemilihan genap berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.
Pasal 5 PKPU 2 Tahun 2017
1) Untuk dapat menggunakan hak memilih dalam Pemilihan, Warga Negara Indonesia harus terdaftar
sebagai Pemilih kecuali yang ditentukan lain dalam undang-undang.
2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
a. genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih pada hari pemungutan suara atau sudah/pernah
kawin;
b. tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
d. berdomisili di daerah Pemilihan yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik;
e. dalam hal Pemilih belum mempunyai Kartu Tanda Penduduk Elektronik sebagaimana dimaksud
pada huruf d, dapat menggunakan Surat Keterangan yang diterbitkan dinas yang
menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil setempat; dan
f. tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia, atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
 TUJUAN UMUM
PENGAWASAN PILKADA

(1) Menegakkan Integritas, Kredibilitas

Penyelenggara, Transparansi
Penyelenggaraan & Akuntabilitas
Hasil Pilkada;
(2) Mewujudkan Pemilu yg demokratis;
(3) Memastikan terselenggaranya
Pilkada secara Luber Jurdil &
berkualitas, Serta dilaksanakannya
Peraturan Per-UU mengenai Pilkada
secara Menyeluruh.
 1.
Melakukan
Pencegahan
Pelanggaran
Pilkada

TUGAS &
WEWENANG
PANWAS
PILKADA 2.
3.
Menyelesaikan Melakukan
Sengketa Penindakan
Pilkada Pelanggaran
Pilkada
JENIS-JENIS PELANGGARAN PEMILIHAN

 Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu;

 Pelanggaran Administrasi Pemilihan; dan/atau

 Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati

dan Walikota.
 TAHAPAN KAMPANYE
Definisi
KAMPANYE

UNDANG-UNDANG 10 TAHUN 2016

• kegiatan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi,
dan program Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon
Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota.

PERBAWASLU 12 TAHUN 2017

• kegiatan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon
dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan mengenalkan atau
meyakinkan Pemilih.
Larangan kampanye
PASAL 69 UU NO. 10 / 2016

DALAM KAMPANYE DILARANG:

a. MEMPERSOALKAN DASAR NEGARA PANCASILA DAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945;
b. MENGHINA SESEORANG, AGAMA, SUKU, RAS, GOLONGAN, CALON GUBERNUR, CALON WAKIL GUBERNUR, CALON
BUPATI, CALON WAKIL BUPATI, CALON WALIKOTA, CALON WAKIL WALIKOTA, DAN/ATAU PARTAI POLITIK;*)
c. MELAKUKAN KAMPANYE BERUPA MENGHASUT, MEMFITNAH, MENGADU DOMBA PARTAI POLITIK, PERSEORANGAN,
DAN/ATAU KELOMPOK MASYARAKAT;
d. MENGGUNAKAN KEKERASAN, ANCAMAN KEKERASAN ATAU MENGANJURKAN PENGGUNAAN KEKERASAN KEPADA
PERSEORANGAN, KELOMPOK MASYARAKAT DAN/ATAU PARTAI POLITIK;
e. MENGGANGGU KEAMANAN, KETENTERAMAN, DAN KETERTIBAN UMUM;
f. MENGANCAM DAN MENGANJURKAN PENGGUNAAN KEKERASAN UNTUK MENGAMBIL ALIH KEKUASAAN DARI
PEMERINTAHAN YANG SAH;
g. MERUSAK DAN/ATAU MENGHILANGKAN ALAT PERAGA KAMPANYE;
h. MENGGUNAKAN FASILITAS DAN ANGGARAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH;
i. MENGGUNAKAN TEMPAT IBADAH DAN TEMPAT PENDIDIKAN;
j. MELAKUKAN PAWAI YANG DILAKUKAN DENGAN BERJALAN KAKI DAN/ATAU DENGAN KENDARAAN DI JALAN RAYA;
DAN/ATAU
k. MELAKUKAN KEGIATAN KAMPANYE DI LUAR JADWAL YANG TELAH DITETAPKAN OLEH KPU PROVINSI DAN KPU
KABUPATEN/KOTA.
METODE KAMPANYE

PERTEMUAN PEMASANGAN
TERBATAS ALAT PERAGA
KAMPANYE

PERTEMUAN DEBAT KEGIATAN

TATAP MUKA PUBLIK/DEBAT
DAN DIALOG
LAIN YANG
TERBUKA
TIDAK
MELANGGAR
LARANGAN
PENYEBARAN
BAHAN IKLAN KAMPANYE
KAMPANYE KAMPANYE DI
KEPADA EDIA MASSA
UMUM
 Bentuk Kegiatan Lain
PKPU NO. 4 / 2017 TTG KAMPANYE PEMILIHAN

PASAL 41
PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK, PASANGAN CALON DAN/ATAU TIM KAMPANYE
MELAKSANAKAN KEGIATAN LAIN DALAM BENTUK:
a. RAPAT UMUM, DENGAN JUMLAH TERBATAS;
b. KEGIATAN KEBUDAYAAN (PENTAS SENI, PANEN RAYA, KONSER MUSIK);
c. KEGIATAN OLAHRAGA (GERAK JALAN SANTAI, SEPEDA SANTAI);
d. PERLOMBAAN;
e. KEGIATAN SOSIAL (BAZAR, DONOR DARAH, HARI ULANG TAHUN); DAN/ATAU
f. F. KAMPANYE MELALUI MEDIA SOSIAL.

PASAL 49
DALAM MELAKUKAN KEGIATAN LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 41, PARTAI POLITIK
ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK, PASANGAN CALON DAN/ATAU TIM KAMPANYE DILARANG
MEMBERIKAN DOOR PRIZE

http://panwaslu-kabpangandaran.bawaslu.go.id/
 POTENSI MASALAH
DALAM TAHAPAN KAMPANYE
POTENSI MASALAH
POTENSI MASALAH
 PENGAWASAN TAHAPAN
KAMPANYE

PENGAWASAN PENGAWASAN
PENGAWASAN TIM PENGAWASAN
KAMPANYE KAMPANYE
KAMPANYE MATERI DAN/ATAU
PERTEMUAN PERTEMUAN TATAP
PASANGAN CALON UJARAN KAMPANYE
TERBATAS MUKA

PENGAWASAN KEGIATAN
PENGAWASAN PENGAWASAN KAMPANYE YANG MELANGGAR
KAMPANYE MEDIA
PENYEBARAN PEMASANGAN ALAT LARANGAN KAMPANYE DAN
SOSIAL PENGAWASAAN PENGGUNAAN
BAHAN KAMPANYE PERAGA KAMPANYE
SUMBER DANA NEGARA

PENGAWASAN KAMPANYE YANG DIFASILITASI KPU

MELIPUTI DEBAT KANDIDAT, PENYEBARAN BAHAN
KAMPANYE, PEMASANGAN ALAT PERAGA
KAMPANYE, IKLAN DI MEDIA MASSA CETAK
 BARU PENGAWASAN
KEBIJAKAN
KAMPANYE

GUGUS TUGAS
DENGAN KPU,
KERJASAMA: KPI DAN DEWAN
BAWASLU- PERS
PELAKSANAAN KOMINFO-
PENGAWASAN CYBERCRIME-
MEDIA SOSIAL PLATFROM
NON AKUN MEDIA SOSIAL
RESMI
 POLITIK UANG
PASAL 73 UNDANG-UNDANG 10 TAHUN 2016
dilarang menjanjikan
CALON dan/atau memberikan uang SANK PEMBATALAN
DAN/ATAU TIM atau materi lainnya untuk SI CALON
KAMPANYE mempengaruhi
penyelenggara Pemilihan
dan/atau Pemilih
dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan
PIHAK melawan hukum menjanjikan atau memberikan
LAIN SANKSI
uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada SESUAI
warga negara Indonesia baik secara langsung KETENT
ataupun tidak langsung untuk: SANK UAN
a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak SI PERUN
DANG-
menggunakan hak pilih;
UNDA
b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu NGAN
sehingga mengakibatkan suara tidak sah; dan
c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu
atau tidak memilih calon tertentu.
 Sanksi Politik Uang

Pasal 187 A Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016

1)Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan
atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara
Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk mempengaruhi Pemilih agar
tidak menggunakan hak pilih, menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara
menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 73 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga
puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).
2)Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan
melawan hukum menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penindakan Terhadap
POLITIK UANG

Perbuatan menjanjikan dan/atau

memberikan uang atau materi
lainnya untuk mempengaruhi
penyelenggara Pemilihan dan/atau
Pemilih yang terjadi secara PEMBATALAN
CALON
SANKSI
terstruktur, sistematis, dan masif.

SEJAK
DITETAPK HARI
AN SAMPAI PEMUNGUTA
Terstruktur Sistematis Masif
PASANGA N SUARA
N CALON
 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENGAWASAN PILKADA
1. Bagian
Integral Dari
Untuk Mendukung Penyelenggaraan
Pemilu/Pemilihan
Kelancaran
Penyelenggaraan
Pemilihan Dapat PARTISIPASI
MASYARAKAT
Melibatkan 3. Pada Setiap
DALAM PEMILU/
PEMILIHAN
Partisipasi Tahapan & Sub
Tahapan 2. Bukan Sebatas
Masyarakat Pemilu/Pemilihan
Harus Mencerminkan
Memberikan Hak
Pilihnya Pada Hari
Adanya Proses Pemungutan Suara Di
(Pasal 131 Ayat (1) UU Partisipasi Politik TPS
Pilkada) Masyarakat Yang
Sebenarnya
 BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PEMILU DAN PEMILIHAN

UU Pilkada Pasal 131 Ayat (2)

• PENGAWASAN pada setiap tahapan Pemilihan
• Sosialisasi Pemilihan,
• Pendidikan politik bagi Pemilih
• Survei atau jajak pendapat tentang Pemilihan
• Penghitungan cepat hasil Pemilihan.
DENGAN KETENTUAN
(Pasal 131 Ayat (3) UU Pilkada)

• Tidak Melakukan Keberpihakan yg Menguntungkan Atau Merugikan Peserta

Pemilu/Salah Satu Paslon Pilkada;
• Tidak Mengganggu Proses Penyelenggaraan Tahapan Pemilihan
• Bertujuan Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Secara Luas
• Mendorong Terwujudnya Suasana yg Kondusif Bagi Penyelenggaraan Pemilihan
yg Aman, Damai, Tertib, & Lancar.
 Pasal 49 Ayat (2)
Perbawaslu Pengawasan pemilu

IKHTIAR PENGAWAS PEMILU DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN PILKADA

1. Mendorong Secara Aktif Peran Msy Utk Melakukan

Pengawasan Pemilu/Pemilihan;
2. Menyediakan Informasi, Sarana Atau Fasilitas yg
Memadai Utk Memudahkan Msy Mengakses Informasi
Tentang Pengawasan Pemilu/Pemilihan
3. Menyiapkan Sarana Atau Fasilitas Yg Mudah Bagi Msy
Utk Menyampaikan Informasi, Pengaduan Dan/Atau
Laporan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan.
 Terima Kasih
PANWASLU
KABUPATEN PANGANDARAN
JL RAYA CIBENDA RT 001/ RW 011 DS CIBENDA PARIGI
PANGANDARAN

NUR SYAEFFUL ROKHMAT, S.Sos

Anggota Panwaslu Kabupaten Pangandaran
( KoorDiv Pencegahan dan Hubungan Antar
Lembaga)
0822 1457 7563

Panwaslukabpangandaran@gmai.com http://panwaslu-kabpangandaran.bawaslu.go.id/ Panwaslu Kab Pangandaran