Anda di halaman 1dari 24

Seorang laki-laki usia 52 tahun datang ke

puskesmas dengan keluhan sering kencing,


terutama pada malam hari. Pada
anamnesa di ketahui bahwa ia juga sering
merasa haus dan makan banyak. Setelah
anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap
dokter membuat surat pengantar untuk
memeriksa kadar gula darah puasa dan 2
jam post-prandial.
Rumusan masalah
Laki-laki 52 tahun mengeluh sering kencing
pada malam hari, disertai dengan haus
dan banyak makan
Hipotesis
Sering kencing pada malam hari disertai dengan
haus dan banyak makan dikarenakan efek
glukosa terhadap sistem urinaria dipengaruhi oleh
faktor ginjal secara makros dan mikros, mekanisme
kerja ginjal, efek osmotik yang menahan air di
lumen/ diuresis osmotik, keseimbangan cairan
tubuh
Struktur Makro Ginjal
 Ren sinistra setinggi costa XI (L2-3)
 Ren dekstra setinggi costa XII (L3-4)
 2 ekstremitas : superior dan inferior
 2 margo : medialis dan lateralis
 2 facies : anterior dan posterior
 Hilus renalis
 Ginjal berbentuk seperti kacang
merah berukuran panjang 10-12 cm,
tebal 3,5-5 cm.
 Capsula
Fibrosa
 Capsula
Adiposa
 Fascia
Renalis
Nefron
 Nefron merupakan
unit fungsional ginjal

 Terdiri atas
Glomerulus, Tubulus
Kontortus Proksimal,
ansa henle, Tubulus
Kontortus Distal,
duktus pengumpul/
koligentes.
Struktur Mikroskopik Ginjal
1.KorpusMalpighi / Glomerulus ginjal
 Korpus malpighi :
- Glomerulus
- kapsula bowman

 epitel selapis gepeng

 Kutub urinari – vaskular


2. Tubulus Kontortus Proksimal
 Selapis sel kuboid

 Batas sel yang sukar


dilihat  permukaan
sel terdapat brush
border

 Intinyabulat
 jarak antar inti
berjauhan.
3. Tubulus Kontortus Distal

 Epitel selapis kuboid


 Batas antar sel yang
lebih jelas  tidak
ada brush border
 Intinya bulat
 jarak antar inti sel
saling berdekatan
satu sama lain.
4. Ansa Henle

 Ansa henle tipis 


mirip kapiler
darah : epitelnya
lebih tebal,
sitoplasmanya
lebih jelas terlihat,
dan tidak
terdapat sel darah
didalam
lumennya.
5. Duktus Koligentes
 Struktur mirip
tubulus kontortus
distal  batas sel
epitel yang lebih
jelas, lebih tinggi, dan
lebih pucat.

 Disusun oleh epitel


torak.
Proses pada Ginjal
 1.Filtrasi
 2. Reabsorbsi
 3. Sekresi
1. Filtrasi
 Terjadi pada glomerulus nefron
 Hasil filtrasi disebut filtrat
 GFR
Gaya pada Filtrasi Glomerulus
Gaya Efek / Fungsi Besar (mmHg)

Tekanan darah kapiler Mendorong filtrasi


glomerulus

55 mmHg
Tekanan hidrostatik Melawan filtrasi
kapsul Bowman

15 mmHg
Tekanan onkotik Melawan filtrasi
plasma

30 mmHg
Netto tekanan filtrasi Mendorong filtrasi 55 - (30 + 15) mmHg
(perbedaan antara
gaya yang mendorong
dan melawan filtrasi)

= 10 mmHg
Autoregulasi
 Suatu
mekanisme ginjal untuk
mempertahankan GFR agar tetap stabil.

 Autoregulasi
dilakukan dengan 2 cara :
mekanisme miogenik dan tubuloglomerular
feedback.
Autoregulasi

 Faktor miogenik
tek. darah  a. aferen konstriksi  tek.
filtrasi
tek. darah  a. aferen dilatasi  tek. filtrasi
 Tubuloglomerular-feedback
tek. darah  arus filtrat  waktu
reabsorbsi >  reabsorbsi Na+ >  kadar Na+
 macula densa mendeteksi  aktivasi
RAAS  tek. filtrasi
2. Reabsorbsi
 Didasarkan pada ambang (threshold) yang dimiliki oleh suatu zat.
 Zat dengan ambang = zat yang hampir seluruhnya direabsorbsi
kembali.
Cth : asam amino, glukosa, dan elektrolit.
 Zat dengan ambang rendah = zat yang sedikit atau bahkan hampir
tidak diserap kembali
Cth : urea, kreatinin, dan asam urat.
 Reabsorpsi glukosa, glukosa membawa Na+ dalam proses
reabsorpsinya. Bila glukosa melebihi batas normal Na+ semakin
banyak ikut masuk bersama glukosa. Banyaknya Na+ yang masuk
menyebabkan macula densa yang merupakan osmoreseptor
terhadap Na+ tidak terangsang dan sistem RAA tidak aktif. Sistem
RAA yang tidak aktif menyebabkan penderita kelebihan glukosa
tersebut sering miksi. Kadar gula dan natrium darah meningkat
menyebabkan darah menjadi kental dn butuh banyak air, air yang
direabsorpsi ginjal tidak cukup karena efek sistem RAA, yang
menyebabkan reabsorpsi air menurun. Maka dari itu, penderita
kelebihan glukosa dalam darah membutuhkan banyak air dengan
sering merasa haus
3. Sekresi
 Sekresi proses pengeluaran zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh melalui proses aktif karena memerlukan
energi dan zat pengemban (carrier).
 Beberapa zat yang harus disekresikan antara lain kreatinin,
asam urat, K+, H+, ion-ion anorganik, dan zat senyawa
asing.
 Sekresi ion H+ diimbangi dengan reabsorbsi Na+ dan
menyebabkan reabsorbsi NaHCO3. Sekresi ion H+ dapat
dilakukan oleh tubulus proksimal, distal maupun koligentes.
Reabsorpsi dan Sekresi
Tubulus proksimal Ansa Henle Tubulus Duktus
reabsorpsi sekresi Pars Pars distal koligens
desendens asendens
1. Glukosa 1.H+ : 1.air: 15% 1.NaCL:25 1.Na+: 1.air:
& asam bervariasi, direabsorpsi % - -reabsorpsi
amino : bergantun secara direabsorp reabsorpsi bervariasi
100%, g pada osmotik, si bervariasi -kendali:
ko- keasaman tidak dapat aktif:tidak -kedali: ADH
transp cairan dikendalika dapat aldostero
dg Na+. tubuh n dikendalik n 2.H+:
2.Na+ an - CL-: ikut -sekresi
:reabso 2.ion 2.(kemungk pasif bervariasi
rpsi organik : inan NaCL: 2.bagian -faktor:pH
aktif, tidak sekresi ini 2.K+ cairan
67%, dapat pasif, tidak impermea -ekskresi tubuh
obligat, dikendalik dapat bel bervariasi
tidak an dikendalika terhadap -kendali:
dapat n) substanasi aldostero
dikend lain. n
alikan,
CL- ikut
3. PO4- & 3.air
elektrolit lain -reabsorpsi
: bervariasi bervariasi
dapat -kendali:
dikendalikan ADH
4. Air : 4.H+
reabsorpsi -sekresi
osmotik, 65%, bervariasi
obligat, tidak -faktor: pH
dapat cairan
dikendalikan
5. Urea :
reabsorpsi
pasif, 50%,
obligat, tidak
dapat
dikendalikan
6.K+ : semua
direabsorpsi,
obligat, tidak
dapat
dikendalikan
Proses utama dalam ginjal
 Filtrasi

 Reabsorpsi

 Sekresi
Diuresis Osmotik
 Diuresis osmotik adalah peningkatan
ekskresi air dan zat terlarut akibat
berlebihannya zat terlarut yang tidak
direabsorpsi di cairan tubulus seperti
pada diabetes melitus.
 Glukosa dalam jumlah besar tertinggal di
cairan tubulus pengidap diabetes secara
osmotis menyeret air bersamanya ke
dalam urin
KESIMPULAN
 Sering kencing pada malam hari disertai
dengan haus dan banyak makan
dikarenakan efek glukosa terhadap
sistem urinaria dipengaruhi oleh faktor
ginjal secara makros dan mikros,
mekanisme kerja ginjal, efek osmotik yang
menahan air di lumen/ diuresis osmotik,
keseimbangan cairan tubuh

Anda mungkin juga menyukai