Anda di halaman 1dari 21

PALINOLOGI

DEFINISI

Ilmu yang mempelajari tentang spora dan pollen yang


terdapat pada batuan.

Spora berasal dari tumbuh-tumbuhan tingkat rendah


(bryophyta & Sporophyta), dan pollen adalah serbuk sari dari
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi (angiosperma dan
gymnosperm)
APLIKASI DI BIDANG GEOLOGI

Palinologi bermanfaat dalam penentuan lingkungan


pengendapan dan paleoklimatologi.

Pada akhir-akhir ini juga dikembangkan untuk penentuan


umur.

Dapat dijumpai pada batuan-batuan fraksi halus yang


terbentuk di litoral sampai darat.
SPORA

Tumbuh-tumbuhan tingkat rendah memproduksi spora


dalam dua jenis, yaitu mikrospora dan megaspora. Pada
tanaman Sporophyta hanya menghasilkan mikrospora
sedangkan pada Bryophyta menghasilkan mikrospora dan
megaspora
Sporophyta
Pada tumbuh-tumbuhan jenis Sporophyta, hanya menghasilkan
mikrospora yang kemudian jatuh ke tanah berair dan memproduksi
gamet (jantan dan betina), kemudian terjadi pembuahan antara
gamet jantan dan betina.
Bryophyta

Pada tumbuh-tumbuhan jenis Bryophyta, menghasilkan mikrospora dan


megaspora yang kemudian jatuh ke tanah berair. Megaspora kemudian
berubah menjadi gamet betina, sedangkan mikrospora menjadi gamet
jantan. kemudian terjadi pembuahan antara gamet jantan dan betina.
MORFOLOGI SPORA

Morfologi spora dapat dikenali dari bentuk, aperture, struktur


dinding, dan ukuran.

Bentuk
Bentuk spora sangat dipengaruhi pada proses pembelahan
diri dari sell spora induk. Ada dua jenis: Monolate dan Trilate
POLLEN

Tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi (angiosperm dan


gymnosperm) memproduksi sel-sel ovum (betina) dan pollen
(jantan). Pada pollen jantan berukuran kecil dan dapat
terbawa angin, sedangkan ovum berukuran besar dan akan
jatuh ketanah setelah terjadi pembuahan.
MORFOLOGI POLLEN

Morfologi Pollen dari Gymnosperm berbentuk sederhana,


bundar, dan tidak memiliki aperture.

Pada Angiosperm terdapat bentuk monosulcate dan


tricolpate
SIFAT-SIFAT UMUM

1. Memiliki umur yang pendek


2. Terdiri dua jenis, yaitu spora jantan (mikrospora) dan spora
betina (megaspora)
3. Tidak mudah larut oleh zat-zat asam yang terdapat di dalam
tanah
4. Berukuran kecil (5 – 500 mm).
5. Pada jenis mikrospora sangat ringan, mudah terbawa angin.
Pada megaspora berat tidak mudah terbawa angin.
Amaranthaceae Thypa latifolia Nhympoides

Graminea Labiatae Dryopteris

Contoh beberapa genus spora dan pollen yang ditemukan di Formasi Semilir
di sekitar Kali Opak (Pandita, dkk., 2012). Menggambarkan lingkungan
padang rumput di dataran tinggi (suhu rendah).
PREPARASI SPORA DAN POLLEN

Untuk melepaskan pollen/spora dari mineral-mineral yang melingkupinya,


dapat dilakukan dengan beberapa tahap preparasi yang membutuhkan
ketelitian dan ditunjang oleh fasilitas laboratorium yang lengkap, seperti
cerobong asap, ruang asam, tabung-tabung reaksi, sentrifugal dan
sebagainya.
Beberapa larutan kimia yang dibutuhkan adalah: HCl, HF, KOH, dan
HNO3.
MANFAAT ANALISIS POLLEN

• Dapat digunakan untuk analisis iklim masa lampau


• Lingkungan Pengendapan
• Biostratigrafi (taraf pengembangan)
(Lelono, dkk, 1996)

Anda mungkin juga menyukai