Anda di halaman 1dari 75

Oleh :

Yossy Yarnic

Dokter Pembimbing :
Dr. Helwi Nofira Sp.OG (K)

Stase Obsgyn
Definisi plasenta yang
berimplantasi pada SBR
yang menutupi sebahagian
atau seluruh ostium uteri
interna
klasifikasi
Perdarahan pervaginam,biasanya tidak disertai rasa
nyeri

Perdarahan terjadi pada akhir trimester kedua ke


atas

Warna darah merah segar

Perdarahan berulang biasanya lebih banyak dari


sebelumnya

Bagian janin belum masuk PAP

Dapat menyebabkan letak janin abnormal

Perut teraba tidak tegang


Umur > 35 th

Paritas tinggi

Endometrium yang cacat

• Bekas persalinan dengan jarak pendek.


• Bekas operasi, bekas kuretase atau plasenta manual.
• Perubahan endometrium pada mioma uteri atau
polip.

Merokok
Faktor pendukung

Usia merok
Kelainan Riwayat
lanjut Multiparitas Riwayat ok
pada rahim plasenta
(cacat,atrofi SC previa
) sebelum
nya

Implantasi abnormal

Implantasi embrio (embryonic plate) pada


bagian bawah uterus

Isthmus uteri tertarik (melebar menjadi dinding cavum


uteri/ SBR
Servik
Desidua Lepas Dari laserasi membuka
 la Plasenta dan
mendatar
perdarahan
Dinding Rahim Tipis
hipovolemia
anemia
Mudah diinvasi oleh
pertumbuhan trofoblas
Perubahan
Plasenta akan melekat lebih hipoksia perfusi
kuat jaringan

Bayi lahir dengan


Plasenta berkembang
berat badaan
menutupi ostium uteri
rendah/kematian
interne
gawat janin
Tidak dapat melahirkan
normal (sesar)
Umur kehamilan
saat terjadi warna
perdarahan

Anamnesa

nyeri frekuensi
• Perdarahan keluar pervaginam : banyak atau sedikit,
Inspeksi darah beku
• Ibu terlihat pucat

Palpasi •

TFU rendah karena janin belum cukup bulan
Sering kesalahan letak janin

abdomen
• Bagian terbawah janin belum turun
• Terasa bantalan pada segmen bawah rahim
terutama ibu yang kurus

• Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui


apakah perdarahan berasal dari ostium uteri
Inspekulo eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina.
Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigaii.
Laboratorium : darah lengkap
(hemoglobin,leukosit,trombosit,hematokrit, laju
endap darah)dan urin lengkap.

KTG: kardiotokografi

USG : untuk menilai letak/implantasi plasenta,usia


kehamilan dan keadaan janin secara keseluruhan
Perhatikan tanda-tanda syok  atasi syok

Jangan melakukan pemeriksaan dalam

Pemeriksaan inspekulo dg hati-hati 


menyingkirkan kemungkinan lain

Resusitasi dg infus RL atau HES

Nilai jumlah perdarahan

Perdarahan Aktif dan banyak SC

Perdarahan sedikit atau berhenti, janin hidup,


preterm  ekspektatif & pematangan paru
Plasenta Previa

Perdarahan sedikit <250 cc Perdarahan banyak >500 cc

preterm aterm pretem aterm

istirahat USG istirahat USG

Total Subtotal Stop Ulang Subtotal

amniotomi
Amniotomi Total

Inpartu perdarahan inpartu


Perdarahan

Pervaginam pervaginam
Seksio sesarea
Kehamilan
• Kesalahan letak janin (letak sungsang, letak lintang)
• Partus prematurus karena rangsangan koagulum darah pada serviks
• Lepasnya plasenta dapat merangsang his.
Persalinan
• Letak janin yang tidak normal, menyebabkan partus akan menjadi
patologik
• Bila ketuban pada plasenta lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan
dapat terjadi prolaps funikuli
• Sering dijumpai inersia primer
• Perdarahan ante dan post partum.

Janin
• Bayi prematus
• IUFD (perdarahan banyak dan syok)
• Asfiksia
• Trauma persalinan (akibat tindakan operatif)
Prognosis ibu pada plasenta previa
dipengaruhi oleh jumlah dan kecepatan
perdarahan serta kesegeraan pertolongannya.
Kematian pada ibu dapat dihindari apabila
penderita segera memperoleh transfusi darah
dan segera lakukan pembedahan seksio
sesarea. Prognosis terhadap janin lebih buruk
oleh karena kelahiran yang prematur . Namun
perawatan yang intensif pada neonatus sangat
membantu mengurangi kematian perinatal.
• suatu keadaan dimana sumbu
panjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu panjang tubuh ibu
(janin melintang di dalam uterus)
dengan kepala terletak di salah satu
fossa iliaka dan bokong pada fossa
iliaka yang lain. Pada umumnya

Definisi bokong berada sedikit lebih tinggi


daripada kepala janin, sedangkan
bahu berada pada pintu atas
panggul.
Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas
tinggi

Janin prematur

Plasenta previa

Bentuk uterus abnormal (contoh: uterus arkuatus)

Mioma uteri

Cairan amnion berlebih

Panggul sempit

Kehamilan ganda
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang dari 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam letak lintang atau pun presentasi kepala, dan
letak sungsang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan
cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
selain memanjang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam memanjang dengan
presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.Sebagian
dari mereka berada dalam letak lintang.
• kepala di sebelah kiri ibu
Menurut Letak • kepala di sebelah kanan ibu
Kepala

• Dorso anterior (di depan)


• Dorso posterior (di belakang)
Menurut Posisi • Dorso superior (di atas)
Punggung • Dorso inferior (di bawah)
Inspeksi • Perut membuncit ke samping

• Fundus uteri lebih rendah dari


seharusnya tua kehamilan
• Fundus uteri kosong dan bagian
Palpasi bawah kosong, kecuali kalau bahu
sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul
• Kepala (ballotement) teraba di
kanan atau di kiri

Auskultasi • Denyut jantung janin setinggi


pusat kanan atau kiri
• Teraba tulang iga, skapula, dan kalau
tangan menumbung teraba tangan.
Untuk menentukan tangan kanan atau
kiri lakukan dengan cara bersalaman.
• Teraba bahu dan ketiak yang bisa
menutup ke kanan atau ke kiri. Bila
Pemeriksaan kepala terletak di kiri, ketiak menutup
dalam ke kiri.
• Letak punggung ditentukan dengan
adanya skapula, letak dada dengan
klavikula.
• Pemeriksaan dalam agak sukar
dilakukan bila pembukaan kecil dan
ketuban intak, namun pada letak
lintang biasanya ketuban cepat pecah..
Versi

Definisi : suatu tindakan Pembagiannya


diaman letak janin diubah 1. Berdasarkan arah
secara lege artis dari suatu pemutaran
kutub ke kutub lain, yang
lebih menguntungkan 2. Berdasarkan cara
untuk persalinan pemutaran
pervaginam
• Versi sefalik yaitu : bagian
Berdasarkan terendah diubah menjadi
letak kepala
arah • Versi podalik : bagian
pemutaran terendah diubah menjadi
letak bokong

• Versi luar : sefalik dan


Berdasarkan podalik
• Versi dalam
cara • Versi kombinasi
pemutaran
Versi luar :
suatu versi yang dilakukan dengan tangan penolong
seluruhnya diluar kavum uterus
Syarat

Indikasi : Kontraindikasi 1. Bagian terendah janin belum


masuk PAP
1.versi sefalik yaitu 1.Perdarahan 2. Dinding perut ibu harus cukup
terdiri dari letak lintang antepartum tipis dan rileks, agar penolong
dapat memegang bagian-bagian
dan letak sungsang 2. Hipertensi janin
3. Janin harus dapat lahir
2. Versi podalik yaitu 3. Cacat rahim pervaginam
terdiri dari letak 4. Kehamilan ganda 4. Selaput ketuban harus masih
lintang, preskep dengan utuh
talipusat terkemuka, 5.Primigravida tua 5. Pada inpartu pembukaan
serviks 4 cm
preskep dengan tangan 6. Insufisiensi plasenta 6. Primigravida : 34-36 minggu
terkemuka, dan 7. Extended legs multigravida : lebih dari 38
presentasi dahi. (relatif) minggu
Sebab-sebab versi luar gagal
Prosedur : 1. Syarat versi luar tidak dipenuhi
Tahap rotasi dengan baik, mis: dinding perut
tebal,his yang sering, tetania uteri,, dan
Tahap fiksasi hidramnion.
2.Tali pusat pendek
3. Kaki janin ekstensi maksimal ke atas

Versi luar letak


lintang

Kriteria versi luar di anggap gagal ;


1. Ibu mengeluh nyeri. Ditakutkan bila
diteruskan akan terjadi akan terjadi Komplikasi:
rupture uteri 1.Solutio plasenta
2.Timbul gawat janin 2. Lilitan tali pusat
3. Bagian janin tidak dapat dipegang 3. Ketuban pecah
dengan baik 4. Ruptura uteri
4. Ketika dilakukan rotasi adanya
hambatan yang berat
Teknik Versi luar
• Versi yang dilakukan dengan satu
tangan penolong di dinding perut ibu,
Definisi dan yang lain di dalam kavum uterus,
serta segera disusul dengan ekstraksi
kaki untuk melahirkan janin.

• Letak lintang, khususnya pada letak


lintang gemeli anak ke 2
Indikasi • Letak kepala dengan prolaps tali pusat
• Presentasi dahi

• Ruptura uteri mebakat


kontraindikasi • Cacat rahim
• Janin dapat lahir pervaginan, tidak ada
disproporsi fetopelvik
• Bagian terendah janin dapat didorong ke atas
Syarat • Pembukaan servik harus lengkap
• Selaput ketuban baru pecah atau dipecahkan
• Dinding rahm harus cukup rileks, oleh karena itu
tindakan versi ekstraksi perlu narkosis umum,

• Ibu: perdarahan pasca persalinan yang


disebabkan atonia uteri, robekan jalan
Komplikasi lahir, trauma jalan lahir dan infeksi
• Bayi : asfiksia, perdarahan intrakranial,
fraktur.
• Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi
kepala, tetapi kelainan– kelainan yang menyebabkan letak
lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan
plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan
pada persalinan.
• Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek,
Ibu baik terhadap ibu maupun janinnya.Bahaya yang
mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau
sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah
dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.

• Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan


oleh :
• a. Prolapsus funiculi
• b.Trauma partus

Bayi • c. Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus


• e. Ketuban pecah dini
Nama : Ny. E Nama suami : Tn. D
Umur : 27 tahun Umur : 27tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Wiraswasta
NO.MR : 121617
Alamat : sei lasi
TanggalMasuk : 17 Desember 2017
Seorang pasien umur 27 tahun datang ke
ponek IGD RSUD Solok tanggal 17
Desember 2017 jam 10.30 WIB. pasien
datang sendiri dengan keluhan keluar
darah yang banyak dari kemaluan sejak 1
jam sebelum masuk rumah sakit,warna
darah merah segar, tidak ada nyeri, dan
membasahi 1 kain sarung.
Keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 1 jam
yang lalu sebelum masuk rumah sakit warna merah
segar, tidak disertai dengan nyeri, dan membasahi satu
kain sarung.
Keluar jaringan seperti daging (- )
Keluar jaringan seperti mata ikan ( - )
Nyeri perut ( - )
Nyeri pinggang menjalar ke ari – ari ( - )
Keluar lendir bercampur darah ( - )
Keluar air –air yang banyak dari kemaluan ( - )
Riwayat keluar darah dari kemaluan sebelumnya (+) 2
minggu yang lalu
 Tidak haid sejak ± 9 bulan yang lalu
 HPHT : 03 April 2017 TP : 10 Januari 2018
 Gerak anak dirasakan sejak ± 5 bulan yang lalu
 RHM : Mual (+), muntah (-), perdarahan (-)
 ANC : kontrol kebidan 5 kali pada usia kehamilan 3, 4, 6,
7, bulan
 RHT : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
 Riwayat Menstruasi : Menarche umur 14 tahun, siklus
haid teratur 1 x 28 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-
3x ganti pembalut/hr, nyeri haid (-)
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru-
paru, hati, ginjal, diabetes mellitus, hipertensi dan alergi.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


 Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular dan kejiwaan.
 Riwayat Perkawinan :
1x pada tahun 2016 - sekarang
 Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0
 Riwayat Kontrasepsi : (-)
 Riwayat Imunisasi : (+)
 Riwayat pendidikan : SMA
 Riwayat pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Keadaan umum : Sakit sedang
 Kesadaran : CMC
 Tinggi Badan : 150 cm
 Berat Badan sebelum hamil : 60 kg
 Berat Badan sesudah hamil : 68 kg
 BMI : 26,7(normoweight)
 Status gizi : Baik
Vital sign :
 Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg
 Nadi : 108 x/menit
 Nafas : 24 x/menit
 Temperatur : 36,5 C

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


ikterik
Leher :Kelenjar tiroid tidak tampak membesar,
JVP 5-2 cmH2O, kelenjar getah bening
tidak teraba membesar
Toraks :
Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : Reguler, bising (-)
Pulmo
 Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris kiri =
kanan
 Palpasi : Fremitus normal kiri = kanan
 Perkusi : Sonor kiri = kanan
 Auskultasi : Vesikuler normal +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Status Obstetricus
Genitalia : Status Obstetricus
Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-

Status Obstetrikus :
 Muka : Chloasma gravidarum (-)
 Mammae : Membesar, areola dan papilla
mammae hiperpigmentasi,
kolostrum (+)
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai dengan usia
kehamilan preterm, linea mediana
hiperpigmentasi, striae (-), sikatrik (-)
Palpasi :
 L1 : Fundus Uteri Teraba kosong
 L2 : Teraba massa bulat, keras, disebelah kanan ibu
 Teraba massa besar, lunak, noduler disebelah kiri ibu
 L3 : Teraba kosong
 L4 : Tidak dilakukan

TFU : 27 cm TBA : (-) His :(-)

Perkusi : tympani
Auskultasi : BU (+) N
DJJ : 150-153 x/menit
Genitalia :
 Inspeksi :V/U tenang, PPV (+) perdarahan sudah tidak
aktif
 VT tidak dilakukan
 Inspekulo :
Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluksus (+) tampak
cairan berwarna merah menumpuk di forniks
posterior.
 Portio : nulliipara, portio ukuran sebesar jempol kaki
dewasa, tumor (-), laserasi (-), fluksus (+) tampak
cairan berwarna merah keluar di kanalis servikalis.
Laboratorium :
 Hemoglobin : 9,6 gr/dl
 Hematokrit : 30,3 %
 Leukosit : 8.230/mm3
 Trombosit : 326.000 /mm3
 HbsAg : (-)
 HIV : non reaktif
usg
 Janin hidup tunggal intra uterin letak lintang kepala kanan
dorsosuperior
 Aktifitas gerak janin baik.
 Biometri :
o BPD : 88,1 mm
o AC : 310,9 mm
o FL : 67,9 mm
o TBJ : 2619 gr
o Plasenta korpus depan meluas ke SBR sampai menutupi
OUI
 Kesan :
o Gravid 36-37 minggu
o Plasenta previa totalis
o Janin hidup tunggal intra uterine letak lintang kepala kanan
dorsosuperior
G1P0A0H0 Gravid Preterm 36 – 37 minggu +
HAP ec Plasenta Previa totalis
Janin hidup tunggal intra uterine letak lintang
kepala kanan dorsosuperior
◦ Kontrol KU,VS, HIS, DJJ, PPV
◦ Informed consent
◦ Crossmatch PRC 2 unit
◦ Guyur IVFD RL 500 cc 2 kolf
◦ Inj. Ceftriaxon 2x1 amp (skin test)
◦ Co Anastesi, Co Perina

Rencana : SC
Tanggal 17 Desember 2017 Jam 13.00 WIB
 Pasien tidur telentang dalam spinal anastesi
 Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi
 Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril
 Dilakukan insisi secara Pfannenstiel pada dinding abdomen sampai menembus
peritoneum
 Peritonium dibuka tampak uterus gravid sesuai palpasi dari luar
 Insisi pada SBR
 Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala
 Lahir bayi BB = 2610 gram, PB= 48 cm, A/S: 6/7, JK = perempuan, anus (+), tali pusat:
segar
 Plasenta dilahirkan dengan sedikit tarikan ringan , plasenta lahir lengkap 1 buah,
ukuran 17x15x3 cm, berat ±500 gr, panjang tali pusat ±50 cm
 Uterus dijahit 2 lapis
 Kontrol perdarahan
 Abdomen ditutup lapis demi lapis
 Kulit dijahit subkutikular
 Operasi selesai, perdarahan selama operasi ± 300 cc
Tanggal 17 Desember 2017, Jam 13.40
WIB
S/ Telah dilakukan SCTPP, lahir bayi
Perempuan dengan
◦ BB : 2610 gram
◦ PB : 48 cm
◦ A/S : 6/7
◦ TP : segar
◦ Ketuban : jernih
◦ Anus : (+)
◦ Perdarahan selama SC ± 300 cc
◦ Plasenta dilahirkan
A/ P1A0H1 post SCTPP a.i plasenta previa totalis + letak lintang Ibu dan
anak dalam perawatan

 Sikap :
◦ Awasi kala IV
◦ Kontrol KU,VS, PPV, dan kontraksi uterus
◦ mobilisasi bertahap
◦ breast care
◦ vulva higine
◦ cek Hb post OP

 Th/ :
◦ IVFD RL 500 cc + drip oxitocin 1 amp: methergin 1 amp/ 28 tpm
◦ Inj ceftriaxone 1x2 gr
◦ Asam mefenamat 3x500 mg (po)
◦ SF 1x 300 mg (po)
◦ Vitamin C 3x50 mg (po)
Kala IV
WAKTU TD N NF T TFU KONTR. PERDARA
HAN
14.00 110/70 80x/i 18x/I 36,5 sejajar pusat Baik - cc
mmHg
14.15 110/70 80x/i 18x/I 36,5 sejajar pusat Baik - cc
mmHg
14.30 110/70 80x/i 18x/I 36,5 2 jari di Baik 5 cc
mmHg bawah pusat
14.45 100/70 80x/i 18x/I 36,5 2jari Baik 5 cc
mmHg dibawah
pusat
15.15 110/70 82x/i 18x/I 36,5 2 jari Baik 10 cc
mmHg dibawah
pusat
15.45 110/80 80x/i 18x/I 36,6 2 jari Baik 510cc
mmHg dibawah
pusat
18 Desember 2017
Pukul 07.00 Wib
S:/ Nyeri luka post op (+), ASI (+/+), Demam(-), BAB(-),
BAK(+), Batuk (+)
O:/ Ku : Sedang
Kes : CMC
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,5 o C
Laboratorium post op tgl 17/12/2017 jam 16:16:04
Hb : 9,4 gr/dl
Ht : 29,1 %
Leukosit : 1324 mm3
Trombosit : 294.000 mm3
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Luka operasi tertutup perban
Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
baik, NT(-), NL (-), DM (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal

Genitalia :
Inspeksi : V/U tenang, PPV (+), lochia (+)
rubra
A:/ P1A0H1 post SCTPP a.i plasenta previa totalis +
letak lintang
Ibu dan anak dalam perawatan
P:/ Sikap :
•Kontrol KU,VS, PPV, dan kontraksi uterus
•Mobilisasi bertahap
•Breast care
•Vulva higine
Th/ :
•Cefadroxil 2x500 mg
•Asam mefenamat 3x500 mg (po)
•SF 1x 200 mg (po)
•Vitamin C 3x50 mg (po)
•Ambroxol 3x1
19 Desember 2017
Pukul 07.00 Wib
S:/ Nyeri luka post op (+), ASI (+/+), Demam (-)
BAB (-), BAK (+), Batuk (+)
O:/ Ku : Sedang
Kes : CMC
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,5 o C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
Abdomen :
 Inspeksi : Luka operasi tertutup perban
 Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi baik, NT(-), NL (-), DM (-)
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : BU (+) Normal

Genitalia
 Inspeksi : V/U tenang, PPV (+), lochia (+)
rubra
A:/ P1A0H1 post SCTPP a.i plasenta previa totalis + letak lintang
Ibu dan anak dalam perawatan
P:/
Sikap :
 Kontrol KU, VS, PPV, dan kontraksi uterus
 Mobilisasi bertahap
 Breast care
 Vulva higine
 Cek Hb ulang
Th/ :
 Cefadroxil 2x500 mg
 Asam mefenamat 3x500 mg (po)
 SF 1x 200 mg (po)
 Vitamin C 3x50 mg (po)
 Ambroxol 3x1
20 Desember 2017
Pukul 07.00 Wib
S:/Nyeri luka post op (+), ASI (+/+), Demam (-), BAB (+)
BAK (+), Batuk (+)
O:/ Ku : Sedang
Kes : CMC
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,5 o C
Laboratorium Tgl 19/12/2017 Jam 09:41:16 WIb
Hb : 7,8 g/dl
Ht : 24,2%
Leukosit : 1652 mm3
Trombosit : 312.000 mm3
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Abdomen :
◦ Inspeksi : Luka operasi tertutup perban
◦ Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik,
NT(-), NL (-), DM (-)
◦ Perkusi : Timpani
◦ Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
 Inspeksi :V/U tenang, PPV (+), lochia (+) rubra

A:/ P1A0H31 post SCTPP a.i plasenta previa totalis + letak


lintang
Ibu dan anak dalam perawatan
P:/
Sikap :
◦ Kontrol KU, VS, PPV, dan kontraksi uterus
◦ Mobilisasi bertahap
◦ Breast care
◦ Vulva higine
◦ Transfusi PRC 1 unit
Th/ :
◦ Cefadroxil 2x500 mg
◦ Asam mefenamat 3x500 mg (po)
◦ SF 1x 200 mg (po)
◦ Vitamin C 3x50 mg (po)
◦ Ambroxol 3x1
21 Desember 2017
Pukul 07.00 Wib
S:/Nyeri luka post op (+), ASI (+/+), Demam (-), BAB (+)
BAK (+), Batuk (+)
O:/ Ku : Sedang
Kes : CMC
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,5 o C
Laboratorium Tgl 20/12/2017 Jam 05:14:02 WIb
Hb : 9,0 g/dl
Ht : 28,1%
Leukosit : 1115 mm3
Trombosit : 323.000 mm3
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Abdomen :
◦ Inspeksi : Luka operasi tertutup perban
◦ Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik,
NT(-), NL (-), DM (-)
◦ Perkusi : Timpani
◦ Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
◦ Inspeksi :V/U tenang, PPV (+), lochia (+) rubra

A:/ P1A0H1 post SCTPP a.i plasenta previa totalis +


letak lintang
Ibu dan anak dalam perawatan
P:/ Sikap :
◦ Boleh Pulang
Th/ :
 Cefadroxil 2x500 mg
 Asam mefenamat 3x500 mg (po)
 SF 1x 200 mg (po)
 Vitamin C 3x50 mg (po)
 Ambroxol 3x1
Analisis kasus
Laporan kasus ini membahas seorang pasien umur
27 tahun masuk ponek IGD RSUD Solok tanggal 17-12-
2017 jam 10.30 WIB datang sendiri dengan diagnosis
keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 1 jam
sebelum masuk rumah sakit, warna darah merah segar,
membasahi 1 kain sarung, nyeri tidak ada./
Dari anamnesa pasien primigravida, tidak haid sejak
± 9 bulan yang lalu. HPHT 3 april 2017 (TP 10 Januari
2018). Dari pemeriksaan fisik, perut membuncit sesuai
usia kehamilan, fundus uteri teraba kosong . Maka pasien
dalam kehamilan preterm 36 - 37 minggu.
Dari anamnesa didapatkan keluhan keluar darah yang
banyak dari kemaluan sejak 1 jam SMRS. Warna merah segar,
membasahi 1 kain sarung, nyeri (-), Nyeri pinggang menjalar
ke ari-ari (-), keluar lendir campur darah dari kemaluan (-),
keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-), keluar darah
yang banyak dari kemaluan (-), riwayat keluar darah yang
banyak sebelumnya dari kemaluan (+) 2 minggu yang lalu dan
dirawat di bangsal kebidanan RSUD Solok. Maka pada pasien
belum ada tanda-tanda inpartu.
Pada pemeriksaan USG didapatkan janin hidup tunggal intra
uterin letak lintang kepala kanan dorsosuperior, Aktifitas gerak
janin baik. Biometri :BPD: 88,1 mm, AC: 310,9 mm, FL: 67,9
mm,TBJ : 2619 gr
Plasenta korpus depan meluas ke SBR sampai menutupi OUI
Kesan :
◦ Gravid 36-37 minggu
◦ plasenta previa totalis
◦ Janin hidup tunggal intra uterine letak lintang kepala kanan
dorsosuperior
Pada pemeriksaan fisik abdomen, Leopold I , fundus uteri
teraba kosong, sedangkan pada Leopold II Teraba massa bulat,
keras, disebelah kanan ibu yang menggambarkan sebagai kepala
dan Teraba massa besar, lunak, noduler disebelah kiri ibu yang
menggambarkan bokong , pada Leopold III Teraba kosong,
Leopold IV tidak dilakukan. TFU 27 cm, TBA (-) His : (-), Perkusi
:Timpani,Auskultasi : BU (+) N, DJJ : 150-153 x/menit
Pada pemeriksaan genitalia tampak : V/U tenang, PPV (+),
VT tidak dilakukan. Inspekulo: Vagina : tumor (-), laserasi (-),
fluksus (+) tampak cairan berwarna merah menumpuk di
forniks posterior. Portio : nullipara, portio ukuran sebesar
jempol kaki dewasa, tumor (-), laserasi (-), fluksus (+) tampak
cairan berwarna merah keluar di kanalis serviklais.
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosa pada pasien ini sudah
benar yaitu G1P0A0H0 gravid preterm 36-37 minggu + HAP ec
Plasenta previa totalis. janin hidup tunggal intrauterin letak
lintang kepala kanan dorsosuperior, dimana keadaaan ini dapat
mengancam ibu dan janin.
Pada pasien ini dilakukan penanganan aktif karena
terjadi perdarahan berulang yang banyak, Indikasi dilakukan
SC pada pasien ini adalah plasenta previa totalis dan janin
hidup serta letak lintang.

Anda mungkin juga menyukai