Anda di halaman 1dari 59

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Universitas Jambi
Kemas Abdul Hai, S.Ag, M.Ud
NIP. 19760808 200604 1 002
HP. 082183887111
AGAMA DAN KEHIDUPAN
MANUSIA
A. Fitrah Beragama Bagi Manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan sesuai
dengan fitrahnya,
Rasulullah SAW Bersabda:

– )‫ما من مولود اال يولد على الفطرة (رواه مسلم‬

”Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrahnya”


(HR. Muslim)

Diantara fitrah manusia itu adalah : beragama,


mempertahankan hidup, melanjutkan jenis, mempertinggi taraf
hidup, rasa keadilan, ingin senang, ingin selamat, ingin
bahagia, ingin hidup bersama, ingin berkuasa, ingin kaya,
ingin baik, ingin dihargai dan lain sebagainya.
Pengertian Fitrah
 Quraisy Shihab Fitrah adalah ”Agama Yang Benar” atau
”Kesucian” atau ”Asal Kejadian”.
 Asy-Syarif Ali bin Ahmad al-Jurjani seorang ahli bahasa Arab
dari Persia mendefinisikan fitrah yaitu watak yang senang
menerima agama.
 Sedangkan para fuqaha (ahli fiqih) mengartikannya sebagai
tabiat yang suci dan asli yang di bawa manusia sejak lahir,
belum pernah disentuh oleh cacat atau aib.
 Diantara sekian banyak fitrah manusia, fitrah beragama adalah
fitrah yang paling utama dan paling murni sebagaimana yang di
jelaskan oleh Prof. Dr. Hamka yang mengatakan : Rasa ber-
Tuhan adalah perasaan yang semurni-murninya dalam jiwa
manusia. Sedangkan Sayid Sabiq mengatakan fitrah
keagaamaan adalah satu-satunya fitrah yang membedakan
manusia dengan hewan, yakni instink keagamaan (Religius
instinct).
Pengertian Agama
 Kata “Agama” berasal dari kata Sanskrit.
a = tidak dan gama = pergi, jadi tidak pergi,
tetap di tempat, diwarisi turun temurun.
Pendapat lain: agama = teks/kitab suci. Gam =
tuntunan
 Din, Berasal dari Bahasa Arab, mengandung
arti: menguasai, menundukkan, patuh, hutang,
balasan, kebiasaan.
 Religi, Berasal dari bahasa Latin, yang berarti:
mengumpulkan, membaca. (Religare =
mengikat)
Unsur-unsur Agama
1. Kekuatan gaib,
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya
di dunia dan akhirat tergantung pada adanya
hubungan baik dengan kekuatan gaib yang
dimaksud
3. Respon yang bersifat emosional dari manusia.
4. Paham adanya yang Kudus (sacred) dan Suci
Pembagian Agama
1. Agama Wahyu (Samawi), agama yang
bersumberkan dari Allah yang diturunkan
melalui Rasul-Nya.
Contoh; yahudi, Nasrani, dan Islam

2 Agama Budaya (Ardhi), agama yang


bersumberkan dari hasil cipta, karsa, karya
pemikiran manusia/ agama bumi.
Selain 3 agama tersebut (Hindu, Budha dll)
Ciri-ciri Agama Wahyu (samawi)
1. Diturunkan kepada masyarakat, bukan tumbuh dari
masyarakat
2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah
sebagai utusan. Utusan itu bukan menciptakan
agama, melainkan hanya menyampaikan.
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan
manusia
4. Ajarannya serba tetap
5. Konsep ketuhanannya : Monotheisme mutlak
(Tauhid)
6. Kebenarannya bersifat universal yaitu berlaku bagi
setiap manusia, masa, dan keadaan
Ciri-ciri agama Budaya (ardhi)
1. Tumbuhnya secara kumulatif dalam
masyarakat penganutnya
2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan
3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, kalaupun
ada akan mengalami perubahan-perubahan
4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai
dengan perubahan akal pikiran
masyarakatnya (penganutnya)
5. Konsep ketuhannya: dinamisme, animisme,
politheisme.
6. Ajarannya tidak bersifat universal.
KONSEP MANUSIA MENURUT
ISLAM
 Proses Penciptaan Manusia
Al-Qur’an, Surah al-Mukminun (32): 12-14.
(Saripati Tanah---Nutfah---’Alaqoh---Mudghoh.)
Istilah Manusia yang digunakan al-Qur’an
1. Basyar. Manusia dari segi Biologis/Jasmani. Manusia
(being) statis/tunduk pada taqdir
terdapat 37 kali dalam al-Qur’an. al-Kahfi. 110.

2. Insan. manusia dari segi psikologis. Makhluk yang


(Becoming) bergerak maju/ Free will n free act.
65 kali disebut dalam al-Qur’an (al-Alaq: 5)

3. al-Nas. manusia sebagai makhluk sosial/kolektif. Sama


dengan Insan.
240 kali digunakan dalam al-Qur’an.(al-Zumar: 27)
MANUSIA

JASMANI ROHANI
(assajadah:9)
(assajadah:7)
Potensi Akal, Qalbu, Nafsu)
Potensi indrawi

TUGAS DAN FUNGSI


MANUSIA
1. KHALIFATULLAH (al-Baqarah:30) dg Tugas Mengelola dan
memakmurkan Bumi (Hud:11)
2. ABDULLAH dg Tugas Beribadah atau
Mentauhitkan Allah swt (Adz-Zariyyat:56)

Agar fungsi itu berjalan dg baik maka Allah Turunkan “SYARI’AT”


yaitu Ketentuan yang berasal dari Allah yang dijelaskan oleh
Rasul-Nya, untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia
agar bahagia dunia dan akherat.
MANFAAT MEMPELAJARI
HAKIKAT MANUSIA

 1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan


 2. Penanaman dan Peningkatan Iman
KONSEP IMAN DALAM ISLAM
 Defenisi Iman/Aqidah
secara bahasa iman berarti keyakinan, kepercayaan.

Secara luas Iman adalah Pengakuan


dengan Hati,pengucapan dengan Lidah,
dan pengamalan dengan anggota badan

Pengakuan dengan Hati : Rukun Iman

Pengucapan dengan Lisan : Syahadataen

Pengamalan dengan anggota Badan : Rukun Islam


Makna syahadatain
 Laailaaha illallah (Pengakuan tidak ada
Tuhan selain Allah); 3 esensi yang diakui
 1. Wujudullah /eksistensi/Keberadaan Allah
 2. Sifatullah /Sifat-sifat Allah
 3. Af’alullah /perbuatan Allah (Menciptakan,
Mengatur, Memelihara)
muhammadurrasulullah
 Pengakuan akan kerasulan Muhammad saw.
Pengakuan itu melahirkan konsekwensi akan
keberadaan:
 1. Malaikat-malaikat Allah
 2. Kitab-kitab Allah
 3. Rasul-rasul Allah
 4. Hari Qiamat
 5. Qodho dan Taqdir Allah; yang baik maupun
yang jelek.
HUKUM ISLAM
 Istilah Hukum Islam sering juga di sepadankan
dengan beberapa istilah yaitu
Syari’ah dan Fiqh.

Syari’at adalah Ketentuan yang ditetapkan oleh Allah


yang dijelaskan oleh Rasul-Nya, tentang pengaturan
semua aspek kehidupan manusia, dalam mencapai
kehidupan baik di dunia dan akherat.

Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang


berhubungan dengan perbuatan manusia yang digali
atau diambil dari dalil-dalilnya yang tafshili.
Aspek-aspek Syari’at
1. Ahkam I’tiqadiyah.
Hukum Islam yang membahas tentang akidah,
yaitu sistem keyakinan (keimanan). Ilmu yang
mengkaji Ilmu Tauhid, ilmu kalam
2. Ahkam ‘Amaliyah.
Hukum Islam yang mengatur prilaku manusia, yang
menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya
(Ibadah) dan hubungan manusia dengan makhluk
lainnya (muamalah). Ilmu yang mengkaji Ilmu Fiqh.
3. Ahkam Khuluqiyah.
Hukum Islam yang mengatur norma, nilai etika,
akhlak. Ilmu yang mengkaji Ilmu Tasawuf
PERBEDAAN SYARI’AT DENGAN
FIQH
A. Ciri-ciri Syari’at
1. Sumbernya dari Allah
2. Kebenarannya mutlak
3. Satu saja
4. Bersifat tetap / tidak berubah
5. Ruang lingkupnya lebih luas
B. Ciri-ciri Fiqh
1. Sumbernya dari manusia
2. Kebenarannya relative
3. Bermacam-macam
4. Berubah-ubah sesuai dengan perkembangan pikiran
manusia.
5. Ruang lingkupnya sempit
SUMBER HUKUM ISLAM
1. Al-Qur’an. Yaitu, Kalamullah (firman Allah yang
mengandung mu’jizat diturunkan kepada
rasulullah Muhammad saw, dalam bahasa Arab
yang diriwayatkan secara mutawatir, terdapat
dalam mushhaf dan membacanya merupakan
ibadah, yang dimulai dari surat al-Fateha dan
diakhiri dengan surat an-Nas
2. Al-Hadits/Sunnah. Yaitu, Seluruh yang
disandarkan kepada Nabi muhammad saw, baik
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan.
3. Ijtihad. Yaitu, mencurahkan kemampuan untuk
mendapatkan hukum syara’ tentang suatu
masalah dari sumber (dalil) hukum yang tafshily
(rinci)
Peran dan Fungsi Hukum Islam
1. Fungsi Ibadah
2. Fungsi “Amar ma’ruf nahi mungkar”
3. Fungsi “Zawajir”
4. Fungsi “Tanzim wa islah al-Ummah”
Tujuan Hukum Islam (Abu Ishaq al-
Shatibi)

1. Memelihara Agama
2. Memelihara Jiwa
3. Memelihara Akal
4. Memelihara Keturunan
5. Memelihara Harta
Tanda-tanda orang beriman
1. Jika disebut nama Allah hatinya bergetar (al-Anfal: 2)
2. Senantiasa Tawakal (‘Ali Imran:120, al-Maidah: 12)
3. Selalu menjaga sholat dan mengerjakan dengan tertib (al-
Anfal:3, al-Mukminun:2, 7)
4. Menafkahkan rezekinya (al-Mukminun: 3)
5. Menjaga mulut dari perkataan tercelah (al-Mukminun: 3,5)
6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun:6)
7. Berjihad dijalan Allah dan suka menolong (al-Anfal:74)
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin
(an-Nur:62)
IBADAH DAN AMAL SHALEH
Secara bahasa Ibadadah berarti: Pengabdian,
penyembahan, ketaatan, merendahkan diri, dan do’a.
 Menurut ulama Tauhid: “mengesakan Allah
menta’zimkan-Nya dg sepenuh ta’zhim serta
menghinakan diri menundukkan jiwa kepada-Nya.
 Menurut ulama Tasawuf: Mengerjakan sesuatu yang
berlawanan dengan keinginan nafsunya, untuk
membesarkan Tuhannya.
 Menurut ulama Fiqh: Segala taat yang dikerjakan
untuk mencapai keridhoan Allah dan mengharap
pahala-Nya di akherat
Kesimpulan: “Segala yang disukai Allah dan yang
diridhai-Nya, baik berupa perkataan, maupun
perbuatan, baik terang, maupun tersembunyi”
HAKIKAT IBADAH
Hakikat Ibadah yaitu “Ketundukan jiwa yang
timbul karena perasaan cinta akan tuhan yang ma’bud
dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran beri’tikad
bahwa bagi alam ini ada kekuasaan, yang akal tidak
dapat mengetahui hakikatnya.
Dalam Rumusan lain:
“Memperhambakan jiwa dan mempertundukkannya
kepada kekuasaan-Nya yang ghaib yang tak dapat
diliputi ilmu dan diketahui hakikatnya.
SYARAT DITERIMA IBADAH
1. Dilaksanakan dengan dasar ikhlas
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang
lurus,........ "(al-Bayyinah:5)

2. Dilakukan dengan sah sesuai petunjuk syara’


"barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya".(Kahfi: 110)
RUANG LINGKUP IBADAH
1. Ibadah Mahdha.
yaitu Ibadah yang ketentuan dan pelaksaannya telah
ditetapkan secara rinci melalui penjelasan al-Qur’an dan
hadits.
contoh: Sholat, puasa, Haji, zakat dll.
2. Ibadah Ghairu Mahdha
yaitu ibadah yang ketentuannya tidak secara menyeluruh
dijelaskan oleh Nabi saw. Beliau hanya meletakkan
prinsip-prinsip dasar, sedangkan pengembangannya
diserahkan kepada kemampuan dan daya jangkauan
pikiran umat.
contoh: Sedekah, senyum, jual beli dll
AKHLAK
Pengertian Akhlak
Secara bahasa: Perangai, kelakuan, tabi’at, watak
dasar, kebiasaan, peradaban yang baik.
Secara Istilah:
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam Jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. (Ibn
Miskawaih)
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan (Imam al-Ghazali)
Ruang Lingkup Akhlak Islami
1. Akhlak Terhadap Allah
4 alasan manusia harus berakhlak kepada Allah
a. Karena Allah yang telah menciptakan
manusia (al-Thariq: 5-7)
b. Karena Allah yang telah menyediakan
perlengkapan panca indra (al-Nahl: 78)
c. Karena Allah telah menyediakan berbagai
fasilitas dan kebutuhan hidup manusia (al-
Jatsiyah: 12-13)
d. Allah memuliakan manusia dengan
diberikan kemampuan menguasai daratan
dan lautan (al- Isra’: 70)
Cara Berakhlak kepada Allah
1. Tidak menyekutunya (al-Nisa:116)
2. Takwa kepada-Nya (al-Nur:35)
3. Mencintai-Nya (al-Nahl: 72)
4. Ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan-
Nya dan bertaubat (al-Baqarah: 222)
5. Mensyukuri nikmat-Nya (al-Baqarah:152)
6. Selalu berdo’a kepada-Nya (al-Mukmin:40)
7. Beribadah (al-Dzariyat: 56)
8. Meniru sifat-Nya dan mencari keridhaan-Nya
(al-Fath:29)
2. Akhlak Terhadap Sesama
Manusia
1. Tidak boleh memberi dengan dengan
menyakiti hatinya (al-Baqarah: 253)
2. Masuk rumah harus minta izin, bertemu saling
mengucap salam, mengucap kata yang baik
(al-Nur: 58, al-Baqarah: 83)
3. Setiap ucapapan adalah ucapan yang benjar
(al-Ahzab:70)
4. Tidak boleh mengucilkan seseorang/kelompok
lain, berprasangka buruk tanpa alasan,
membuka iab orang, memanggil dengan
sebutan buruk (al-Hujurat: 11-12)
5. Memaafkan orang yang berbuat salah (‘Ali
3. Ahklak Terhadap Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan adalah segalah sesuatu yang di
sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
benda-benda tak bernyawa.
 Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu.(al-An’am:38) dari ayat ini
al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa “tidak boleh
diperlakukan secara aniayah”
 Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-
orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas
pokoknya, Maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan
Karena dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang
fasik.(al-Hasyr: 5)
 “Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap
binatang, kendarailah, dan beri makanlah dengan baik (al-
Hadits)
METODE PEMBINAAN AKHLAK
1. Menanamkan keimanan
2. Menegakkan Rukun Islam
3. Pembiasaan sejak kecil dan berlangsung
secara kontinyu
4. Dengan keteladanan
5. Mengevaluasi/mengkoreksi diri sebagai
orang yang banyak kekurangan
MANFAAT AKHLAK YANG MULIA
1. MEMPERKUAT DAN MENYEMPURNAKAN AGAMA
“Allah telah memilihkan agama Islam untuk kamu, hormatilah agama dengan
akhlak dan sikap dermawan, karena Islam itu tidak akan sempurna kecuali dengan
akhlak dan sikap dermawan itu. (al-Hadits)

2. MEMPERMUDAH PERHITUNGAN AMAL AKHIRAT


“Ada tiga perkara yang membawa kemudahan hisab dan akan dimasukkan ke
surga, yaitu engkau memberi sesuatu kepada orang yang kikir, engkau
memaafkan orang yang pernah menganiayahmu, dan engkau menyambung tali
silaturrahmi kepada orang yang tak kenal kepadamu (HR. al-Hakim)

3. MENGHILANGKAN KESULITAN.
“Barang siapa yang melepaskan kesulitan orang mukmin dari kehidupan didunia
ini, maka Allah akan melepaskan kesulitan orang tersebut pada hari kiamat (HR.
Muslim)

4. SELAMAT HIDUP DUNIA DAN AKHERAT


“Ada 3 perkara yang dapat menyelamtkan manusia, yaitu takut kepada Allah
ditempat yang tersembunyi ataupun yang terang, berlaku adil pada waktu rela
ataupun marah, dan hidup sederhana pada waktu miskin ataupun kaya (HR. Abu
Syaikh)
ILMU, IMAN DAN AMAL
Ilmu.
‘alima, ya’lamu, ‘ilman (Arab). Berarti: mengerti,
memahami benar-benar.
Science (Inggris), scientia (Latin). Berarti:
pengetahuan, mengetahui.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Ilmu adalah
pengetahuan tentang sesuatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu dibidang
pengetahuan itu.
ciri-ciri ilmu menurut Loren
Bagus
1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat
koheren, empiris, sistematis , dapat diukur dan
dibuktikan
2. Berbeda dengan pengetahuan
3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap
berkenaan dengan masing – masing penalaran
perorangan
4. Di pihak lain, yang seringkali berkaitan dengan
konsep ilmu (pengetahuan ilmiah)
5. Ciri hakiki ilmu adalah metodologi
6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam
kesatuan objeknya
KEUTAMAAN DAN INTEGRASI IMAN, ILMU DAN
AMAN

 Bahwa ilmu adalah warisan para nabi Shallallaahu alaihi wa


Salam, warisan yang paling mulia dan berharga. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:

ِ َ‫ اَ ْلعُلَ َما ُء َو َرثَةُ اْأل َ ْن ِبي‬.‫علَى النُّ ُج ْو ِم‬


 ‫ َواْأل َ ْن ِبيَا ُء لَ ْم يُ َو ِرث ُ ْوا‬،‫اء‬ َ ‫ض ِل ْالقَ َم ِر‬
ْ َ‫علَى ْالعَا ِب ِد َكف‬
َ ‫ض ُل ْالعَا ِل ِم‬
ْ َ‫ف‬
‫ الترمذي‬.‫) ِد ْينَاًرا َوالَ د ِْر َه ًما َو ِإنَّ َما َو َّرثُوا ْال ِع ْل َم فَ َم ْن أَ َخ َذهُ أَ َخ َذ ِب َح ٍّظ َوا ِف ٍّر‬.

 “Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli


ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang.
Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya
para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka
hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya
(warisan ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan yang
banyak.” (HR. Tirmidzi).
 Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah mati,
berbeda dengan harta. Karena harta yang jadi rebutan
manusia itu pasti akan sirna. Rasul Shallallaahu alaihi wa
Salam bersabda:

ٍّ َ‫ع َملُهُ ِإالَّ ِم ْن ثَال‬


 ‫ث‬ َ َ‫ان اِ ْنق‬
َ ‫ط َع‬ ُ ‫س‬َ ‫ات اْ ِإل ْن‬
َ ‫ ِإ َذا َم‬:

 ُ‫ع ْو لَه‬ َ ‫اريَةٌ أَ ْو ِع ْل ٌم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه أَ ْو َولَ ٌد‬


ُ ‫صا ِل ٌح يَ ْد‬ ِ ‫ص َدقَةٌ َج‬
َ .

 “Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga:


shadaqah jariyah, atau ilmu yang dia amalkan atau anak
shalih yang mendoakannya.”
 Ilmu adalah jalan menuju Surga, tiada jalan
pintas menuju Surga kecuali ilmu.
Sabdanya:

 ‫ط ِر ْيقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬ َ ‫س فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬


َ ‫س ََّّه َل هللُ لَهُ ِب ِه‬ ُ ‫ط ِر ْيقًا يَ ْلت َ ِم‬
َ ‫سلَ َك‬
َ ‫ َم ْن‬.

 Barangsiapa menempuh jalan untuk


mencari ilmu, maka Allah mudahkan
baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim)
 Ilmu merupakan pertanda kebaikan seorang hamba.
Tidaklah akan menjadi baik melainkan orang yang berilmu,
sekalipun bukan jaminan mutlak orang yang (mengaku)
berilmu mesti baik.
 Sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Salam :

ِ ‫ َم ْن يُ ِر ِد هللُ بِ ِه َخي ًْرا يُفَ ِق َّْههُ فِي‬.


 ‫الدي ِْن‬

 “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan


pahamkan dia (masalah) dien.” (Al-Bukhari).
 Allah Subhannahu wa Ta’ala dalam surat
Mujadilah: 11 telah berfirman:

ٍّ ‫ين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذي َن أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬


‫ت‬ َ ‫َّللاُ الَّ ِذ‬
َّ ‫يَ ْرفَ ِع‬

 “Niscaya Allah akan meninggikan orang-


orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat.”
PARADIGMA HUBUNGAN AGAMA
DAN ILMU PENGETAHUAN
 Tipologi tentang hubungan antara ilmu (sains) dan agama :
 Konflik : pandangan ini mengemukakan
bahwa sains dan agama memberikan
pernyataan yang berlawanan sehingga
orang harus memilih salah satu di
antara keduanya.
 Independensi : pandangan ini
mengemukakan
bahwa sains dan agama
mempunyai kebenaran sendiri – sendiri yang
terpisah satu sama lain
 Dialog : pandangan ini mengemukakan
bahwa antara sains dan agama
terdapat kesamaan yang bisa
didialogkan, bahkan bisa
saling mendukung
satu sama lain.
 Integrasi : pandangan ini mengemukakan
bahwa ada titik temu di antara sains
dan agama. Dan satu sama lain saling
mendukung dan memperkaya
pemahaman
Konsep Masyarakat Madani

 Konsep masyarakat madani mengacu pada


model ideal kehidupan masyarakat
madinah pada zaman Nabi Muhammad saw,
yang berdasarkan pada suatu konstitusi
yang bernama piagam Madinah, maka
karekteristik masyarakat madani diukur
dengan piagam madinah yang berjumlah 47
pasal.
Pengertian Masyarakat Madani
 Masyarakat madani adalah suatu masyarakat ideal yang didalamnya
hidup manusia-manusia partisipan yang masing-masing diakui sebagai
warga dengan kedudukan yang serba serta dan sama dalam soal
pembagian hak dan kewajiban.
 Masyarakat madani (almujtama’al-madani) adalah masyarakat
bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu
dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan
inisiatif individual.
 Masyarakat madani adalah masyarakat yang secara umum memiki
ciri-ciri berbudaya, berperadaban, demokratis, dan berkeadilan.
 Masyarakat madani adalah masyarakat yang berperadaban(ber-
“madaniyah”), karena tunduk dan patuh pada ajaran kepatuhan yang
dinyatakan dalam supermasi hukum dan peraturan.
Karakteristik Mayarakat
Madani
Bertuhan
Damai
Tolong-menolong
Toleran
Keseimbangan antara hak dan kewajiban
sosial.
Berperadaban tinggi
Berakhlak mulia
Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan
Masyarakat Madani

Melakukan pembenahan kedalam tubuh


umat untuk menghapus kemiskinan,
Menciptakan keadilan sosial dan
demokrasi,
Merangsang kemajuan intelektual,
Mewujudkan tatanan sosial-politik yang
demokratis dan sistem ekonomi yang adil.
ISLAM DAN
PRANATA SOSIAL

A. Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah


Keluarga adalah unit terkecil dari sebuah komunitas. Konsep keluarga yang
sakinah, mawaddah dan rahmah sebetulnya merupakan konsep tatanan dan
hubungan sosial yang harmonis dalam wujudnya yanng paling kecil.
Menurut Quraish Shihab, kata litaskunu yang diambil dari kata dasar sakana
yang artinya diam, tenang setelah sebelumnya goncang. Dari sini, rumah dalam
bahasa arab dinamakan sakan karena dia merupakan tempat memperoleh
ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk di luar rumah. Allah
menciptakan dalam diri setiap makhluk dorongan untuk menyatu dengan
pasangannya. Maka Allah ciptakan pada diri mereka naluri seksual dan
mensyari’stkan bagi manusia perkawinan. Demikian antara lain makna litaskunu
ilaiha.
Kata mawaddah mengandung arti cinta dan harapan atau
kelapangan dan kekosongan. Menurut al-Baqa’i, ia adalah cinta
yang tampak buahnya dalam sikap dan perlakuan, serupa
dengan kepatuhan sebagai hasil rasa kagum kepada
seseorang. Sedangkan rahmah tertuju kepada orang yang
membutuhkan atau orang yang lemah.
B. Peran Masjid dalam Pembinaan Umat

1. Masjid dan Etos Membaca


Salah satu fungsi masjid ialah tempat
pembelajaran ilmu-ilmu agama. Membaca
adalah kegiatan manusia dalam hal
pembelajaran ilmu-ilmu. Jadi, masjid tidak
hanya berfungsi sebagai tempat untuk
berzikir tetapi juga sebagai tempat untuk
berfikir.
2. Masjid dan Kepedulian Sosial
Masjid sebagai basis kegiatan-kegiatan baik yang bersifat
ibadah sosial, seperti pusat penerimaan dan penyaluran zakat, infaq,
wakaf dan shadaqah atau pusat persatuan pelaksanaan ibadah
qurban, persatuan kematian dan lain-lain, tetapi juga yang bersifat
organisasi sosial kemasyarakatan, seperti adanya kegiatan
pengajian, yasinan, Remaja Masjid, Majelis Taklim ataupun kegiatan-
kegiatan lingkungan seperti gotong royong dsb.
C. Ukhuwah Islamiyah

Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan


simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Jalinan
perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk saling
membantu dan berbagi kesenangan kepada pihak lain.
Persaudaraan sesama muslim berarti, hendaklah sesama
muslim saling menghormati, membantu dan menghargai
relativitas masing-masing. Klasifikasi dan tingkatan ukhuwah
menurut Quraish Shihab :
 Ukhuwah Islamiyah, yakni persaudaraan berlaku
sesama umat islam.
 Ukhuwah Wathonayah, yakni persaudaraan
sesama warga negara dalam satu Negara.
 Ukhuwah Basyariyah/Insaniyah, yakni
persaudaraan yang berlaku bagi semua umat
manusia secara universal.
 Ukhuwah Uluhiyyah, persaudaraan sesama
makhluk Tuhan.
D. Kebersamaan dalam Pluralitas Agama

Pluralitas khususnya pluralitas agama dapat dijumpai di mana-


mana, Untuk itu, harus dimiliki sikap keterlibatan dan interaksi
secara positif dalam lingkungan yang majemuk itu sehingga
menuntut sikap pemeluk agama untuk memahami keberadaan
dan hak agama lain, juga terlibat dalam usaha memahami
perbedaan dan persamaan guna tercapainya kerukunan dan
kebersamaan. Dalam prakteknya, ketegangan yang sering
timbul dalam hubungan intern umat beragama, antar umat
beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah
disebabkan oleh :
 Sifat masing-masing yang mengandung
dakwah dan misi.
 Kurang pengetahuan akan agamanya
sendiri dan agama lain.
 Kurang menghormati dan merendahkan
agama lain.
 Kurangnya sikap toleransi beragama.
 Kurangnya seling pengertian dalam
jenjang pendapat.
E. Islam dan Politik

1. Fondasi Etis Sistem Politik Islam


Islam dan politik merupakan persoalan yang selalu aktual,
karena sejalan dengan pandangan para pakar Islam, Islam
lebih dari sekedar sistem teologis (agama), tapi merupakan
sebuah sistem kehidupan yang lengkap.
a. Prinsip Syura (Musyawarah)
b. Prinsip Persamaan (Musawah : Equality)
c. Prinsip Keadilan (‘adalah ; justice)
d. Prinsip Kebebasan (al-hurriyah ; freedom)
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI
INDONESIA
Sejarah masuknya Islam di Indonesia
adalah melalui jalur perdagangan.
Aceh, daerah paling Barat dari kepulauan
Nusantara, adalah yang pertama sekali
menerima agama Islam. Bahkan di Aceh lah
kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri,
yakni Kerajaan Pasai.
Proses perkembangan Islam dapat dijelaskan
dengan menampilkan babakan penting berikut :

ఘ Babak Pertama, Abad 7 Masehi (Abad 1


Hijriah)
ఘ Babak Kedua, Abad 13 Masehi
ఘ Babak Ketiga, Masa Penjajahan Belanda
ఘ Babak Keempat, Abad 20 Masehi
ఘ Babak Kelima, Pasca Kemerdekaan
KARAKTERISTIK ISLAM DI INDONESIA

1. Majemuk/Plural
Kehidupan beragama di Indonesia dipayungi oleh semangat bhinneka
Tunggal Ika, sehingga terlihat dengan jelas betapa Islam mudah
berdampingan dengan damai dengan penganut agama lain.
2. Toleran
Adalah salah satu semangat dari Islam Indonesia.
3. Moderat
Dimaksudkan untuk menggambarkan kehidupan keagamaan yang
berada di tengah-tengah, tidak ekstrim dan tidak pula liberal.
4. “Singkretik”
Adanya campuran unsur Islam dan budaya lokal yang tidak
bertentangan dengan semangat fundamental Islam itu Sendiri.

Anda mungkin juga menyukai