Anda di halaman 1dari 8

Teori/Konsep Kematian

& Prosedur Penetapan


Kematian
 Mati somatis (mati klinis) :
- terjadi akibat  terhentinya sistem kardiovaskuler, susunan saraf pusat, dan sistem
pernafasan yang menetap (irreversible)
- klinis  tidak ditemukan refleks2, EEG mendatar, nati tidak teraba, denyut jantung
tidak terdengar, tidak ada gerak pernafasan, suara nafas tidak terdengar saat auskultasi
 Mati seluler (mati molekuler)
- kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian
somatis
- kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan
 Mati batang otak
- terjadi kerusakan seluruh ini neronal intrakranial yang ireversible
- tidak dapat dinyatakan hidup lagi sehingga alat bantu dapat dihentikan.
 Mati suri (suspended animation, apparent death )
- terhentinya ketiga sistem kehidupan yg ditentukan dg alat kedokteran sederhana tp
dg peralatan kedokteran masih berfungsi
- sering ditemukan : keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik, dan tenggelam.
 Mati serebral
- kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversible kec batang otak dan serebelum,
sedangkan sistem pernafasan dan kv masih berfungsi dengan bantuan alat
TANDA KEMATIAN
TANDA KEMATIAN TIDAK PASTI
1. Pernafasan berhenti, dinilai selama > 10 mnt
2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 mnt, nadi karotis (-)
3. Kulit pucat
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi
5. Pembulu darah retina mengalami segmentasi ke rah tepi retina dan
kemudian menetap
6. Pengeringan kornea  kekeruhan (dlm 10 mnt)
TANDA PASTI KEMATIAN
1. Lebam mayat (livor mortis)
 Eritrosit menempati tempat terbawah tubuh, mengisi vena dan venula 
membentuk bercak warna merah ungu (livide) pd bagian terbawah tubuh
 Mulai tampak 20-30 menit pasca mati, menetap setelah 8-12 jam
 Sebelum menetap, lebam mayat masid dapat hilang (memucat) pd penekanan
& dapat berpindah jika posisi mayat diubah.
 Memucatnya lebih cepat dan lebih sempurna bila dilakukan dlm 6 jam
pertama
 Dapat digunakan untuk mengetahui sebab kematian : lebam berwarna merah
terang (keracunan CO atau CN) warna kecoklatan (keracunan anilin, nitrat,
sulfonal), memperkirakan saat kematian
 Untuk membedakan dg resapan darah akibat trauma  bila di lakukan irisan
dan kemudian disiram dg air maka warna merah darah akan hilang atau
pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang.
https://emedicine.medscape.com/article/1680032-overview
TANDA PASTI KEMATIAN
2. Kaku mayat (rigor mortis)
 Mulai tampak 2 jam setelah kematian klinis, dimulai dari bagian luar
tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal)
 Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan
selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama
 Faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat : aktivitas fisik sebelum
mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dg otot – otot kecil
dan suhu lingkungan tinggi
Kekakuan Pada Mayat Yang Menyerupai Kaku
Mayat
1. Cadaveric spasm (instantaneous rigor)

Anda mungkin juga menyukai