Anda di halaman 1dari 18

Lembaga Administrasi Negara

Republik Indonesia

Oleh :
Dr. Asmawi Rewansyah MS
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

CLERICAL WORK ADMINISTRASI DALAM


(TATA USAHA) ARTI SEMPIT

BESTUUREN GOVERNMENT
(KEPEMERINTAHAN)

ILMU POLITIK ADMINISTRASI NEGARA

ADMINISTRASI
AZAS-AZAS/FUNGSI =
MANAGEMENT Banyak yang sama

ADMINISTRASI PUBLIK ADMINISTRASI =


PUBLIK PUBLIC POLICY MAKING

Latin = AD + MINISTRARE (SERVICE)


KEPELAYANAN ((PELAYANAN VERTIKAL)
2
Lembaga Administrasi Negara
Republik IndonesiaSISTEM ADMINISTRASI NEGARA
(MENURUT UUD 45 + AMANDEMEN)
DIMENSI
NILAI *) = NORMA, STANDAR, PROSEDUR ADMINISTRASI PUBLIK
PEDOMAN
PERILAKU = GG

PERUMUSAN
ORGANISASI= WARGA

PENERAPAN
EVALUASIu
BIROKRASI P NEG
R

EMPOWERING
MANAGEMENT=
ADM ADMINISTER
O
S

BARANG, JASA LAYANAN &


E

INTERAKSI, TRANSAKSI
PROSES INTERRELASI,
TATA HUBUNGAN

INFORMASI PUBLIK
(KOMUNIKASI) S
ADM

KINERJA
KEBIJ. CITA2 &
NEG ADMINISTRATOR/LEADERSHIP PUBLIK TUJUAN
P NKRI

PROB. SOLVING
WIL . NEG R
O

BESCHIKING
REGELLING
NEGARA WARGA NEG S
E
S
PEM. NEG PEM
= GG
KONS- NEG
POSISI, PERAN, HAK & KEWAJIBAN
TITUSI
NEGARA PUBLIC ADMINISTRATION GUIDING VALUES AND PRINCIPLES

SPIRITUAL = ALINEA III (PENGAKUAN AKAN EKSISTENSI DAN KEMAHAKUASAAN ALLAH SWT
*) DIMENSI NILAI DLM PERJUANGAN MERUBAH NASIB BANGSA)
PEMBUKAAN KULTURAL = ALINEA IV (DASAR NEGARA, PALSAFAH BERNEGARA, PANDANGAN HIDUP BNGS
UUD’45 INSTITU- = ALINEA IV (TUJUAN, BENTUK, DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA)
SIONAL 3
Lembaga Administrasi Negara
ADMINISTRASI
Republik Indonesia

(Henry FAYOL/Perancis)
Administration Industrialle et Generale
Pendekatan analisanya : Administrative Management,
yaitu : suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat
pimpinan yang terbawah
1) Pembagian pekerjaan
2) Kewenangan
3) Disiplin
4) Kesatuan Perintah
14 Prinsip Administrasi 5) Kesatuan arah/tujuan
6) Mendahulukan
kepentingan umum
7) Penggajian
8) Sentralisasi
9) Skala hirarkhi
10) Tata tertib
11) Keadialan
12) Stabilitas
13) Prakarsa
4
14) Solidaritas
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

MANAGEMENT
(F.W. TAYLOR/Amerika)

Planning, Organizing, Actuating, Controlling


(P O A C)

“Gerakan Managemen Ilmiah”


Pendekatan analisanya : Management Operative,
Yaitu : pendekatan dari bawah ke tingkat yang lebih atas, titik
beratnya ialah efisiensi dan produktivitas para pelaksana yang
terdapat di tingkat bawah

5
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia BIROKRASI
(MAX WEBER)
• Birokrasi t/d. dua akar kata, yaitu bureau (kain penutup meja) dan
cracy, ruler (pengatur). Weber mendefi-nisikan birokrasi sbg ” an
administrative body of appointed officials. Administrative body itulah
pihak yg dominan dlm hub dgn majikan/atasan dan yg diangkat disebut
buruh, bawahan atau pelayan.
Birokrasi sebagai tipe ideal sebuah organisasi yang bermula dari teori Max Weber
tentang konsep sosiologik rasionalisasi aktivitas kolektif. Weber dlm buku Guy
Peters (1984: 3) mendefinisikan birokrasi sebagai: ”organization with a pyramidal
structure of authority, which utilize the enforcement of universal and impersonal
rules to maintain that structure of authority, and which emphasize the non-
discretionery aspects of administration.
Karakteristik birokrasi/organisasi bertipe ideal:
> High degree of specialization;
> Hierarchical authority structure with limited areas of responsibility;
> Impersonality of relationships between organizational members;
> Recruitment of officials an the basis of ability and technical knowledge;
6
> Differentiation of private and official income and fortune and so on.
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
PARADIGMA OPA, NPM dan NPS
PARADIGMA (Pgd) OPA NPM = Reinventing Government NPS = Government is Us (King &
Pdg 1 (1900-1937) dikotomi antara melahirkan konsep GG Sivers, 1998)
politik dan administrasi negara. (enterpreneurial government). Joined up thinking and joined up
Pdg 2 (1938-1956) administrasi Reagan : government is not solution to action (Stewart et.al., 1999)
negara sebagai ilmu politik. our problem, govern-ment is the problem. Citizens First ! (Denhardt & Gray,
Pdg 3 (1970-sekarang) administrasi 1998)
sebagai ilmu administrasi publik. Paradigma NPM (1992 -2002) Paradigma NPS (2003- sekarang)
1) Politik harus memusatkan 1) Catalytic gov. (steering rather than rowing. 1) Serve rather than steer
perhatian pada kebijakan publik Services is rowing) 2) Seek the public interest
atau ekspresi kehendak rakyat, 2) Community owned (empowering rather than
serving) 3) Value citizenship over
admneg berkenaan dgn entrepreneurship
implementasinya. 3) Competitive gov. (injection competiition in
service delivery) 4) Think strategically, act
2) Penyatuan ilmu administrasi ne- 4) Mission’s driven not rule’s driven demokratically
gara dan i. politik (Morsten Marx) 5) Customer oriented (meeting the need of the 5) Serve citizen, not customers
3) Prinsip2 mgt dikembangkan se- customer, not bureaucracy)
cara ilmiah dan mendalam. Peri- 6) Result oriented (funding outcomes,not input) 6) Recognize that accountability is
laku organisasi, analis mgt, pene- 7) Enterprising gov (earning rather than not simple
rapan teknologi seperti metode spending) 7) Value people, not just
kuantitatif, analisis sistem, opera- 8) Anticipatory gov(prevention ratherthan cure) productivity.
sional research, econometry dsb 9) Decentralized gov (from hierarchy to
participation)
4) Adm publik dgn fokus pada teori 10) Market oriented (leveraging change through Note : Isues tentang justice, equity,
organisasi, teori manajemen dan the market) participation, and leadership yg
kebijakan publik, sedangkan Note : Birokrasi yg lamban, gemuk, boros, kurang diperhatikan dalam buku
locusnya kepentingan publik. inefisien, merosotnya kinerja yanlik. Reinventing gov. 7
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Dari paradigma OPA, utk memba- Dari paradigma NPM, utk memba- Dari paradigma NPS, utk memba-
ngun/reformasi birokrasi : ngun/reformasi birokrasi diarahkan ngun/reformasi birokrasi, maka
1) Administrasi publik harus pada 6 dimensi kunci: birokrasi harus berubah
dipisahkan dari dunia politik 1) Productivity, bgmn pem meng orientasinya, yaitu :
(dikhotomi AP dgn politik). hasilkan lebih banyak dgn biaya 1) Dari paradigma constitutionalism
2) Tidak memberi peluang pada yg lebih sedikit. ke paradigma communitarianism
Administrator untuk 2) Marketization, bgmn pemerintah (Fox & Miller, 1995).
memperaktekkan sistem menggunakan insentif pasar agar 2) Dari institution-centric civil service
nepotisme dan spoil. hilang patologi/penyakit birokrasi ke model citizen-centric
3) Para legislator hanya 3) Service orientation, program yg governance (Prahalad, 2005).
merumuskan kebijakan nasional lebih responsif thdp kebutuhan 3) Perlu diterapkan pola citizen-
dan Administrator hanya warga masy. centered collaborative public
mengeksekusinya. 4) Decentralization, melimpahkan management (Cooper, at ell.,
4) Para Administrator selalu kewenangan kepada unit kerja 2006).
mengutamakan nilai efisiensi terdepan 4) Tidak ada tindakan birokrasi yang
dan ekonomis. 5) Policy, bgmn pememerintah memanipulasikan partisipasi
5) Para Administrator diangkat memperbaiki kapasitas masyarakat (Yang & Callahan,
berdasarkan kecocokan dan perumusan kebijakan. 2007).
kecakapannya. 6) Performance accountability,
6) Metode keilmuan menurut Taylor bgmn pem memperbaiki
harus menggeser metode rule kemampuannya utk memenuhi
of thumb. janjinya.
8
Lembaga
Hasil nyata : Administrasi Negara
Hasil nyata : Hasil nyata:
Republik Indonesia
1) Aturan yg jelas dan tegas dlm 1) Saving 1) Pemerintahan yang lebih
melaksanakan tugas. 2) Perbaikan proses demokratis;
2) Perilaku produktif, juga loyal 3) Perbaikan tkt efisiensi 2) Pemerintahan yang desentralistis
kpda pimpinan & organisasi. 4) Peningkatan efektivitas 3) Terbentuknya civil society
3) Perilaku yg impersonal & saklek. 5) Perbaikan sistem administrasi 4) Partisipasi masyarakat
4) Hub kekeluargaan dan kelompok seperti : peningkatan kapasitas, 5) Pemerintahan yg partisipatif,
sosial tidak mendapat tempat. fleksibilitas dan ketahanan transparan dan akuntabel
OPA menghadapi masalah (falla- NPM menuai kritik, karena : NPS juga menuai kritik, karena:
cies, pendapat yg keliru), yaitu: 1) Para elit birokrat cenderung 1) Hanya cocok untuk negara maju
1) Weber yakin bahwa sosok orga- berkompetisi utk kepentingan yang sudah mapan dan
nisasi birokrasi sangat ideal, pa- dirinya d/p.kepentingan umum; masyarakatnya sudah dewasa
dahal dlm perkembangannya bisa 2) Public chioce didominasi kepen- dalam berdemokrasi (tidak
berubah menjadi sangat kaku, tingan pribadi, shg konsep spt maunya menang sendiri)
ber-tele2 dan penuh red tape. public spirit & public service 2) Cocok untuk Negara Federal
2) Taylor sangat yakin hanya satu terabaikan. 3) Etika dlm pemerintahan sudah
cara terbaik utk melaksanakan 3) Tidak mendorong terjadinya mmbudaya dlm kehidupan masy..
tugas, padahal dlm perkem- proses demokrasi. 4) Sulit diterapkan pada sistem
bangan zaman banyak cara lain 4) Pemerataan dan keadilan sosial pemerintahan yang otoriterian
misalnya hasil rekayasa teknologi sulit terwujud sentralistis.
dan kemajuan ilmu pengetahuan. 5) Mengancam citizen selfgover- 5) Tidak banyak masyarakat yang
3) Wilson lebih cenderung melihat nance dan fungsi administrator miskin (powerless)
adm publik sbg kegiatan yg tidak sbg servant of public interest. 6) Banyak entitas sosial dan
bersifat politis, padahal dlm 6) Tidak hati2 akan meningkatkan pelayanan publik telah berubah
kenyataannya bersifat politis. korupsi dan orang2 miskin baru. menjadi entitas bisnis.
9
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Pelajaran penting dari paradigma Pelajaran penting dari paradigma NPM Pelajaran penting dari paradigma
OPA adalah utk membangun adalah dlm membangun aparatur NPS adalah dlm membangun AN/
aparatur negara atau reformasi /reformasi birokrasi harus : reformasi birokrasi harus :
birokrasi diperlukan: 1) Memperhatikan mekanisme pasar. 1) Memperhatikan pelayanan kpd
1) Profesionalitas 2) Mendorong kompetisi dan kontrak masy sbg warga negara, bukan
2) Penggunaan prinsip keilmuan utk mencapai hasil sbg pelanggan.
3) Hubungan impersonal 3) Harus lebih responsif terhadap 2) Mengutamakan kepentingan
4) Penerapan aturan dan kebutuhan pelanggan. umum.
standarisasi secara tegas 4) Bersifat mengarahkan (steering) 3) Mengikut sertakan warga
5) Sikap yang netral d/p. menjalankan sendiri (rowing) masyarakat (masy tidak dijadikan
5) Harus melakukan deregulasi; penonton)
6) Perilaku yg mendorong/mendu-
kung terjadinya efisiensi dan 6) Memberdayakan oprator/pelaksana 4) Berfikir strategis dan bertindak
efektivitas sumberdaya (4M+T) demokratis.
7) Mengembangkan budaya
organisasi (corporate cultural) 5) Memperhatikan norma, nilai, dan
standard yg ada.
8) Innovatif dan berjiwa wirausaha;
6) Menghargai masyarakat d/p.
9) Pencapaian hasil ketimbang manajer wirausaha yg bertindak
budaya taat asas. seakan-akan uang adalah milik
10)Orientasi pada proses dan input. mereka.
PARADIGMA DAN PENDEKATAN PARADIGMA DAN PENDEKATAN PARADIGMA DAN PENDEKATAN
OPA LEBIH PAS/COCOK UNTUK NPM LEBIH PAS/COCOK UNTUK NPS LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI DEP/LEMBAGA YG MENANGANI DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR POLHUKAM BIDANG/SEKTOR PEREKONOMIAN BIDANG/SEKTOR KESRA 10
Lembaga Administrasi
Bagaimana Negaradapat difahami?
konsep governance
Republik Indonesia
Kata government dapat diartikan pemerintah (the governing body of
persons in a state) dan bisa juga diartikan pemerintahan (the political
direction and control exercised over the actions of the members,
citizens, or inhabitants of communities, societies, and states).
Kata governance menurut leksikografi diartikan juga sebagai government,
exercise of authority, control; method or system of government or management.
Baik government maupun governance berasal dari kata govern (memerintah, dari bhs
Latin: gubernare, Gerik: kybernan, to steer, mengemudi dsb-nya).
Governing itu terjadi dan terdapat di mana-mana dan kapan saja pada setiap bentuk
kehidupan sosial (fenomena sosial), termasuk kehidupan sosial khusus yang
oleh Aristoteles dikategorikan sebagai "polity" (pemerintahan).
Governing (dalam) "polity" disebut “openbaar bestuur”, demikian Soewargono (State-
of- the-art Ilmu Pemerintahan, 1993). Dari penggunaan kata itu menjadi istilah
teknis (technical term) lahirlah berbagai pengertian. Salah satu di antaranya
menyangkut hubungan antara government dengan governance, yang
diungkapkan oleh Dr. Leo Fonseka (1999:15) dalam Good Governance
. . . . while the term government indicates a political unit for the function of
policy making as distinguished from the administration of policies, the word
governance denotes an overall responsibility for both — the political and the
administrative functions. It also implies ensuring moral behaviour and ethical
conduct in the task of governing, i.e. the continuous ethical exercise of
authority on both the political and administrative units of governments.
11
Lembaga Administrasi Negara
KutipanRepublik
di atas menunjukkan
Indonesia bahwa kata governance (policy making, regulator,
mengatur dan administration, besturen, mengurus) lebih luas daripada
government (public policy making saja).
Selanjutnya, Leo Fonseka mengemukakan bahwa:
There are three main regimes involved in good governance, i.e. the State
Gov, the Civil Society, and the Private Sector. All three are critical for
sustaining human development. Since each has got its weaknesses and
strengths, a major objective of good governance is to promote highest
possible constructive interaction among them in order to minimize
individual weaknesses and utilize the strengths optimally. The intricate
intercourse between and among these three domains will indicate the
direction of the society's economic and social flight path. The more
integral, balanced and interdependent the three are the better it is for the
society.

PEMNEG

DUNIA MASY.
BISNIS MADANI

12
Lembaga Administrasi Negara
Republik
Governance Indonesia
disebut "good" (good governance) jika memenuhi syarat
di atas, dan sebaliknya "bad" jika tidak. Menurut Leo Fonseka,
- The State meletakkan dasar bagi equity, justice, dan peace, creating
a conducive political and legal environment for development ;
- Private Sector meletakkan dasar bagi economic growth, job opportu-
nities, income and development, and
-Civil Society meletakkan dasar bagi liberty, equality, responsibility,
and self-expression.

Konstruksi pemikiran ttg good governance di atas berada pada tataran axiologi
(Ndraha 2003: xxxi). Penggalian konsep dan konstruksi pemikiran pada tingkat
epistemologi melahirkan teori tentang Tiga Subkultur Masyarakat (TSM) yang
mampu menerangkan gejala governance sebuah bangsa (negara). Teori TSM
berawal dari pendekatan manusia & lingkungannya thdp fenomena pemerintahan.
Human rights/HAM Human Dipenuhi sendiri (private choice)
needs
&
Instincts/naluri Dipenuhi melalui pasar (public choice)

Pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa layanan terbentur pada the law of
scarcity yang membentuk kesenjangan antara demand dengan supply.
Cara utk memenuhi kebutuhan dan memperkecil kesenjangan mendekati nol
adalah pengembangan setinggi mungkin nilai sumberdaya (SDM, SDA, SD
buatan) atau menghambat sebisa mungkin kemerosotan sumberdaya ybs. 13
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia TIGA SUB KULTUR DALAM MASYARAKAT
PENGEMBANGAN PECIPTAAN KEADILAN DAN KONTROL TERHADAP
NILAI SUMBERDAYA KEDAMAIAN KEKUASAAN (SKK)
SUBKULTUR SUBKULTUR SUBKULTUR
EKONOMI (SKE) KEKUASAAN (SKK) SOSIAL (SKS)
Karakteristik : Karateristik : Karakteristik :
>membeli semurah mungkin >berkuasa semudah mungkin >peduli, kesadaran, keberanian,
>menjual seuntung mungkin >mengg kekuasaan se-efektif mungkin >heroisme
>membuat sehemat mungkin >mempertangg.jawabkan penggunaan >budaya konsumeristik
jika dibiarkan jalan kekuasaan seformal mungkin, >collective action
semaunya, terjadi : jika dibiarkan jalan semaunya, terjadi : jika dibiarkan jalan semaunya,
1. seleksi alam 1. detournement de pouvoir terjadi :
2. strugle for life 2. abuse of power 1. civil disobedience
3. survival of the fittest 3. KKN 2. civil distrust
4. konflik 4. penindasan 3. anarki
5. ketidak adilan. 5. Pembohongan 4. terorism
5. perang saudara
untuk menciptakan keba- untuk mencegah dan mengurangi 6. revolusi
hagian (adil dan damai) penyalahgunaan kekuasaan/ untuk mencegah anarki, teror dan
diperlukan aturan dan untuk kewenangan, diperlukan kontrol sosial sebagainya ketiga subkultur harus
menegakkan aturan (social control,consumerim) berkembang selaras, seimbang,
diperlukan kekuasaan
serasi dan sinerjik, ceck & balance,
. manusia sebagai objek, sovereign loyal opposition.
public choice & dan sebagai konsumer (Definisi community development
private chioce
ECOSOC 1996). 14
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

Paradigma pemerintahan
PEMERINTAHAN YANG PROSES TRANS- PEMERINTAHAN YANG
OTORITERIAN DAN FORMASI DEMOKRATIS DAN
SENTRALISTIS SELAMA 20 THN DESENTRALISTIS

Ciri-ciri : Ciri-ciri :
1) Berdasarkan kekuasaan Penciptaan intrumen 1) Berdasarkan nilai2 dan
belaka; hukum sebagai dasar/ prinsip2 demokrasi;
2) Kebebasan pers dan ber- 2) Kebebasan pers dan ber-
fondasi dan acuan dlm
kespresi dikontrol ketat; ekspresi ;
mengarahkan perubahan 3) Tugas dan kewenangan
3) Seluruh urusan/kewenang- yang terencana dan
an pemerintahan dilaksa- pemerintahan terdesen-
gradual/bertahap. tralisasi ke aparat ter-
nakan secara terpusat.
depan
15
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

Konsekuensi/prinsip dasar
pemerintahan yang demokratis
• Menghormati hak asasi orang lain.
• Mau mendengar dan menghargai pendapat orang
(tidak maunya menang sendiri).
• Siap menang, tetapi juga siap kalah.
• Taat aturan dan hukum.
• Fair play (sportif)
• Bertanggung-jawab atas semua perbuatan dan tidak
anarkis.
• Adanya etika dlm penyelenggaraan pemerintahan
• Adanya kebebasan pers dan kebebasan bereks-presi yang
bertanggung jawab.
16
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

Konsekuensi pemerintahan yang


desentralistis (terdesentralisasi)
• Adanya kejelasan distribusi kewenangan antar tingkatan
pemerintahan
• Kewenangan pelaksanaan urusan pemerintahan terdesentralisasi
kepada aparat terdepan.
• Kelembagaan/organisasi berbentuk piramidal tegak.
• Aparat terdepan diberi wewenang untuk mengambil keputusan
administrasi pemerintahan
• Desentralisasi disertai dengan penyerahan Pegawai,
Pembiayaan/Anggaran dan Peralatan
• Adanya perwakilan rakyat (DPRD) yang kapabel.
• Pemerintah Pusat hanya berfungsi sebagai perumus kebijakan
nasional, pembinaan, fasilitasi, standardisasi dqan supervisi.

17
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

Tiada yang abadi di dunia ini, kecuali


perubahan itu sendiri, dan
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu
kaum jika bukan kaum itu sendiri yang
mengubahnya.

18

Anda mungkin juga menyukai