JTS. 1707
BAB IV
Pertemuan 5, 6, 7
No. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Pertemuan
Waktu Ke-
1 2 3 4 5
1. Pengertian Teknik Definisi pelabuhan 2 x 50 1
Pelabuhan Pengertian Teknik Pelabuhan
Keadaan pelabuhan di Indonesia
2. Karakteristik Kapal Laut Dimensi kapal laut 2 x 50 2
Jenis kapal laut
Olah gerak kapal laut
Kapal desain
3. Perencanaan Fasilitas Perencanaan alur pelabuhan 4 x 50 3, 4
Basah Pelabuhan Perencanaan kolam pelabuhan
4. Proses Alam di Pantai Karakteristik gelombang laut 6 x 50 5, 6, 7
Karakteristik pasang surut
Analisa dan prediksi pasang surut
UJIAN TENGAH SEMESTER (8, 9)
5. Perencanaan Fasilitas Jenis-jenis dermaga 4 x 50 10, 11
Kering Pelabuhan Perencanaan jumlah dermaga
Perencanaan dimensi dan
konstruksi dermaga
6. Perencanaan Fasilitas Gaya benturan kapal 2 x 50 12
Kering Pelabuhan Jenis-jenis fender
Perencanaan fender
7. Perencanaan Fasilitas Jenis-jenis terminal 4 x 50 13, 14
Kering Pelabuhan Perencanaan terminal
8. Perencanaan Jenis- dan fungsi breakwater 4 x 50 15, 16
Breakwater Perencanaan breakwater
Amplitude
Depth
Sea bed
H H 2x 2t
= cos(kx - t) cos (2.1)
2 2 L T
2 2
k= wave number; = wave angular frequency (2.2)
L T
Kecepatan rambat gelombang (wave celerity) :
2
T L (2.3)
C=
k 2 T
L
Small Amplitude Wave Theory / Airy Theory
Panjang dan periode gelombang tergantung kepada kedalaman air dengan persamaan
hubungan dispersi (dispersion relationship equation).
2 = gk tanh kd (2.4)
gT 2 2d (2.6)
L= tanh
2 L
Persamaan panjang gelombang :
gT 2 2 d Whoops !
L tanh
2 L
gT 2 2 d
L2 tanh (2.7)
2 L1
gT 2
• awalnya hitung L1
2
• masukkan L1 ke persamaan 2.7, bandingkan hasil L2 dengan L1
• apabila L2 ≠ L1 , hitung (L1+L2)/2, masukkan hasilnya ke persamaan 2.7 lagi
• bandingkan hasilnya, apabila masih belum sama ulangi lagi proses di atas sampai L2≈L1
2. Metode Tabel Gelombang (Wave Table)
• Diketahui H, T dan d
• Hitung
gT 2 hitung
d
Lo
2 Lo
• Cari pada Tabel Gelombang kolom :
d lihat d
Lo nilai pada kolom L
• Maka nilai L pada kedalaman d dapat dihitung sbb:
gT 2
Lo 1.56 T 2 1.56 x 49 76.4 m
2
d 4
0.0523
Lo 76.4
lihat
Tabel Gelombang dan interpolasi
d
= 0.0966 ; tanh kd = 0.542 ;
L
sinh kd = 0.644 ; cosh kd 1.19 ; n = 0.896
Contoh :
Contoh :
d
= 0.0966 ; tanhkd = 0.542 ;
L
sinhkd = 0.644 ; coshkd 1.19 ; n = 0.896
d 2
L 41.4 m; k 0.152 m 1
0.0966 L
L
C = = 5.9 m/s; CG nC 0.896(5.9) 5.3 m/s
T
3. Metode Pendekatan (Approximation)
gT 2 4 2 d
L tanh 2 (2.8)
2 T g
d / g / T
2/3
L L0
3/ 2
tanh 2
(2.9)
Klasifikasi Gelombang Berdasarkan
Kedalaman Relatif (d/L)
Sifat tanh kd membuat gelombang dapat diklasifikasikan/dikelompokkan
berdasarkan kedalaman relatif (d/L)
2d
Deep water : tanh kd = tanh 1
2
L
gT
L0 (2.10)
2
2d 2d
Intermediate water : tanh kd = tanh tanh
L L 0.01 0.1 1
2 d
10.0 10.0
2
gT
L tanh (2.11)
2 L
2d 2d
1.0 1.0
Shallow water : tanh kd = tanh
L L
L gd T (2.12)
0.1 0.1
0.01 0.1 1
d/L
tanh(2π d/L) 2π d/L
Resume Karakteristik Gelombang
Resume Karakteristik Gelombang
Apa yang akan terjadi pada gelombang setelah
merambat keluar dari daerah pembangkitannya ??
1. Pendangkalan (Shoaling)
2. Perubahan Arah (Refraction)
3. Gelombang Pecah (Breaking)
4. Penguraian Energi (Diffraction)
5. Pemantulan (Reflection)
Efek Pendangkalan (Shoaling)
L0
H Ks H 0 H0 (3.2)
2nL
•
Efek Perubahan Arah (Refraction)
• Ketika satu baris gelombang merambat
dengan arah (orthogonal) membentuk
sudut terhadap garis kontur pantai, maka
bagian gelombang yang mencapai
daerah dangkal lebih dulu akan
berkurang kecepatannya dari pada
bagian yang masih di daerah dalam.
L0 L
sin 0 dan sin
BC BC
maka ( Hukum Snellius ) :
sin L C
tanh kd
sin 0 L0 C0
C
arcsin sin 0 (3.3)
C0
Efek Perubahan Arah (Refraction)
b0 b
cos 0 dan cos
BC BC
maka :
b cos
b0 cos 0
bila disisipkan dalam persamaan energi (3.1) :
P EbCg H 2 Cg b
1 2
P0 E0b0Cg 0 H 0 Cg 0 b0
atau :
H Cg 0 b0 L0 cos 0
Ks Kr
H0 Cg b 2nL cos
Efek Perubahan Arah (Refraction)
• Persamaan refraksi
berdasarkan Snellius ini berlaku
pada kontur pantai yang teratur,
lurus dan sejajar.
• Pada kontur yang acak, refraksi
gelombang dianalisis dengan
cara digambar atau
menggunakan metode numerik.
L0 cos 0
H Ks Kr H 0 H0 (3.4)
2nL cos
dengan :
C
arcsin sin 0
C0
Contoh :
1. Gelombang di laut dalam memiliki periode 11 detik dan tinggi 2 m mendekati pantai dengan
pucak gelombang membentuk sudut 500 terhadap garis pantai. Pantai memiliki kondisi
kontur dasar laut yang teratur, lurus dan sejajar.
a) Hitung tinggi dan sudut datang gelombang pada kedalaman 8 m !
Diketahui:
T = 11 detik, H0 = 2 m, α0 = 500
gT 2
L0 1.56 T 2 1.56 x 112 188.76 m
2
gT
C0 1.56 T 1.56 x 11 17.16 m / s
2
d 8 Tabel gelombang d
0.0423 = 0.0858 ; tanh kd = 0.492 ; n = 0.915
Lo 188.76 L
d 8
L8 = 93.24 m
0.0858 0.0858
L 93.24
C8 8 8.48 m / s
T 11
Contoh :
Koefisien Pendangkalan:
L0 188.76
Ks 1.052
2nL8 2 x 0.915 x 93.24
C8 8.48
8 arcsin sin 0 arcsin sin 500 22.240
C0 17.16
Koefisien Refraksi:
Kref = Href / Hi
Gelombang mengalami
pemantulan ketika bertemu
dengan suatu penghalang.
Gelombang Pasang Surut
Adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik Matahari dan Bulan
terhadap massa air laut di Bumi. Massa bulan jauh lebih kecil dari Matahari,
namun pengaruh terhadap pasang surut lebih besar dibandingkan Matahari
(2,2 kalinya) , karena jarak bulan dengan Bumi lebih dekat dari pada Matahari.
Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut) sangat penting untuk
perencanaan bangunan pantai dan pelabuhan. Data elevasi muka air pasang
digunakan untuk menentukan elevasi puncak bangunan pemecah gelombang,
perencanaan dermaga, perencanaan bangunan pelindung pantai, pengamanan
daerah pesisir, dll. Sedangkan data muka air surut biasannya digunakan untuk
menentukan kedalaman alur pelayaran di pelabuhan.
Hari Pasut Periode pasut adalah waktu yang
Periode pasut diperlukan posisi muka air dari datum
Periode pasut
(Still Water Level) ke posisi yang sama
berikutnya.
Hari pasut adalah waktu yang diperlukan
selama 1 hari posisi muka air dari datum
ke posisi yang sama berikutnya
Datum
bulan
bumi
Matahari
Bumi
Pengaruh matahari
seperempat pertama bulan purnama seperempat akhir bulan mati seperempat pertama
Harian ganda
Harian tunggal
Definisi muka air
HWL (High Water Level), muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut
LWL (Low Water Level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut
MHWL (Mean High Water Level), rerata dari muka air tinggi selama 19 tahun
MLWL (Mean Low Water Level), rerata dari muka air rendah selama 19 tahun
MSL (Mean Sea Level), muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi
ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi daratan.
HHWL (Highest High Water Level), air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati
LLWL (Lowest Low Water Level), air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati
MHWL
MSL
MLWL
LLWL
tsunami
Pemanasan global
a) Hitung panjang, kecepatan, kecepatan group dan energi gelombang pada posisi sensor !
b) Ketika puncak gelombang melewati sensor, hitung kecepatan dan percepatan partikel air
pada ½ kedalaman air di posisi sensor !
c) Apakah gelombang yang melewati sensor adalah gelombang laut dalam (deep water
wave) ? Jika tidak, hitung ekuivalen karakteristiknya (panjang, kecepatan, kecepatan group
dan energi gelombang) di laut dalam ! Bandingkan hasilnya dengan jawaban nomor 1.a !
Sensor gelombang
T = 2.8 detik
0.5 m
1.9 m
Latihan :
2. Sensor gelombang di laut dalam mencatat rambatan gelombang dengan tinggi 2.0 m dan
periode 7.5 detik. Gelombang merambat menuju pantai dalam arah tegak lurus pantai
dengan kemiringan dasar laut 1:40. Gelombang melalui ujung sebuah pier pada kedalaman
4.5 m.
a) Hitung panjang, kecepatan, kecepatan group dan energi gelombang pada posisi laut
dalam !
b) Hitung panjang, kecepatan, kecepatan group dan energi gelombang pada posisi ujung
pier ! Apakah posisi ini laut dalam, transisi atau dangkal ?
c) Ketika puncak gelombang melewati ujung pier, hitung tekanan (pressure) air pada
kedalaman 2 m dibawah muka air diam !
d) Hitung komponen horisontal kecepatan dan percepatan partikel air di ujung pier pada
kedalaman 2 m dan 1 detik sebelum puncak gelombang melalui ujung pier !
Pier
T = 7.5 detik
2.0 m
4.5 m
Efek Gelombang Pecah (Breaking Wave)
• Efek pendangkalan (shoaling) mengakibatkan peningkatan tinggi
gelombang (H) dan pemendekan panjang gelombang (L).
• Rasio kemiringan gelombang meningkat (wave steepnes = H/L) meningkat
sampai mencapai batas maksimum dan kemudian gelombang pecah (wave
breaking) serta terjadi pengurangan energi (dissipation).
Kriteria Gelombang Pecah
Miche (1944) menyatakan kriteria gelombang pecah
untuk berbagai kedalaman sbb.:
Goda,1970
1.5d
115 tan 4 / 3
Hb
0.171 e 0
L
L0
CERC, 1984
dengan :
H 0' KrH 0
Kriteria Gelombang Pecah
Jenis Gelombang Pecah
• Kemiringan gelombang menyebabkan bentuk gelombang pecah yang
berbeda-beda.
• Jenis gelombang pecah dibedakan berdasarkan surf similarity number
atau Irribaren number sbb.:
ξb < 0.4
tan
b
H b Lb
0.4 ≤ ξb ≤ 2.0
ξb > 2.0
Latihan :
1. Sensor gelombang di laut dalam mencatat rambatan gelombang dengan tinggi 2.0 m dan
periode 7.5 detik. Gelombang merambat menuju pantai dalam arah tegak lurus pantai
dengan kemiringan dasar laut 1:40. Gelombang melalui ujung sebuah pier pada kedalaman
4.5 m.
d) Hitung lebar daerah surf zone bila diukur dari posisi gelombang pecah sampai garis
pantai !
Pier
T = 7.5 detik
2.0 m
4.5 m