Batasan masalah
Identifikasi ketersediaan kapur dan batu bata yang akan digunakan sebagai bahan
campuran dasar yang sudah dalam bentuk serbuk sehingga memudahkan dalam
proses pencampuran dengan semen.
Menghitung kebutuhan mix desain dan kemudian mengurangi jumlah proporsi dari
hasil kebutuhan semen dengan campuran tambaha yaitu kapur dan serbutk batu
bata merah.
Ruanglingkup pengerjaan
Pengujian bahan material
Uji saringan agregat
Penentuan bobot isi gembur agregat
Penentuan isi padat agregat
Penentuan berat jenis dan kadar air agregat
Penentuan kadar lumpur agregat
Pembuatan benda uji
Beton Normal
Beton campuran 5%,10%,20% dan 30% di subtitusi dengan campuran 70% kapur
dan 30% bubuk bata merah
Pengujian kuat tekan beton
Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan rata-rata tiap campuran beton
Sistematik penulisan
Bab I pendahuluan
Bab II Studi Literatur
Bab III Metodologi Penelitian
Bab IV pelaksanaan dan analisa data pengujian beton
Bab V Kesimpulan dan Saran
Beton Prategang ( sama seperti beton bertulang perbedaannya adalah batang baja yang dimasukkan
ke dalam beton ditegangkan dahulu)
Beton Serat ( bahan beton yang ditambah dengan bahan lain berupa serat dengan ukuran diameter 25-
500mm, panjang 25-100mm berupa tumbuh-tumbuhan, serat plastik dan kawat baja)
Beton segar
Kemudahan dalam pengerjaan
Pemisahan kerikil
Pemisahan Air
Beton Keras
Rangkak
Susut
Kuat Tekan Beton Fc´
kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu
Slinder 15 x 30 cm 0,83
Kelebihan beton
Menggunakan bahan lokal yang murah
Biaya perawatan rendah
Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap pengaratan
Pengerjaan relatif mudah
Dapat di angkut atau dipindah dan mudah di bentuk
Kekurangan beton
Kuat terhadap tekan dan lemah pada tarikan
Mengalami Penyusutan pada saat pengeringan dan mengembang
jika basah
Dapat mengalami susut dan mengembang bila terjadi perubahan
suhu
Tidak kedap air dan apabila air mengandun zat garam dapat
merusak beton
Beton bersifat getas
Bahan Pembuatan Beton
Semen
Material Utama
-Batu Kapur 70% -penggilingan
Pengeringan
-Tanah Liat 15 % -penghalusan
campuran
-Quarzite ( Silica) -Diproporsika
-Oksida besi
Kandungan Kimia
Tipe Penggunaan
CaO Al2O3 SiO2 FeO2
I Beton biasa 54 18 10 8
Semen Non-Hidrolic
Semen Hidrolic
• Semen Pozzolan
• Semen Terak
• Semen alam
• Semen Portland
Agregat Halus (pasir)
Agregat didifinisikan sebagai bahan pengisi yang akan menentukan mortar suatu beton
Dalam perencanaan beton menurut SK.SNI-T15-1990-03 agregat yang digukanan harus
memenuhi syarat. jenis agregat dapat ditentukan berdasarkan sumbernya, yakni batuan
alam atau batuan buatan/pecah
Air
Fungsi Penggunaan dalam pembuatan beton adalah untuk memicu proses kimiawi dari
semen. Air dan semen akan menghasilkan reaksi kimia maka diperlukan perbandingan
atau factor air semen yang baik yang akan menghasilkan kualitas beton yang baik.
Bahan Campuran Subtitusi Semen
Batu bata
Pengujian Slump
Membandingkan hasil
pengujian kuat tekan beton
Beton Beton + Subtitusi Semen dengan
Deskripsi Normal Kapur dan Bata Merah
, K175 5% 10% 20% 30%
Bahan campuran dalam perbandingan berat (Kg) per 1m³:
* Semen (kg) 341,7 324,6 307,5 273,4 239,2
* Air (Kg) 205 205 205 205 205
* Agregat Halus (Kg) 667 667 667 667 667
* Agregat Kasar 10/20 mm (Kg) 1185 1185 1185 1185 1185
* Kapur (Kg) - 12 23,9 47,8 71,8
* Bubuk Bata Merah (Kg) - 5,1 10,3 20,5 30,8
* Rasio air semen (W/C) 0,6 0,63 0,67 0,75 0,86
* Sifat beton segar
* slump 7 8 2 3,2 2,7
* berat jenis beton 2,36 2,41 2,41 2,4 2,39
15x15x15 cm = 0,003375 m³
Maka , bila jumlah benda uji =60 buah
maka 0,003375x60= 0,203 m³
Tabel proporsi bahan campuran Kapur 70 % +
Tabel Jumlah benda uji tiap umur
Serbuk Batu Bata 30%
pengujian
% Serbuk
kapur
Campu Semen BT.Bata
70%
ran (30%)
0% 14,6 - -
5% 13,87 0.511 0,22
10% 13,14 1,02 0.44
20% 11,68 2,044 0.88
30% 10,22 3,07 1.31
jumlah 6,64 2,85
Persiapan alat
Persiapan bahan
Pengujian agregat halus
Syarat-Syarat Standar
Uraian Pengujian Contoh (samples )
Nasional Indonesia
(Test description ) Pasir Split/Kerikil 10/20 SNI 03-1974-1990
I . Analisa Ayakan
(Shieve Analisis)
a. Pembagian besar
butir yang menembus:
(Particle Passing)
25,0 mm, %
19,0 mm, %
12,5 mm, %
9,5 mm, % 100
4,75 mm, % 96,4
2,36 mm, % 87,3
1,18 mm, % 73,6
0,6 mm, % 55,9
0,30 mm, % 37,3
0,15 mm, % 16,1
Syarat-Syarat Standar
Uraian Pengujian Contoh (samples )
Nasional Indonesia SNI 03-
(Test description )
Pasir Split/Kerikil 10/20 1974-1990
III. Berat Jenis dan
Penyerapan Air
Spesific grafity and
absorption
a. Berat jeniskeadaan
2,4
kering
b. Berat jenis jenuh
2.5
dan kering muka
c. Berat jenis nyata 2.66
d. Penyerapan air
pada keadaan jenuh 4.2
dan muka kering, %
Syarat-Syarat Standar
Uraian Pengujian Contoh (samples )
Nasional Indonesia SNI 03-
(Test description ) Pasir Split/Kerikil 10/20 1974-1990
IV. Kadar lumpur
4,16 maksimum 5 % (agg.halus)
Bagian lebih halus
maksimum 5 % (Fine agg)
dar 75 µm No.200,%
maksimum 1 % (agg.kasar)
Part finer than 75µm maksimum 1 % ( Coarse agg)
Syarat-Syarat Standar
Uraian Pengujian Contoh (samples )
Nasional Indonesia SNI 03-
(Test description ) Pasir Split/Kerikil 10/20 1974-1990
5. Zat Organik
Organic substances
lebih
Dibandingkan dengan mudah
lebih mudah dari warna standar
warna standar dari
standar
younger than standard color
Compare with
standart color
Analisa biaya beton tiap masing-masing campuran
Nilai kuat tekan dari trial mix beton normal dengan menggunakan tipe semen PCC pada
umur 28 hari ( nilai acuan) dicapai sebesar 234,5 kg/cm2.
Variasi subtitusi semen yang digantikan oleh kapur sebesar 70% dan bubuk bata merah
sebesar 30% akan mempengaruhi hasil nilai kuat tekan yang diperoleh pada usi 28 hari (usia
beton yang menjadi patokan Kriteria penerimaan beton). Hasil trial mix terlihat, beton dengan
subtitusi semen sebesar 10 % memiliki nilai kuat tekan yang optimum di semua ujia
pengamatan ( 3,7,14 dan 28 hari)
Beton dengan campuran tambahan kapur dan bata merah sebesar 20% juga dapat
digunakan sebagai bahan bangunan struktural nilai kuat tekan dari beton tersebut masi
berada di atas kuat tekan beton normal.
Dari dua campuran beton yang di disarankan tersebut diatas selain kuat tekan yang
memenuhi syarat dari segi biayapun bisa dikatakan lebih murah dibanding dengan beton
normal.
Saran
Pada saat pembuatan beton dengan campuran tambahan seperti yang dilakuakn
pada skripsi ini harus memperhatikan Faktor air semen, sebab pada penelitian ini
capuran tambahan pada pembuatan beton K-175 yaitu campuran 5%, 10%,20% dan
sampai 30% terjadi penurunan nilai slum yang sangat drastis ( dimana campuran
menjadi lebih kental). Hal ini disebabkan daya serap air yang di hasilkan oleh
campuran tambahan tersebut sangat tinggi.
Pada pelaksanaan percobaan, tingkat kehalusan dari kapur dan bubuk bata merah
diupayakn sama dengan kehalusan dari bubuk semen agar didapat hasil
pencampuran yang harapkan hal ini dilakuakan melalui proses penumbukan dan
melakukan ayakan.
Perlu di adakan lagi suatu pengujian terhadap kapur dan batu bata yang akan
digunakan dalam pembuatan beton dengan campuran serbuk kapur dan serbuk batu
bata agar mengetahui sifat-sifat dari baha-bahan tersebut.