Anda di halaman 1dari 24

Dr.

Dewi Behtri Yanifitri, SpP (K)


DEFINISI
 Abses paru adalah proses infeksi paru supuratif yang
menimbulkan destruksi parenkim dan pembentukan satu
atau lebih kaviti yang mengandung pus sehingga
membentuk gambaran Radiologist Air Fluid Level.
 Abses paru Primer adalah akibat pneumonia aspirasi
atau bronkogenik
 Abses paru Sekunder adalah akibat penyebaran infeksi
dari tempat lain secara :
 Hematogen
 Limfogen
 Perkontinuitatum
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko utama :
 Penderita dengan kebersihan gigi/rongga mulut
buruk/Aspirasi sekret orofaring/ Intubasi
 Hilangnya refleks batuk  gangguan neurologis
( penurunan kesadaran )
 Gangguan proses menelan  peny. neurologi,
akalasia (Defek esophagus)
Faktor Risiko lain
Gangguan sistem imun : HIV/AIDS
Malnutrisi
Steroid >>
Usia lanjut
Diabetes Melitus
Obstruksi jalan napas
Bronkiektasis
Infark paru
Fibrosis kistik
Sindrom disfungsi silia
Etiologi Contoh
Bakteri anaerob Peptostreptococcus spp, Bacterioides spp., Prevotella
Bakteri lain Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus,
Streptococcus viridans, Klebsiella pneumoniae
Parasit Paragonimus spp., Entamoeba spp
Jamur Aspergillus spp., Cryptococcus spp., Histoplasma spp.
Mycobacterium M. tuberculosa
Neoplasma Kanker paru jenis sel skuamosa.
PATOGENESIS

Aspirasi materi orogingival


Proliferasi MO  Inflamasi
jar.
Nekrosis jaringan

Abses paru ( air fluid level )

6
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Akut maupun Kronik
 Prodromal
 Demam
 Sesak napas  BB
 Malaise  Batuk (+)
 Anoreksia  Sputum kental berbau busuk
 Batuk darah
 Nyeri dada
 Sianosis
 Pemeriksaan fisik
 Normal
 Dijumpai kelainan apabila terdapat
• Pneumonia
• Atelektasis
• Efusi pleura
 Bunyi napas tambahan amforik
 Gambaran radiologis
 Terdapat kaviti berbentuk oval dan bulan
dengan dinding tebal dan gambaran Air Fluid
Level didalam kaviti tersebut.
RADIOLOGI ABSES PARU

Cassiere HA, Fein AM. Lung abscess: diagnosis and treatment.


Available at: http://www.medscape.com/viewarticle/408708.

10
Foto thorak lateral
dgn air fluid level

11
DIAGNOSIS BANDING
• Foto toraks : hairline shadow,
Bula daerah avaskular

• BTA
TB paru • Foto toraks : jarang air-fluid level
• Foto toraks : jarang air-fluid level
Bronkiektasis  cincin-cincin ektasis

• Elemen jamur (+)


Mikosis paru • Foto toraks : jarang air-fluid level
• Foto toraks
Empiema • CT scan
12
Diagnosis Banding
BULA Empiema
PEMERIKSAAN MIKROORGANISME

 Sputum
 Langsung  pewarnaan Gram, BTA, jamur

 Kultur  identifikasi
 Resistensi  panduan antibiotik

 Spesimen :
 BAL

 TTNA

14
 Bahan biakan lain didapat dari
• Aspirat trans trakeal
• Cairan pleura (empiema)
• Aspirasi paru perkutaneus dengan
panduan CT-scan, USG, Fluoroskopi
 Terapi
 Pemberian antibiotik dan drainase merupakan
kunci terapi abses paru.
 Terapi antibiotic umumnya memerlukan waktu
cukup lama untuk mencegah kekambuhan,
biasanya memerlukan waktu antara 1 sampai
3 bulan
Pemberian antibiotik

Antibiotik Indikasi Dosis


Penisilin Bakteri anaerob, Pasteurella 2 juta unit (iv) tiap 4 jam, maks. 18 juta unit/hari
Klindamisin Bakteri anaerob penghasil - 600-800 mg/ 6-8 jam (iv) dilanjutkan dengan
laktamase, Legionella oral 300 mg tiap 6 jam
Metronidazol Bakteri anaerob penghasil - Oral: 150-300 mg/6 jam, Loading dose: 15
laktamase Jangan diberi mg/kg iv (1 jam), Dosis rumatan: 7,5 mg/kg
tunggal infus 1 jam, lanj tiap 6-8 jam, maks 4 g/hari

17
Lama terapi antibiotik

 Respons klinis dan radiologis 


pertimbangan utama
 Kontroversi :
 4-6 mgg hingga perbaikan klinis & radiologis.
 6-8 minggu - beberapa bulan.
 AB sampai infiltrat hilang /lesi kecil & stabil  awal
th/ AB iv sp. demam hilang, perbaikan klinis dlm 4-8
hari  lanjut th/ oral hingga 6-8 mgg (Bartlett)
18
 Drainase
Drainase postural perlu dilakukan pada
penderita abses paru dan harus dilakukan
dengan hati-hati. Tindakan drainase ini
sangat penting dalam penyembuhan abses.

 Bronkoskopi
Bronkoskopi dapat membantu drainase dan
pengambilan benda asing serta diagnosis
tumor. Perlu diingat bahwa bronkoskopi
mengandung risiko pecahnya abses paru
sehingga dapat tumpah ke bronkus dan
menyebabkan asfiksia.
Fisioterapi

 Fisioterapi dada  aspek penting dlm tatalaksana


 Latihan sistem pernapasan, batuk, perkusi dada,
pengaliran postural
 Pengaliran postural :
 membersihkan materi purulen  perbaiki gejala,

pertukaran gas dng teknik pengaturan napas


 Mulai 1x sehari  2-3x sehari

20
Terapi penunjang lain

 Pemberian nutrisi adekuat


 Terapi penyakit dasar
 Memperbaiki kebiasaan hidup yang kurang baik
 meningkatkan kebersihan gigi-gusi, stop
alkohol
 Mencegah aspirasi  intubasi dini

21
KOMPLIKASI

 Infeksi & abses paru berulang


 Pecahnya abses ke rongga pleura  empiema,
fibrosis/perlekatan pleura, fistula bronkopleura.
 Perdarahan/hemoptisis
 ARDS (acute respiratory distress syndrome)
 Inflamasi membran di dekat jantung
 Abses otak

22
PROGNOSIS
 Tergantung peny. dasar, faktor risiko, th/ cepat &
tepat.
 Tatalaksana tepat  prognosis baik pada 90%
kasus.
 Faktor prognostik negatif : kaviti besar (> 6 cm),
abses multipel, geriatri, kondisi lemah,
immunocompromised, aspirasi berulang,malnutrisi
 Peningkatan mortaliti ~ faktor risiko pada penderita
 Prognosis buruk : bila tjd komplikasi, hemoptisis
masif
23

Anda mungkin juga menyukai