Anda di halaman 1dari 27

Pembimbing:

dr. Arief Effendi, Sp.KK

Oleh :
Shilvia Adita Putri, S.Ked

1
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. R
Umur : 6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Pahoman
Agama : Islam

2
Keluhan Utama
Muncul kemerahan dikedua pipi sejak 1 minggu
yang lalu

Keluhan Tambahan
Os juga mengeluh kemerahan itu gatal.

3
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Os dibawa oleh ibunya ke praktik klinik dr Arif


Effendi Sp.KK dengan keluhan muncul
kemerahan dikedua pipi sejak 1 minggu yang
lalu, kadang-kadang os menggaruk bagian
tersebut. Kumat-kumatan sejak os berumur 3
bulan.

4
Riwayat
Penyakit
Dahulu
Stigmata Atopi tidak disangkal
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Ibu os memiliki riwayat asma

Riwayat
Pengobatan
Belum pernah
5
STATUS GENERALIS

• Keadaan umum: baik • Kepala, leher, thoraks,


• Kesadaran : compos mentis
abdomen dalam batas
• Vital sign normal
• Tekanan darah : - mmHg
• Nadi : 120 kali/menit
• Pernafasan : 24 kali/menit
• Suhu : 36,7oC

6
STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi Status Dermatologis


Facialis ( di kedua pipi ) Tampak makula eritem batas kurang tegas,
sebagian tampak daerah ekskoriatif

7
FOTO

8
Tes manipulasi  tidak dilakukan

Laboratorium  tidak dilakukan


RESUME
Bayi R berusia 6 bulan, dibawa oleh ibunya ke praktik
klinik dr Arif Effendi Sp.KK dengan keluhan muncul
kemerahan dikedua pipi sejak 1 minggu yang lalu,
kadang-kadang os menggaruk bagian tersebut. Kumat-
kumatan sejak os berumur 3 bulan. Stigma atopi tidak
disangkal, ibu penderita mempuyai penyakit asma.
Pada status dermatologi ditemukan pada kedua pipi
tampak makula eritem batas kurang tegas, sebagian
tampak daerah ekskoriatif

10
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Atopi Tipe bayi

Dermatitis Kontak Iritan

DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Atopi Tipe bayi
11
PENATALAKSANAAN
Menjauhi alergen pencetus,
UMUM hindari faktor luar yang
menimbulkan manifestasi klinis

PENATALAKSANAAN
ORAL :
Desonide krim 2 dd ue

KHUSUS

TOPIKAL:
Cetrizine 1 x 1/5 tablet dalam
pulvis
12
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad cosmetika : dubia ad bonam

13
FOLLOW UP
Tidak dilakukan karena pasien tidak rawat inap
DEFINISI
Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis
dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita seperti asma bronkial,
rinitis alergi.
ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
Etiologi
penyebab pasti pada dermatitis, tetapi beberapa faktor ikut
berinteraksi dalam patogenesis D.A, misalnya faktor genetik, lingkungan,
farmakologik dan imunologik.

Epidemiologi
D.A cenderung diturunkan, lebih dari seperempat anak dari seorang
ibu yang menderita atopi akan mengalami D.A. Bila salah satu orang tua
menderita atopi, lebih dari separuh jumlah anak akan mengalami gejala
alergi sampai 79% bila kedua orang tua menderita atopi. Risiko alergi
lebih tinggi diwarisi dari ibu dibandingkan dari ayah.
PATOGENESIS
Multifaktor : interaksi faktor internal dan eksternal
faktor internal:
- Genetik
- Hipersensitivitas

faktor eksternal (lingkungan):


- Alergen
- lingkungan
FASE DERMATITIS ATOPIK
 D.A. Infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)
Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulo-vesikel yang
halus, karena gatal digosok, pecah, eksudatif, dan akhirnya terbentuk
krusta.
D.A. pada anak (usia 2 sampai 10 tahun)
lesi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi,
dan sedikit skuama. Letak lesi di lipat siku, lipat lutut, pergelangan
tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher, jarang dimuka.
D.A. pada remaja dan dewasa
Lesi berupa plak papular-eritematosa dan berskuama, atau plak
likenifikasi yang gatal.
D.A. remaja: lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, dan sekitar
mata.
D.A. dewasa: tangan, pergelangan tangan, bibir, vulva, puting susu,
atau skalp
PEMERIKSAAN KULIT
Lokalisasi
> Pada bayi: kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut.
>Pada anak: tengukuk, lipat siku, lipat lutut.
> Pada dewasa: tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung kaki.

Efloresensi
> Pada bayi: eritema berbatas tegas, papul/vesikel miliar disertai
erosi dan eksudasi serta krusta.
> Pada anak: papul-papul miliar, likenifikasi, tidak eksudatif.
> Pada dewasa: biasanya hiperpigmentasi, kering dan likenifikasi.
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa

1.Hindari semua faktor luar yang mungkin menimbulkan manifestasi


klinis
2.Menjauhi alergen pencetus
3.Hindari pemakaian bahan yang merangsang, seperti sabun keras
dan bahan pakaian dari wol.
Medikamentosa :

Sistemik:
Antihistamin, untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.
Kortikosteroid jika gjala klinis berat dan sering mengalami
kekambuhan
Jika ada infeksi sekunder beri antibiotik, seperti, eritromisin dan
tetrasiklin.

Topikal:
Pada bentuk bayi: beri kortikosteroid ringan dengan efek samping
sedikit, misalnya krim hidrokortison 1-1,5%.
Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi, dapat diberi
kortikosteroid kuat, seperti betametason dipropionat 0,05% atau
desoksimetason 0,25%. Asam salisilat 1-3% dalam salep dapat
dikombinasikan untuk efek yang lebih kuat.
PROGNOSIS
75% DA tipe infantil dan anak akan sembuh spontan
pada umur 10-14 tahun, sebagian akan berkesinambungan
dengan kulit yang sensitif dan cenderung tejadi DA akibat
iritan primer yang mudah terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, R.S. 2014. “Saripati Penyakit Kulit”. Universitas Sriwijaya; Palembang. EGC;
hal 122-123
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2009. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin
Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
27

Anda mungkin juga menyukai