LESI PD MUKOKUTANEUS TD :

INITIAL INFEKSI  PERMUKAAN TUBUH LESI PD KULIT STLH

MENYEBAR DAHULU

PENYEBARAN SISTEMIK :
VESIKULER  SISI VIRUS REPLIKASI, INFEKSIUS
MAKULOPAPULER  NON INFECTIOUS, DIPERANTARAI
OLEH SISTEM IMUN, VIRUS MENULAR DARI BAGIAN LAIN

SKIN RASH :
KARAKTERISTIK PADA MANUSIA, JARANG PADA HEWAN
 VIRUS LESI PENULARAN
MELALUI LESI
PENYEBARAN PAPILLOMA (WART) COMMON WART +
NON SISTEMIK PLANTAR WART
GENITAL WART

MOlluscum contagiosum Poxvirus) FLESHY PAPULE +

ORF (Poxvirus dr db, kbg) PAPULOVESICULER +

PENYEBARAN Herpes simplex, Varicella Zooster VEICULAR (LATEN, PENY AKIT +
SISTEMIK MEL ALUI NEURON

Coxaakievirus A (9,16,23) VESICULAR PD MULUT +

(HEPANGINA)

Coxaakievirus A 16 VESICULAR (MULUT, +

TANGAN,KAKI)

Erytrovirus (Parvovirus) B 19 FACIAL MACULAPAPULAR -

(ERYTHEMA INFECTIOSUM)
Human Herpesvirus 6 EXANTHEMA SUBITUM -
(ROSEOLA INFANTUM)

Measles MACULAPAPULAR SKIN RASH -

Rubeola, Echovirus (4,6,9,16) MACULAPAULAR (TDK -

TERBEDAKAN SECARA KLINIK)
Dengue, ARBO virus MACULAPAULAR -
FAMILIA  PAPOVAVIRIDAE VIRUS DNA
>> 70 TIPE  SEBABKAN INFEKSI KULIT DAN PERMUKAAN MUKOSA
(SKIN PAPILLOMAS/WART)
SPESIES SPESIFIK  DR VIRUS HEW, MUDAH ADAPTASI KE MANUSIA
19 TIPE HPV SEBABKAN TUMOR GENITAL (WARTS / CONDYLOMATA
ACUMINATA)  PENIS, VULVA, SERVIKS, PERIANAL REGION
MASA INKUBASI 1-6 BULAN
PADA SERVIKS  DYSPLASIA  HILANGKAN DENGAN LASER ATAU
LOOP EXCISION
SEL Hela  DARI KARSINOMA SERVIKS MENGANDUNG DNA HUMAN
PAPILLOMA VIRUS -18
25 TYPES (TMSK HPV 6,11,16,18)  DAERAH GENITAL  HUB SEXUAL
HPV 1 & 4  PLANTAR WART
HPV 2,3,10  LUTUT & JARI KAKI
VIRION  IKOSAHEDRAL, DIAMETER 45-55 nm
KOMPOSISI  DNA (10%), PROTEIN (90%)
GENOM  DNA UNTAI TUNGGAL, BULAT, BM 3-5 JUTA, 5-8 kbp
PROTEIN  TIGA PROTEIN STRUKTURAL, HISTON SELULER
MEMADATKAN DNA DALAM VIRION
SELUBUNG  TIDAK ADA
REPLIKASI  INTI
KARAKTER YANG MENONJOL  MERANGSANG SINTESA DNA
SEL. ONKOPROTEIN VIRUS BERINTERAKSI DENGAN PROTEIN
SUPRESOR TUMOR SELULER
 SIKLUS PERUBAHAN
SIKLUS PRODUKTIF PAPOVAVIRUS
(SEL NON PERMISIF)
(SEL PERMISIF)

PROTEIN VIRUS
DINI (Δ)

DNA VIRUS TERINTEGRASI

SINTESA DNA VIRUS DAN

PROTEIN STRUKTURAL

FENOTIP SEL BERUBAH, PEMBELAHAN DIRI SEL, FUNGSI VIRUS

PEMATANGAN DAN PELEPASAN VIRION DINI, TAK ADA VIRUS MENULAR
VIRUS MEMPERKENALKAN SUATU GEN PENGUBAH YANG BARU
KE DALAM SEL
VIRUS MENIMBULKAN ATAU MENGUBAH EKSPRESI GEN SELULER
YANG SUDAH ADA SEBELUMNYA

SEL KEHILANGAN KENDALI ATAS PENGATURAN NORMAL

PROSES PERTUMBUHAN
 B
A

Various kinds of warts—lesions caused by papillomaviruses. (A) Plantar warts on the

sole of a foot. (B) Flat warts,
which often occur on the trunk, face, elbows, or knees. Genital warts can
occur on the genitalia or anal perineum in both sexes.
UMUMNYA KONTAK LGSG, TP STABIL & DPT MENULAR SEC TDK
LANGSUNG  C/ PLANTAR WARTS LANTAI DASAR KOLAM
RENANG  MENYEBAR MELL SHAVING

CARA : VIRUS  KULIT YG ABRASI  INF LAPISAN BASAL

MUKOSA/KULIT  REPLIKASI LAMBAT ( DNA DIPRODUKSI PD SEL
BASAL, TTP Ag VIRUS DIPROD STLH SEL MENGALAMI
SQUAMOSA, BERKERATIN & MUNCUL KEPERMUKAAN)  SEL
MBELAH 1-6 BLN STLH INF  PAPILLOMA/WARTS  PRICKLETS
& VACUOLA PADA PERMUKAAN SEL

RESPON IMUN  MENGONTROL REPLIKASI VIRUS  BBRP BLN

STLH INF WART REGRESI

DLM RECOVERY : AB BERPERAN, CMI LBH BERPERAN

VIRUS BISA LATENT PD LAPISAN SEL BASAL  MENGINFEKSI STEMM
CELL
PADA PASIEN IMMUNOCOMPROMISED  WART DPT TERJADI DARI
REAKTIVASI VIRUS LATEN PADA KULIT
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS  INF PAPILLOMA DIHUB DG
KANKER PD SERVIX, VULVA, PENIS & REKTUM  TIDAK JELAS 
IMMUNOLOGIC DEFECTS, 30 % PASIEN KARENA SUN-EXPOSED SIDE
WART :
FILIFORM DG PENONJOLAN SPT JARI
FLAT TOPPED FLAT KRN TBH KEDLM AKIBAT PENEKANAN DR
LUAR (PLANTAR WART)
CAULIFLOWER LIKE PROTUBERANCE (GENITAL WART) 
TONJOLAN SPT BUNGA KOL
FLAT AREA OF DYSPLASIA ON THE SERVIX
VIRUS  TIDAK BISA DIKULTUR
TES SEROLOGI  TIDAK MEMBANTU & TIDAK
TERSEDIA
KADANG HILANG TANPA TERAPI
DENGAN AGEN KARYOLITIC  ASAM SALISILAT
CRYOTHERAPY  MRUSAK JARINGAN WART
FREEZING DG DRY ICE (SOLID NITROGEN) / DENGAN
CAIRAN NITROGEN
LESI INTRAEPITEL GENITAL (TU SERVIX) BISA MEMICU
KGANASAN  TH/ ELIMINASI : LASER TERAPI, LOOP
EXCISION, OPERASI
 19 TIPE HPV SEBABKAN Ca SERVIKS
 TERGANTUNG KEMAMPUAN VIRUS MSK KE
DALAM GENOM SEL HOSPES
 MERUPAKAN PENYEBAB KEMATIAN UTAMA
WANITA DI DUNIA
 VIRUS PADA WANITA MUDA  BERSIFAT
SEMENTARA
 PEROKOK
 HUB SEKS BEBAS (BERGANTI PASANGAN)
 WANITA YANG MELAHIRKAN > 5X  SETIAP
PROSES MELAHIRKAN,SEL SERVIKS
MENGALAMI PERUBAHAN
 KEHAMILAN PADA USIA MUDA SEL TIDAK
SIAP MENGALAMI PERUBAHAN, SHG MUDAH
DI TRIGER
 Human diseases caused by poxviruses include smallpox and three diseases
of animals—orf (sheep and goat pox), cowpox, and monkeypox—which
rarely affect humans.
 Despite its name, chickenpox is not caused by a poxvirus.
 Smallpox and cowpox have played important roles in the history of
microbiology, immunization, epidemiology, and medicine.
 Edward Jenner first demonstrated immunization using the relatively mild
cowpox virus to protect against smallpox. He was successful because the
antigens of cowpox virus are chemically similar to those of smallpox
virus, so that exposure to cowpox results in immunological memory an
subsequent resistance to both cowpox and smallpox.
 Smallpox was also the first human disease to be eradicated globally in
nature
 DISEASE CHICKENPOX SMALLPOX

CAUSATIVE ORGANISM(S) Human herpesvirus 3 Variola virus

(Varicella zooster virus)

MOST COMMON MODES DROPLET DROPLET CONTACT,

OF TRANSMISSION CONTACT,INHALATION OF INDIRECT CONTACT
AEROLISED LESION FLUID
VIRULENCE FACTORS ABILITY TO FUSE CELLS, ABILITY TO DAMPEN, AVOID
ABILITY TO REMAIN LATENT TO IMMUNE RESPONSE
IN GANGLIA
CULTURE/ DIAGNOSIS BASED LARGELY ON BASED LARGELY ON
CLINICAL APPEARANCE CLINICAL APPERANCE
PREVENTION LIVE ATTENUATED VACCINE LIVE VIRUS VACCINE
(VACCINIA VIRUS)
TREATMENT NONE IN UNCOMPLICATED -
CASES, ACYCLOVIR FOR
HIGH RISK
DISTINGUISHING FEATURE NO FEVER PRODOME, FEVER PRECEDES RASH,
LESIONS ARE SUPERFICIAL, LESIONS ARE DEEP & IN
IN CENTRIPETAL CENTRIFUGAL
DISTRIBUTION (MOVE IN DISTRIBUTION (MORE ON
CENTER OF BODY) EXTREMITES)
Epidermis
Fluid

Dermis
1 cm

1. Flat, reddenes lessions (Macule) 2. Macule, which become rised 3. The lessions feel with clear
Sores (Papule) fluid (Vesicle)

Pus

4. Vesicle, which then to progress 5. Pox pustule then dry to form 6. Because these lesions penetrate the
To pus-filled (Pustule/Pox/Pocks) Crust dermis, they may result in
characteristic scars, particularly on
the face
 Virion: struktur kompleks, panjang 400 nm, diameter 230 nm, permukaan
kasar, mengandung core dan lateral bodies
 Komposisi: DNA (3%), Protein (90%), Lipid (5%)
 Genom: DNA rantai ganda, Linier. Ukuran 130-375 kbp; ....
 Protein: mengandung lbh 100 polypeptida, bbrp enzim di core termasuk
sistem trnskripsi
 Envelope: ada
 Replikasi: sitoplasma
 Karakteristik lain: Virus berukuran besar dan kompleks, sangat tahan
terhadap inaktivasi, Virus mengkode protein yg membantu virus
menghindari sistem pertahanan tubuh hospes. Smallpox merupakan virus
pertama yang berhasil di eradikasi di dunia.
 Klasifikasi: atas 2 subfamili dan 8 genus
 Genus Virus Hospes Penyakit
utama
Orthopoxvirus Variola Manusia Smallpox (sudah punah)

Vaccinia Manusia Lesi lokal. Dipakai untuk vaksin Smallpox

Buffalopox Kerbau air Lesi lokal. Infeksi pada manusia jarang

Monkeypox Rodent, Monyet General diseases. Infeksi pada manusia jarang

Cowpox Sapi Lesi ulser lokal. Infeksi pada manusia jarang

Parapoxvirus Orf Kambing Lesi lokal. Infeksi pada manusia jarang

Pseudocowpox Sapi -

Bovine papular Sapi -

stomatitis
Molluscipoxvirus Molluscum Manusia Nodul kulit, benign
contagiosum
Yatapoxvirus Tanapox Monyet Lesi lokal. Infeksi pada manusia jarang

Yabapox Monyet Tumor kulit lokal. Infeksi pada manusia sangat

jarang dan biasanya insidental.
 Poxviruses are DNA viruses.
 They have adhesion molecules allowing them to
attach to a host cell’s cytoplasmic membrane, where
they trigger their own endocytosis.
 Unlike other DNA viruses, they carry genes for
transcription enzymes, which allow them to replicate
entirely in the cytoplasm of a cell.
 The viruses also code for proteins that interfere with
the actions of interferon, complement, and
inflammation.
 Human poxvirus (Orthopoxvirus), known commonly
as variola virus, attaches only to human cells.
 The poxviruses of cows (Vaccinia), sheep, goats,
and monkeys are less easily contracted by humans
because they do not attach as readily to human cells.
 Transmission of these poxviruses to humans requires
prolonged close contact with infected animals, as
Edward Jenner observed for milkmaids who
contracted cowpox
 Variola  menurut Brooks et al. Juga memiliki hospes
monyet
 Vaccinia  dapat infeksi kelinci (secara laboratorium: Pox
kelinci) dan mencit. Juga sapi dan kerbau air (India 
bufallopox)
 Dapat ditumbuhkan pada membran korioallantois telur
berembrio ayam berumur 10-12 hari; Atau cell lines primata
dan ayam
MASALAH 3000 TH YG LALU
ERADICASI  WIDESPREAD VACCINATION & STRICT
CONTROL  1967  ATTENUATED STRAIN VACCINIA
(EDWARD JENNER)
KASUS TERAKHIR  SOMALIA (1977)
GLOBAL ERADICATION :
TIDAK ADA KASUS SUBKLINIK
VIRUS DI ELIMINASI DARI TUBUH MANUSIA &
CARRIER
HOSPES HANYA MANUSIA DAN MONYET, TIDAK ADA
HEWAN RESERVOAR
TERSEDIA VAKSIN YANG EFEKTIF
STOK VIRUS DIMUSNAHKAN , KECUALI DI PUSAT
KERJASAMA WHO (ATLANTA & MOSCOW)
 Virus  membran mukosa saluran pernafasan atas :
1. Multiplikasi primer pada jaringan limfoid tempat masuk virus
2. Infeksi dan viremia pada sel RES
3. Fase sekunder  multiplikasi pada sel-sel tersebut
4. Viremia
5. Penyakit klinis : Lesi pada mulut (hari ke 6-9) dan saluran pernafasan
atas
 Masa inkubasi 10-14 hari
 Hari 1-5 : demam, malaise  exanthema (makula-Papula-Vesikel-
pustula)  Crust (2 minggu)  pink scar. Lesi tampak dengan fase
perkembangan yang sama di semua tempat (Berbeda dengan
chikenpox). Lesi kulit sering pada bagian wajah. Kasus berat 
hemorrhagic rash.
 CFR 5-40% (mild variola/variola minor). Pada yang divaksin Mortality
rate jarang (di bawah 1%).
 Spesimen : lesi kulit (cairan vesikel)
 Uji langsung dari spesimen : Pemeriksaan mikroskop elektron (Rapid
identification of virus particle)  membedakan langsung dengan
chikenpox (Herpesvirus). Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan
Orthopoxvirus (karena morfologi dan ukuran sama), tetapi dapat
membedakan dengan tanapoxvirus dan parapoxvirus.
 Isolasi virus dari cairan vesikel :
› Membran chorioalantois TET ayam
› Cell culture : Human & non human primate cells
 Deteksi antigen virus dari lesi kulit : uji Agar gel presipitasi (baik bila
tidak memiliki mikroskop elektron)
 PCR
 Diagnosa konfirmasi  Serologi : HI, Nt, ELISA, RIA,
immunofluorecence test
 Isolasi virus dari cairan vesikel : Membran chorioalantois TET ayam 
membedakan antara Vaccinia dan Variola:
› Vaccinia pox : hari ke 1-2  luas dengan necrotic centers; Variola pox
lebih kecil
› Cowpox & Monkeypox  lesi hemorrhagic
› Parapoxvirus, Molluscum contagiosum virus, dan Tanapoxvirus 
tidak tumbuh
 Isolasi virus pada kultur sel :
› Orthopoxvirus tumbuh baik
› Parapoxvirus dan Tanapoxvirus Tumbuh kurang subur
› Molluscum contagiosum virus  sampai saat ini belum pernah
berhasil tumbuhkan
 DD : Chickenpox (Varicella), acne, meningococcemia, sifilis sekunder,
drug rashes, penyakit yang sebabkan erupsi kulit
TUMOR EPIDERMIS JINAK KECIL, MERAH MUDA, SPT CAPLAK PD
WAJAH, LENGAN, PUNGGUNG & BOKONG, JARANG PD TELAPAK
TANGAN, KAKI & M MUKOSA HANYA PADA MANUSIA TU PD ANAK
GENUS  MOLLUSCIPOXVIRUS
TIDAK DITULARKAN PADA HEWAN
TIDAK TUMBUH PADA KULTUR JARINGAN TP SBBK INF ABORTIF PD
MANUSIA & PRIMATA
PENYEBARAN MELALUI KONTAK ( TKG CUKUR, PMAKAIAN HANDUK
BERSAMA, KOLAM RENANG), LESI GENITAL MELALUI HUB SEKSUAL
DENGAN MIKROSKOP ELEKTRON OVAL SPT BATU BATA, BERUKURAN
230X330 nm, SPT VACCINIA
AB TIDAK BEREAKSI SILANG DG VIRUS POX LAINNYA
MASA INKUBASI > 6 BLN  LESI BERUPA PAPULA BERPUSAT, GATAL 
AUTOINOKULASI  STLH 2 TH REGRESI
SPESIMEN  MATERIAL CASEOSA DARI LESI
 DISEASE WARTS MOLLUSCUM
CONTAGIOSUM

CAUSATIVE ORGANISM(S) Human papillomaviruses Molluscum contagiosum

viruses

MOST COMMON MODES OF DIRECT CONTACT, DIRECT CONTACT

TRANSMISSION AUTOINOCULATION, INCLUDING SEXUAL
INDIRECT CONTACT CONTACT,
AUTOINOCULATION,
VIRULENCE FACTORS - -

CULTURE/ DIAGNOSIS CLINICAL DIAGNOSIS, CLINICAL DIAGNOSIS,

HISTOLOGY, MICROSCOPY, HISTOLOGY, MICROSCOPY,
PCR PCR

PREVENTION AVOID CONTACT AVOID CONTACT

TREATMENT HOME TREATMENTS, USUALY NONE, ALTHOUGH
CRYOSURGERY (VIRUS NOT MECHANICAL REMOVAL CAN
ELIMINATED) BE PERFORMED (VIRUS NOT
ELIMINATED)
SPESIES PARAPOXVIRUS
PENY PD DOMBA & KAMBING (NYERI MULUT) DI
SELURUH DUNIA
PADA MANUSIA  KONTAK DENGAN HEWAN
TERINFEKSI (PENGGEMBALA DOMBA)  LESI PADA
JARI, TANGAN, LENGAN DEPAN, BS JG PD WAJAH &
LEHER
LESI BERUPA NODUL BESAR, AGAK NYERI, DAN
DIKELILINGI OLEH KULIT YANG MERADANG
PENYEMBUHAN  SETELAH BEBERAPA MINGGU