PENTAHAPAN RPJPK
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 20010-2014 2015 -2019 2020 -2024
PENGEMBAN
GAN SDM
KESEHATAN
YANG
BERKUALITA
S !!!
3
UU NO.36/2014 TTG TENAGA
KESEHATAN
Ketentuan
mengenai Perlu dibentuk
tenaga undang-undang
kesehatan tersendiri yang
masih mengatur
tersebar tenaga
dalam kesehatan
berbagai secara
peraturan komprehensif
PerUU
UU KESEHATAN
Pengelompokkan Nakes : 13 KELOMPOK NAKES
terdapat perubahan nomenklatur untuk perawat
gigi menjadi terapis gigi dan mulut, serta
perawat anestesi menjadi penata anestesi. Selain
itu juga masuknya tenaga kesehatan tradisional
yaitu tenaga kesehatan ramuan (ex:jamu) dan
tenaga kesehatan tradisional ketrampilan
(ex:akupuntur)
UU 36/2014 TTG NAKES
Pasal 8
Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas:
A.Tenaga Kesehatan; dan
B. Asisten Tenaga Kesehatan.
Pasal 9
(1)Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus memiliki
kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi minimum Tenaga Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 10
(1)Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b harus
memiliki kualifikasi minimum pendidikan menengah di bidang kesehatan.
(2)Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat bekerja
di bawah supervisi Tenaga Kesehatan.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai Asisten Tenaga Kesehatan diatur dengan Peraturan
Menteri.
Perizinan
Pasal 46
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan
praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin.
(2)Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk SIP.
(3)SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat
kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota
tempat Tenaga Kesehatan menjalankan
praktiknya
SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi administratif dapat berupa:
a.teguran lisan;
b.peringatan tertulis;
c.denda administratif; dan/atau
d.pencabutan izin.
SANKSI PIDANA
Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik
seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima)
tahun.
Pasal 84
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang
mengakibatkan Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
(2)Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan kematian, setiap Tenaga Kesehatan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja
menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
(2)Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan pelayanan kesehatan
tanpa memiliki STR Sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah
Pasal 86
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik
tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2)Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang
dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan
tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah
Arah Kebijakan Strategi Program
Program
NAKES
NAKES
Peningkatan distribusi tenaga yang
Penguatan perencanaan terintegrasi, mengikat dan lokal
spesifik.
Pengembangan jenis Nakes Peningkatan produksi SDM Kesehatan
yang bermutu
Penyesuaian kurikulum Penerapan mekanisme registrasi dan
lisensi tenaga dengan uji kompetensi
Pengembangan kapasitas SDM
pada seluruh nakes
Kesehatan
Peningkatan mutu pelatihan melalui
Kebijakan afirmasi akreditasi pelatihan
Pengendalian peserta pendidikan dan
Ikatan kerja hasil pendidikan
12
Fokus Penguatan SIK
Penggunaan Informasi
Meningkatkan kualitas Meningkatkan
dan kecepatan proses ketersediaan dan
kerja pelayanan kualitas data dan
kesehatan informasi
Optimalisasi
Penataan Data
Aliran Data dan
Transaksi di
Pengembangan
Fasyankes
Bank Data
Aspek Dasar:
Kebijakan/Regulasi, Sumber Daya,
Standarisasi, dll
UU 36/2009 ttg Kesehatan, PP No 46 Tahun
Pasal 168: 2014 ttg SIK
(1) Untuk
menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan
efisien diperlukan informasi
kesehatan.
(2) Informasi kesehatan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan
melalui sistem informasi
dan melalui lintas sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai sistem informasi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
14
Sistem Informasi SDM Kesehata
“ Serangkaian subsistem informasi
yang menyeluruh dan terkoordinasi
baik di pusat maupun di daerah
yang mampu menghasilkan
informasi terkini dan akurat guna
mendukung pengembangan dan
pemberdayaan SDMK”
KEBIJAKAN BERBASIS BUKTI
ISU STRATEGIS
PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Jumlah dan Jenis SDM Distribusi SDM Mutu SDM Kesehatan
Kesehatan Belum Sesuai2 Kesehatan Belum Belum Memadai
dengan Kebutuhan Merata
PENDAYAGUNAAN SDM PEMBINAAN DAN
PENGADAAN SDM KES
KESEHATAN PENGAWASAN
PENDIDIKAN
PENINGKATAN
SDMK PERENCANAAN &
MUTU SDMK
PELATIHAN PENDAYAGUNAAN SDM
SDMK KES
PELATIHAN
SDMK
KODE
erja
l
tu a
SDMK
Pek
TMT
Ker si
i
ja
Pos
Sekolah
Sekolah Program
Program studi
studi Tahun
Tahun lulus
lulus
Data Peningkatan Mutu SDMK
Tenaga
Kesahatan
Izin Registrasi
Surat
Tanda
Surat Izin Registrasi
Praktek (STR)
(SIP)
Jenis
Profesi