Anda di halaman 1dari 10

Sterilisasi

KELOMPOK 1
DEVINA WULANDARI
FITROTUL AZIZAH
NOVI SAFITRI WULANDARI
SITI AMINA
MUHLASIN
MUH YUNUS F
NUUR HIDAYAT
 Sterilisasi adalah
Sterilisai Secara Mekanik (filtrasi)

 Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan


yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim
dan antibiotik.
 Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau
tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka
sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya
dengan saringan. Dalam mikrobiologi, penyaringan secara fisik
paling banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus
misalntya filter berkefeld, filter chamberlan, dan filter seitz.
Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh
karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanaskan
dalam autoclave. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan
substansi yang peka tehadap panas seperti serum, enzim, toksin
kuman, ekstrak sel dan lain-lain.
 Menyaring cairan
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai filter
seperti saringan seitz, yang menggunakan saringan
asbestos sebagai alat penyaringannya.
 Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar
tidak tercemar oleh mikroba atau untuk menjaga
agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman
yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup
denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara
tetapi dapat menahan mikroorganisme.
Filter berkefeld
Filter camberland
Sterilisasi Secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.


1. Pemanasan
 Pemijaran (membakar alat pada api secara langsung) contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L dan lain-lain.
 Panas kering: sterilisasi kira-kira 160-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan
lain-lain.
 Uap air panas: konsep ini mirip mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
 Uap air panas bertekanan: menggunakan autoclave.
2. Penyinaran dengan UV
 Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior
Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
Sterilisaisi Secara Kimiawi

 Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa


desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya
dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.
Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun
merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Untuk
membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol,
tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
 Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan dari
tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan
bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif dan kepekaan kulit sangat
bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara
lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol, fenol,
hidrogen feroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin,
rosanalin, detergen, logam berat (hg, Ag, As, Zn), aldehida dan lain-
lain
 Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai