Anda di halaman 1dari 26

Pembimbing : dr. Diah, Sp.

B
Oleh :
Erlina Kusuma Dewi
 Nama : An. M.Faiz
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 1 tahun
 Alamat : Bangil
 Kebangsaan : Indonesia
 Agama : Islam
 MRS : 28 Desember 2012
 Tanggal Pemeriksaan : 28 Desember 2012
 Keluhan Utama
Tersiram air kolak pada sebagian dagu kiri,
dada kanan,kiri dan lengan sebelah kiri
 Tersiram air kolak pada sebagian
dagu,dada dan lengan jam 07.00 pagi
tadi sudah di bawa ke RS. Masyitoh
hanya dirawat luka setelah itu pasien
dibawa ke UGD RSUD.Bangil jam
21.00,pasien rewel dan terlihat lemah
 KU : CM
 Berat Badan : 10Kg
 Vital Sign
 Nadi : 100 x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37,8 oC
 Kepala leher : a/i/c/d:-/-/-/-
 Thorax : C : s1 s2 tunggal. M(-) G (-)
 P : ves/ves. Rh-/-, wh-/-
 Abdomen : Bising usus ( + ) normal
 Genitalia : dbn
 Ekstremitas : akral hangat
Pemeriksaan Laboratorium
 Hb 15,9

 Eritrosit 5,61

 Trombosit 511

 HCT 47,6

 Leukosit 10,5
 Pemeriksaan Radiologi
 1%

 2%
 9%
ANT POST

 Luas luka bakar : 9%+2%+1%+9%+2%= 23%


 Derajat Luka bakar : Grade II a.(dangkal)
 Luka bakar grade II 23% regio
thorak dan regio manus
 Antibiotik,

 Analgetik,

 terapi cairan moncrive


Rumus Pemberian Cairan &
Elektrolit

Anak-anak
- Resusitasi : 2ccxBB(kg)x%LB = a cc
- Kebutuhan faali :
<1th : BBx100cc
1-3th : BBx75cc = b cc
3-5th : BBx50cc

Kebutuhan Total =  resusitasi +  faali =a+b


Diberikan dalam keadaan tercampur
- Kristaloid: koloid =17:3
- 8 jam I = 1/2 (a+b)cc
- 16 jam II = 1/2 (a+b)cc
 Prognosis ad vitam :bonam
 Prognosis ad functionam : bonam
 Prognosis ad sanactionam: bonam
 Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan
atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
 Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak
awal (fase syok) sampai fase lanjut.
 Paparan api  Aliran listrik
 Flame  Zat kimia
 Benda panas  Radiasi
(kontak)
 Sunburn
 Scalds (air panas)
 Uap panas
 Gas panas
 Derajat I
 Kerusakan terbatas
pada bagian
epidermis
 Kulit kering, eritema
 Nyeri
 Tidak ada bula
 Derajat II
 Meliputi epidermis
dan sebagian dermis
 Terdapat proses
eksudasi
 Ada bula
 Dasar luka berwarna
merah/pucat
 Nyeri
 Derajat III
 Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih
dalam
 Tidak ada bula
 Kulit berwarna abu-
abu dan pucat
 Kering
 Terdapat eskar
 Tidak nyeri
Beberapa metode untuk menentukan luas luka
bakar:
 Estimasi menggunakan luas permukaan
palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh.
• Luka bakar berat (major burn)
– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10
tahun atau di atas usia 50 tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
– Pasien-pasien dengan resiko tinggi
• Luka bakar sedang (moderate burn)
– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
• PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
permeabilitas↑  sel darah rusak  anemia
• Permeabilitas↑  edema  bula yang
mengandung banyak elektrolit  volume
cairan intravaskuler ↓
• Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan ↓
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat II, dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat III.
TERAPI

1. Hentikan dan hindarkan kontak langsung


dengan penyebab luka bakar
2. Nilai KU penderita  Obstruksi airway, nadi,
tensi dan kesadaran (ABC)
- Obstruksi airway  Bebaskan airway
(intubasi, trakeostomi)
- Shock  segera infus (grojog), tanpa
memperhitungkan luas luka bakar dan
kebutuhan cairan (RL)
- Tidak shock  segera infus
sesuai perhitungan kebutuhan cairan
3. Perawatan luka
- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
- Bula besar ( > 3 cm )  bulektomi (dipecah)
- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka :
Silver Sulfadiazine (SSD) contoh : Silvaden,
Burnazine, Dermazine dll
- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis
spektrum luas
Fase akut lanjutan

- Antibotik tidak diberikan bila penderita


datang < 6 jam dari kejadian
- Analgetika
- ATS / Toxoid
- Antasida
- Pasang catheter  pantau prod urin
- NGT(Nasogastric Tube)  hindari ileus
paralitik
• Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung:
– Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
– Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
– Letak daerah yang terbakar
– Usia dan keadaan kesehatan penderita
– Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta
parut hipertrofik dan kontraktur.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai